youngster.id - Transsion, perusahaan induk dari merek Itel, Infinix, dan Tecno, berhasil menjadi pemimpin pasar smartphone di Indonesia pada 2024. Capaian ini terungkap lewat laporan tahunan International Data Corporation (IDC).
Vanessa Aurelia, analis dari IDC Indonesia, menyatakan bahwa pemulihan pasar masih terhambat oleh tekanan eksternal. Menurutnya, konsumen cenderung tetap berhati-hati dalam melakukan pembelian, yang dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi ekonomi global serta situasi politik dalam negeri.
“Meskipun pasar mengalami pemulihan pada tahun 2024 setelah bertahun-tahun mengalami penurunan, pasar masih belum sepenuhnya pulih. Konsumen terus merasa cemas di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global. Pertumbuhan terus berasal dari kekuatan sisi penawaran, sementara permintaan secara umum masih lesu. Pertumbuhan diperkirakan berada di angka satu digit lebih rendah untuk tahun 2025,” kata Vanessa, seperti dilansir Goodstats, Kamis (24/4/2025).
Pertumbuhan Transsion terbilang impresif. Sepanjang tahun 2024, perusahaan ini menguasai 18,3% pangsa pasar, naik signifikan dari 13,1% pada tahun sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan Transsion mencapai 61,7%, menjadi yang paling pesat di antara lima besar merek ponsel di Indonesia.
Kesuksesan Transsion tak lepas dari strategi mereka dalam menyasar segmen ultra low-end, yakni ponsel dengan harga di bawah US$100 atau sekitar Rp1,6 juta. Segmen ini terbukti menjadi tulang punggung pertumbuhan pasar smartphone di Indonesia sepanjang tahun lalu, terutama di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.
Di kuartal keempat 2024, Transsion kembali menunjukkan dominasinya dengan meraih 19,8% pangsa pasar, meningkat dari 17,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Mereka juga mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 27,1% pada kuartal ini, tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan pesaing lainnya.
Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia tumbuh sebesar 15,5% sepanjang 2024 dan mencapai angka hampir 40 juta unit. Pada kuartal keempat saja, pertumbuhannya mencapai 9,6% secara tahunan, meskipun secara kuartalan cenderung stagnan akibat perlambatan permintaan menjelang akhir tahun. (*AMBS)
Discussion about this post