youngster.id - Guna meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia melalui kegiatan alih pengetahuan dan teknologi yang menyasar pengajar maupun para siswanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalin kerja sama dengan Huawei.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Huawei Indonesia yang telah dan senantiasa memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Kami berharap kerja sama, terutama dalam pelatihan untuk para guru SMK ini, akan terwujud nyata. Ini menjadi investasi besar bagi masa depan karena kita tidak hanya melatih peserta didik tetapi juga meningkatkan kompetensi para pendidik sebagai pilar penting dalam bonus demografi untuk sungguh-sungguh mengimplementasikan konsep link and match,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, dalam keterangan pers, Senin (22/11/2021).
Dalam kesepakatan kerja sama ini keduanya akan berkolaborasi menggelar program-program alih pengetahuan serta pemanfaatan fasilitas dan teknologi bagi sekolah menengah kejuruan dan politeknik.
Kemitraan ini memperkuat kerja sama sebelumnya yang telah dilaksanakan sejak 2019 dengan jumlah 502 penerima manfaat. Hingga akhir tahun ini, program juga meliputi pelatihan training of trainers (ToTs) di bidang perangkat wireless dan microwave, dengan menyasar 140 guru SMK untuk menjangkau 8.400 peserta didik di masa depan dan memastikan kesinambungan alih pengetahuan. Di samping menyasar para pengajar, program juga menargetkan para pelajar dalam pelatihan di bidang Kecerdasan Artifisial (AI), Internet of Things (IoT), dan Big Data.
“Pendidikan vokasi memegang peran krusial dalam menyetak talenta-talenta di bidang TIK yang dibutuhkan oleh dunia industri. Kebutuhan tersebut bahkan makin meningkat seiring dengan percepatan transformasi digital yang terjadi di Indonesia, sementara masih terdapat tantangan berupa kesenjangan antara kebutuhan industri dengan kuantitas serta kualitas SDM TIK yang tersedia. Kerja sama ini adalah wujud dari komitmen jangka panjang Huawei sejak pertama kali beroperasi di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu, guna memperkuat kompetensi SDM TIK Indonesia,” ujar Vice President and Business Environment Subsidiary Board Director Huawei Indonesia Ken Qi.
Ken bertekad untuk mampu mencetak lebih dari 100.000 SDM yang cakap TIK selama kurun waktu 5 tahun. Guna merealisasikan misi tersebut, Huawei terus membangun kerja sama sinergis dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, dunia pendidikan, industri, dan komunitas.
Melalui kerja sama ini, Huawei Indonesia juga membuka kesempatan bagi politeknik-politeknik untuk mengikuti program Huawei ICT Academy, serta menyediakan program sertifikasi kompetensi bagi para pengajar dan siswa untuk meningkatkan kualitas dan daya saing.
STEVY WIDIA