youngster.id - Penggunaan aplikasi finansial pembayaran diprediksi akan terus meningkat meski pandemi corona berakhir. Berdasarkan riset iPrice dan App Annie, penggunaan aplikasi finansial di Indonesia meningkat dari 1,67 miliar pada Juni 2019 menjadi 2.83 miliar. Sebelumnya dilaporkan aplikasi GoPay besutan Gojek dan OVO melonjak 70% secara tahunan (year on year/yoy) per Juni lalu.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro pun optimistis, transaksi di platform fintech pembayaran akan terus meningkat. Apalagi adanya Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat untuk bertransaksi secara digital. “Seiring dengan meningkatnya penggunaan, peluang bagi fintech pembayaran untuk konsolidasi pun semakin terbuka. Bakal semakin digemari masyarakat,” kata Edy baru-baru ini.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa penggunaan uang elektronik (e-money) meningkat 79,3% yoy per akhir 2019. Nilai transaksinya juga melonjak dari Rp 47 triliun pada 2018 menjadi Rp 145 triliun tahun lalu. Sementara riset dari Ipsos, 47% dari total 1.000 responden memiliki tiga atau lebih dompet digital (e-wallet) di ponsel pintar (smartphone). Lalu, 28% menggunakan dua aplikasi dan 21% hanya memiliki satu e-wallet di ponsel.
Saat ini, GoPay dan OVO masih memimpin pasar di Tanah Air. Berdasarkan riset iPrice dan App Annie, 60% responden menjadikan GoPay sebagai pilihan utama. Fintech di bawah naugan Gojek ini pun memiliki 54% pengguna organik, yang akan menggunakan layanan meski tidak ada promosi atau diskon. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh OVO, lalu disusul oleh DANA. Fintech BUMN LinkAja bertahan di posisi keempat. Selanjutnya secara berturut adalah Go Mobile by CIMB, i.Saku, Jakone Mobile Bank DKI, DOKU, Sakuku dan Paytren.
STEVY WIDIA
Discussion about this post