Tren Bisnis Ramadan 2019, Terjadi Peningkatan Transaksi

Head of Content Moka Himan Desfakhrian, Destry Anna Sari Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia, Data Analyst Moka Hutami Nadya, Co-Founder The Fit Company, Co-Founder Kibo Cheese Vicky Kurniawan . (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Moka, ​startup​ penyedia layanan sistem kasir digit merilis ​data-driven insight menarik yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM sebagai bahan evaluasi strategi bisnis Ramadan tahun ini dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu.  

Selama Ramadan, industri ritel, F&B dan servis mengalami peningkatan transaksi yang signifikan, terutama pada minggu-minggu akhir di bulan Ramadan. Komoditi seperti pakaian dan aksesoris mengalami peningkatan volume pendapatan sebanyak 38,8%. Sementara jumlah transaksi tiap outletnya pun naik hingga 68,1%.

Hutami Nadya, Data Analyst Moka, menjelaskan poin-poin menarik yang dapat menjadi acuan bagi pelaku UKM untuk mengevaluasi bisnisnya selama Ramadan.

“Dapat disimpulkan puncak penurunan transaksi akan terjadi di minggu Idulfitri, namun penjualan akan kembali naik pada minggu pertama setelah Idulfitri,” jelas Hutami dalam  diskusi bertajuk A Cup of Moka (ACOM) 2019, Selasa (21/5/2019) di Kolega kawasan Mega Kuningan Jakarta

Menurut Hutami, langkah yang bisa diambil oleh para pelaku UKM setelah melihat tren aktivitas ini adalah dengan memperpanjang periode diskon hingga minggu pertama setelah Ramadan, menawarkan produk baru, menjual stok lama dengan promo paketan, serta meningkatkan program loyalitas dengan menawarkan ​reward khusus setelah bulan Ramadan.

Salah satu produk pakaian yang paling laku terjual saat bulan Ramadan tahun 2018 adalah hijab, dengan preferensi hijab berbahan ​voile polos dan syal bermotif serta hijab dengan warna lembut seperti merah muda, persik dan biru. Berbeda dengan tahun lalu dengan hijab berbahan ​voile polos yang banyak digemari, data menunjukkan bahwa hijab ​voile bermotif mulai mendominasi pasar di Ramadan 2019.

Untuk bisnis F&B, tren penjualan di tahun 2018 lebih kurang serupa dengan tahun 2019. Pada minggu pertama Ramadan, bisnis F&B sedikit melemah dibandingkan minggu sebelumnya dengan penurunan jumlah transaksi antara 20%-30% tiap outlet. Penjualan di bisnis F&B kembali meningkat di minggu kedua Ramadan dan diperkirakan akan terus meningkat sampai minggu terakhir Ramadan, yaitu 15%-25% lebih tinggi dibandingkan dari minggu kedua Ramadan.

​ Namun begitu, terlepas dari angka pertumbuhan bisnis yang positif, terdapat penurunan penjualan di berbagai industri satu minggu setelah Hari Raya. Adapun penurunan yang terjadi sejumlah 42,5% pada ​merchant kuliner, 67,75% pada merchant ritel, dan 70% pada ​merchant servis. Diperlukan strategi khusus bagi para pelaku UKM agar tetap dapat meningkatkan performa bisnisnya bahkan sampai Ramadan usai.

Sementara itu Ibu Destry Anna Sari, ​Asisten ​Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia mengatakan kegiatan diskusi seperti ACOM spesial Ramadan ini bermanfaat untuk meningkatkan aktifitas ekonomi di kalangan UKM Indonesia.

“Dengan mengetahui tren yang berlangsung dan memanfaatkan momentum, kami berharap para pelaku usaha dapat tetap produktif untuk meningkatkan produksi dan penjualan bisnis,” ujarnya.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version