youngster.id - Masih banyaknya tindak pidana yang terjadi terhadap kelautan dan kehutanan Indonesia memotivasi 18 mahasiswa dari Fakultas Hukum (FH) Universitas Pelita Harapan (UPH) mengikuti kompetisi berskala nasional ‘Piala Konservasi 2019’, 22-25 Maret 2019 di Universitas Negeri Semarang.
Upaya ini membuahkan hasil dan berhasil membawa mereka meraih Juara 3 dari 11 Universitas yang ikut serta. Kompetisi Moot Court Competition ini mengambil topik mengenai Tindak Pidana Kelautan dan Kehutanan.
“Terkait pengaturan hukumnya sendiri terkait pencemaran lingkungan di Indonesia, menurut kami masih minim. Terutama pada ruang lingkup tindak pidana karena sebagian besar kasus pencemaran lingkungan di indonesia hanya sampai ruang lingkup perdata saja, yaitu masalah ganti kerugian, sehingga sangat diperlukan pengaturan tambahan yang mengatur mengenai pencemaran limbah tersebut. Ini yang kami sadari dan harapannya keikutsertaan kami dalam kompetisi menjadi salah satu bentuk nyata kepeduliaan kami terhadap kekayaan alam Indonesia,” ungkap Marchell Mico Pakel mewakili tim FH UPH yang dilansir Humas UPH, Rabu (24/4/2019).
Marchell menjelaskan bahwa kompetisi ini merupakan ajang 2 tahunan yang secara garis besar membahas seputar pencemaran lingkungan seperti pencemaran air laut, pencemaran akibat limbah pabrik, dan sebagainya. Tahun ini ‘Piala Konservasi’diikuti beragam universitas seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Hang Tuah Surabaya, Universitas Trisakti, Universitas Islam Nusantara, dan lainnya.
Bagi tim FH ini, menjadi peserta dalam kompetisi memberikan banyak pengalaman positif dalam mengasah analisa kasus-kasus, memberikan pengetahuan hukum yang belum pernah diajarkan dalam kelas dan meningkatkan rasa kerja sama dalam tim.
“Mengikuti kompetisi khususnya dalam fakultas hukum sangat penting karena kita dapat mengasah cara berpikir dan analisa kita sebagai calon praktisi hukum. Kita pun dapat menerapkan apa yang kita pelajari di kelas dan menerapkannya dalam pembahasan kasus. Karena sebagai mahasiswa hukum, kita dituntut untuk menganalisis bukan hanya menghafal saja.” ujar Marcel Joshua.
Marcel dan tim bersyukur dapat membanggakan FH UPH. Ditambah karena FH UPH melalui dosen, peran fakultas, juga mahasiswa senior yang mau andil dalam mendukung saat persiapan. Bagaimana para dosen mau membagikan pendapat hukum terkait kasus, fakultas dengan menyediakan sarana, prasarana, dan sumber referensi sebagai penunjang pengetahuan, serta mahasiswa senior yang menyemangati tim untuk terus memberikan yang terbaik apapun hasilnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post