youngster.id - Pendapatan dari industri mobile games di Indonesia pada 2020 diprediksi Statista dapat mencapai US$672 juta. Seiring dengan itu, jumlah mobile gamer juga diperkirakan akan naik 9% menjadi 47,9 juta orang. Tentu potensi segmen ini menarik perhatian para pemain di industri telekomunikasi, termasuk Telkom.
Pada pertengahan 2019, perusahaan telekomunikasi itu mulai mendukung game developer melalui inkubator startup mereka, Indigo.
“Kami percaya, game akan memberikan kontribusi besar untuk pendapatan bisnis digital kami pada tahun ini, melewati kontribusi konten video. Lebih dari 50% pengguna ponsel memainkan game setiap harinya, jadi kami ingin mencoba untuk menjadi game developer dan mendorong pertumbuhan pendapatan dari game,” ungkap Faizal Djoemadi Digital Business Director Telkom Indonesia yang dikutip dalam wawancara dengan KrAsia, baru-baru ini.
Segmen mobile game memang sudah menjadi segmen dengan kontribusi terbesar dalam industri game Indonesia. Meskipun begitu, ke depan, industri mobile game masih memiliki potensi untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kemunculan game-game mobile populer seperti Pokemon Go, PUBG Mobile, dan Fortnite. Karena itu, tidak heran jika Telkom juga tertarik untuk masuk ke industri ini.
Senior Vice President of Media and Digital Business, Telkom Indonesia, Joddy Hernandy mengatakan, sebagai perusahaan telekomunikasi Telkom merupakan aggregator untuk game dan aplikasi OTT.
“Kami melihat pertumbuhan pesat di industri game, khususnya mobile game. Berdasarkan total pendapatan, Indonesia adalah pasar gaming terbesar ke-16 di dunia dan pasar terbesar di Asia Tenggara. Namun, kurang dari 1% dari total developer di dunia berasal dari Indonesia. Karena itu, kami mau membuat game developer sendiri melalui inkubator kami,” katanya menegaskan.
Menurut dia, saat ini sudah ada 10 tim developer dari Indonesia yang ikut serta dalam gelombang pertama inkubasi game di Indigo. “Setidaknya ada 7 mobile game dan 3 game PC yang telah diproduksi melalui inkubator ini,” ujarnya.
Joddy juga mengungkapkan, Telkom telah bekerja sama dengan setidaknya 60 developer, termasuk developer dari Korea Selatan dan Tiongkok. Melalui kerja sama ini, mereka menjadi aggregator dari game-game buatan rekan developer mereka. Itu artinya, ketika pemain game melakukan in-game purchase menggunakan pulsa, maka Telkom akan mendapatkan untung.
“Bersama Telkomsel, kami akan merilis game bernama Arena Master 2 pada tahun depan. Kami telah membeli lisensi game tersebut, dan kami akan bertanggung jawab atas promosi serta sales. Margin dari game ini lebih besar dari sekadar menjadi aggregator,” ungkapnya.
Di sisi lain, dia menegaskan, Telkom akan berusaha untuk developer, yang memberikan keuntungan lebih besar daripada sekadar menjadi aggregator atau co-publisher. “Kami juga membuat layanan streaming game, Gameqoo, di cloud. Di sini, Anda bisa menemukan game-game yang dibuat oleh 60 rekan developer kami,” kata Joddy.
STEVY WIDIA
Discussion about this post