youngster.id - Edutech Cakap berkolaborasi bersama Amazon Web Services (AWS) melanjutkan komitmennya dalam pengembangan talenta digital Indonesia dengan menghadirkan program keberlanjutan CendekiAwan bagi peserta terpilih dari Studi Independen.
Cecilia Ong, Chief Operating Officer Cakap menjelaskan, program CendekiAwan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris dan kemampuan komputasi awan yang menjadi bagian dalam pelatihan, mendapat pengalaman kerja di bidang teknologi, upaya mempersiapkan peserta dalam menghadapi dunia kerja.
Menurutnya, melalui kolaborasi ini peserta tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang kuat, tetapi juga kemampuan komunikasi yang mumpuni dalam lingkungan kerja global.
“Harapannya, melalui program AWS CendekiAwan ini, para peserta bisa lebih siap masuk dunia kerja tanpa harus mengalami kebingungan yang melarut. Konsep language for specific purpose juga penting, karena keterampilan berbahasa yang sesuai konteks peran di dunia kerja itu benar-benar dibutuhkan,” ujar Cecilia, Jum’at (2/5/2025).
Internship yang merupakan bagian dari CendekiAwan Program ini sudah berlangsung selama 3 bulan. Program ini merupakan inisiatif lanjutan yang dirancang khusus untuk lulusan MISB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) yang telah menunjukkan potensi dan dedikasi di bidang teknologi.
Dalam tahap seleksi, sebanyak 33 peserta dari lulusan program mengikuti proses penyaringan yang ketat. Setelah melalui serangkaian tes, terpilih 18 peserta terbaik yang berhak mengikuti kelanjutan CendekiAwan Program.
Yashinta Bahana, Head of Training & Certification AWS Indonesia mengatakan, melalui program CendekiAwan dalam bagian inisiatif Kampus Merdeka (MSIB), AWS berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan talenta digital Indonesia dengan keterampilan cloud.
“Dengan menyediakan pelatihan komprehensif melalui AWS Skill Builder dan berkolaborasi dengan mitra kami, Cakap, kami bangga dapat mendukung Indonesia dalam mewujudkan bangsa yang siap menghadapi masa depan yang relevan di era ekonomi digital,” ujar Yashinta.
Dengan dukungan pelatihan, pengalaman kerja langsung, serta penguatan soft skill, diharapkan program ini dapat terus berlanjut dan memberikan kontribusi positif dalam memperkecil gap antara kebutuhan industri dan kesiapan SDM Indonesia di bidang teknologi.
HENNI S.