Tenaga Kerja Digital Diprediksi Sumbang PDB Rp 4,2 T pada 2030

Peluncuran Grow With Google. (Foto: istimewa)

youngster.id - Tenaga kerja digital Indonesia berpotensi menyumbang US$ 312 miliar (sekitar Rp 4,2 triliun) terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2030. Demikian hasil riset dari Google Indonesia. Perusahaan teknologi ini pun ingin mengembangkan tenaga kerja digital di Tanah Air bisa mewujudkan potensi tersebut.

“Kami yakin Indonesia bisa mewujudkan potensi (Rp 4,2 triliun) itu dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja kita,” ujar Randy Jusuf Managing Director Google Indonesia dalam keterangannya, Rabu (19/2/2020) di Jakarta.

Sebagai informasi, saat ini keterampilan digital Indonesia menyumbang Rp 908 triliun bagi perekonomian Indonesia atau sekitar 6% dari total PDB.

Randy mengatakan, strategi perusahaan dalam mendorong tenaga kerja digital Indonesia yakni melalui inisiasi Grow with Google yaitu mengembangkan keterampilan, karir, dan peluang bisnis lewat sejumlah kegiatan dan program.

Pertama, organisasi filantropi Google yakni Google.org mendonasikan US$ 1 juta atau (Rp 13,7 miliar) ke organisasi edukasi nonprofit Bebras Indonesia untuk membantu pelaksanaan pelatihan keahlian berpikir komputasional bagi 22 ribu guru di 22 kota kecil dan besar.

Inisiasi yang dinamakan ‘Gerakan Pandai’ ini bakal dijalankan selama dua tahun untuk membantu 2 juta murid berpikir secara kritis dan memecahkan masalah sulit tanpa lewat menghafal. Randy mengatakan, kemitraan yang yang mendalam antara pemerintah, kalangan industri, bisnis besar, wiraswasta serta para pendidik maupun organisasi nonprofit dapat menjadikan edukasi dan keterampilan sebagai titik pusat masa depan Indonesia.

Selanjutnya, Google juga memiliki program pelatihan Bangkit yang berfokus pada machine learning dan soft skill bersama Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja bagi startup dan perusahaan teknologi yang ada di Indonesia. Lalu, ada pula program Gapura Digital yang bertujuan untuk membantu pemilik usaha kecil dalam mengembangkan keterampilan bisnis secara online.

Kemudian, Women Will yang berfokus dalam menciptakan kesempatan ekonomi bagi perempuan lewat pemanfaatan teknologi serta memperluas koneksi dengan sesama wirausahawan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan.

“Kami yakin, inisiasi perubahan sistemis jangka panjang seperti ini bisa mengatasi kekurangan tenaga terampil digital,” ujar Randy.

Riset AlphaBeta juga mencatat, apabila pemerintah, kalangan bisnis, dan masyarakat mampu bekerja sama meningkatkan kualitas edukasi dan keterampilan digital pada 2030 maka bisa menyumbangkan sekitar 16% dari proyeksi PDB nasional.

STEVY WIDIA

Exit mobile version