Tingkat Kepercayaan Konsumen Akan Layanan Digital Masih Rendah

Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia (paling kiri) pada pemaparan Microsoft Studi IDC Rabu (26/6/2019) di Shangri-La Jakarta. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Berfokus pada kebutuhan yang kuat untuk membangun kepercayaan di kawasan ini, Studi dari Microsoft dan IDC Asia Pasifik, Understanding Consumer Trust in Digital Services in Asia Pacific mengungkapkan bahwa kurang dari setengah (44%) konsumen di Indonesia percaya bahwa data pribadi mereka akan dikelola dengan baik oleh organisasi layanan digital. 

Ekosistem ekonomi digital bertumbuh pesat di Indonesia. Ini ditandai dengan kemunculan perusahaan rintisan atau startup yang mencapai 2.079 startup e-commerce dan penyedia layanan digital lain yang terus menawarkan inovasi produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang mulai bertransaksi secara digital. 

Pada saat yang sama, konsumen juga menjadi lebih sadar akan risiko keamanan siber dan risiko terhadap privasi data pribadi mereka, tidak hanya dari pelaku kejahatan siber tetapi juga dari organisasi yang memegang data pribadi mereka. 

Hasil Microsoft Studi IDC mendapati, masih ada kesenjangan kepercayaan yang cukup besar yang perlu diatasi. Sebagian besar konsumen belum mempercayai organisasi dalam mengelola data mereka.

“Sebagian besar konsumen belum mempercayai organisasi dalam mengelola data mereka. Untuk litu, kami mendorong para pemimpin bisnis untuk lebih memahami faktor-faktor pendorong kepercayaan konsumen dan fokus pada bagaimana membangun kepercayaan dan menjadikannya faktor tersebut sebagai keunggulan kompetitif utama Iayanan digital mereka,” kata Haris menambahkan,” kata Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia pada acara workshop Microsoft Studi IDC Rabu (26/6/2019) di Shangri-La Jakarta.

Menurut dia, meski konsumen semakin bergantung pada layanan digital, masih ada kesenjangan kepercayaan yang cukup besar yang perlu diatasi.

“Untuk membangun kerangka kerja terpercaya dalam pengembangan dan penggunaan teknologi secara umum, termasuk Al, pertama-tama kita harus mempertimbangkan dampaknya terhadap individu, bisnis, dan masyarakat. Ini akan membutuhkan pembicaraan lebih lanjut yang melibatkan pemangku kepentingan yang tepat, termasuk pemerintah dan perusahaan teknologi. Dialog-dialog ini perlu didukung oleh tindakan-tindakan lain termasuk membangun kemitraan yang lebih dekat dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan yang lebih besar. lni semua adalah langkah-langkah penting yang akan memungkinkan kita bersama-sama membangun fondasi kepercayaan yang seimbang dan menyeluruh bagi seluruh industri,” kata Haris. 

Dalam survey yang dilakukan pada 457 konsumen di Indonesia, diteliti tentang lima elemen kepercayaan yaitu privacy, security, reliability, ethics, dan compliance-compliance saat menggunakan layanan digital. 

Studi ini mengungkapkan bahwa konsumen merasa bahwa kelima elemen kepercayaan hampir sama pentingnya bagi mereka. Namun secara khusus, Keamanan (87%), Privasi (86%), dan Etika (85%) muncul sebagai tiga elemen paling penting. Konsumen juga memiliki harapan kepercayaan tertinggi terhadap lembaga jasa keuangan, diikuti oleh Iembaga pendidikan dan organisasi Iayanan kesehatan. 

“Kepercayaan menjadi faktor yang sangat penting bagi organisasi agar berhasil di dunia digital saat ini karena konsumen akan lebih memilih untuk bertransaksi dengan organisasi yang memiliki platform digital yang terpercaya. Ketika persaingan antara layanan digital menjadi lebih intens dan global, advokasi dari mulut ke mulut dapat menjadi pembeda yang kuat bagi organisasi dan peluang bagi sebuah perusahaan untuk lebih merangkul pelanggannya,” papar Meivira Munindra, Head of Operations, IDC Indonesia.

Sementara, Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia menuturkan bahwa investasi untuk memastikan keamanan, kepercayaan dan transparansi merupakan hal yang esensial. 

“Sejauh ini, kami memahami bahwa semakin besar kami tumbuh, semakin besar pula tanggung jawab kami dalam menempatkan kerangka kerja dan parameter yang tepat terkait keselamatan perjalanan bagi mitra pengemudi, penumpang maupun orang-orang terkasih mereka. Meskipun Grab bertumbuh, keamanan tetap menjadi prioritas utama kami dan kami berkomitmen untuk menggandakan investasi kami dalam segi keselamatan kedepan,” ungkap Ridzki.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version