Tim Indonesia Jadi Pemenang Climate Hack 2021

Climate Hack 2021, Not Samsan Tech. (Foto:istimewa/youngster.id)

youngster.id - Climate Hack 2021 adalah kompetisi hackathon virtual yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk berinovasi demi perubahan iklim. Program perdana ini digelar oleh Singapore International Foundation (SIF) bekerja sama dengan perusahaan sosial Code For Asia (CFA). Tim Not Samsan Tech dari Indonesia menjadi juara pertama di ajang yang diikuti 46 prototipe digital dari tim di seluruh Asia.

Jean Tan, SIF’s Executive Director mengatakan, pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi global teknologi digital, dimana orang-orang mencari jalan di tengah penutupan pembatasan dan kondisi yang mengharuskan mereka untuk menjaga jarak aman agar tetap terhubung. Pada saat yang sama, perubahan iklim – serupa dengan pengendalian penyakit menular seperti COVID-19 dan masalah lain yang menyebar lintas batas dengan konsekuensi global – hanya dapat ditangani secara efektif melalui kerja sama internasional.

“Kami menyelenggarakan Climate Hack 2021 yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk bekerja sama dalam mengatasi iklim. Ini juga menandai langkah pertama SIF ke dalam e-volunteering saat kami menavigasi new normal dalam kerjasama internasional untuk pembangunan,” kata Jean dalam keterangan pers, Kamis (27/5/2021).

Kegaitan ini digelar Maret hingga Mei 2021 dan diikuti 500 peserta dari 16 negara di Asia. Mereka mempelajari keterampilan digital, seperti pemikiran desain, UX / UI dan coding, bertukar pikiran, dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan ketahanan iklim. Diskusi panel tentang tantangan iklim saat ini dan potensi teknologi dipisahkan menjadi serangkaian workshop peningkatan kapasitas interaktif – yang disebut Skills Lab – dipimpin oleh sukarelawan Singapura dan internasional dari sektor digital.

Kemudian dari 46 purwarupa digital terpilih 9 tim dari lima negara. Mereka mempresentasikan ide, solusi, dan prototipe mereka – yang mencakup bidang-bidang seperti keanekaragaman hayati, energi, ketahanan pangan, limbah, dan kehidupan berkelanjutan dalam Demo Day.

Tim Not Samsan yang menjadi juara pertama membuat e-CO2mmurz, ekstensi browser yang menginformasikan pengguna tentang konsumsi karbon dioksida saat berbelanja di platform e-commerce.

“Kami bangga menjadi salah satu pemenang Climate Hack 2021. Program ini benar-benar memberikan pengalaman yang berharga bagi tim kami. Peralatan digital serta bimbingan pelatih dan mentor memungkinkan kami untuk melihat kebutuhan yang ingin kami penuhi dalam sudut pandang yang baru dan berbeda,” kata Dharmawan Santosa wakil dari Not Samsan Tech.

Kemudian, juara kedua diberikan pada MarhaEnergy Team dari Malaysia untuk MarhaEnergy, platform yang berisi komunitas pengumpul sumber daya energi surya.

Juara ketiga juga dari Malaysia yaitu tim WasteBuster untuk Raccoonia, aplikasi seluler yang mendorong dan membantu pengguna untuk mendaur ulang dan mengelola sampah melalui berbagi sumber daya dan pengembangan komunitas. Tim ini juga mendapaktan suara terbanyak dari komunitas online.

Tim Indonesia yang mendapat perhatian khusus juri adalah Gold Digger dengan Agrow, aplikasi seluler yang memprediksi permintaan dan harga tanaman.

“Kami telah memperoleh keterampilan dan wawasan digital yang tak ternilai melalui workshop dan bimbingan dari mentor kami. Kami juga senang mendengar dari tim lain tentang bagaimana mereka menangani berbagai masalah lingkungan di berbagai negara. Hal tersebut memberi kami perspektif baru,” kata Muhammad Dzaki Razaan Faza dari Gold Digger.

Program perdana yang diadakan oleh Singapore International Foundation (SIF) ini bekerja sama dengan perusahaan sosial Code For Asia (CFA).

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version