youngster.id - Industri e-commerce di Indonesia kini mengalami perubahan tren menuju mobile social commerce. Perubahan itu terkait dengan tingginya penetrasi penggunaan perangkat mobile dan sosial media.
Hal itu diungkapkan CEO Shopee, Chris Feng dalam diskusi di konferensi Tech In Asia Jakarta 2016.
Situasi ini sejalan dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Teknologi Singapura pada 2015, yang menemukan adanya pertumbuhan aktivitas berbelanja online menggunakan perangkat mobile sebesar 164 % dari tahun sebelumnya. Tak hanya itu, Singpost juga menjelaskan bahwa pada 2014, 27 % transaksi online masyarakat Indonesia dilakukan melalui sosial media.
Menurut Chris, pihaknya menempatkan kedua unsur tersebut sebagai inti dari bisnis perusahaan, yang mendukung tercapainya total nilai transaksi yang signifikan sebesar US$ 1,8 Miliar khusus di kawasan ini. Saat ini, lanjut dia, Indonesia telah menjadi salah satu pasar terbesarnya.
“Kontribusi konsumen Indonesia mencapai 40 % dari keseluruhan bisnis perusahaan serta unduhan aplikasi mencapai 7 juta kali. Pencapaian ini merupakan refleksi kesiapan masyarakat Indonesia untuk memasuki era mobile social commerce yang lebih praktis dan ringkas,” ungkapnya.
Dengan kombinasi aplikasi mobile dan sosmed, kata Chris Feng, pihaknya berupaya untuk menjawab beberapa tantangan yang muncul dari layanan online marketplace yang telah ada, melalui dukungan logistik gratis ongkos kirim, sistem pembayaran yang aman, dan jaminan produk berkualitas.
“Dengan hal ini, diharapkan dapat terus memaksimalkan dukungan terhadap para penjual dalam memasarkan produknya dan menghubungkan dengan pelanggan potensial di pelosok Indonesia,” kata Chris Feng.
Hasil penjualan yang signifikan, lanjut dia, juga didapatkan di beberapa negara lainnya di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan. Sejak Desember 2015, aplikasinya telah diunduh sebanyak 25 juta kali, dengan jumlah transaksi yang diterima setiap harinya mencapai 250.000 transaksi.
“Tidak hanya itu, kami juga melaksanakan beberapa inisiatif untuk menghadirkan wadah online marketplace yang terpercaya dan dapat diandalkan oleh konsumen,” papar dia.
Tak hanya itu, kata Chris, pihaknya juga secara konsisten melaksanakan berbagai perayaan belanja untuk mendorong terciptanya aktivitas m-commerce di Indonesia. Salah satunya adalah melalui Mobile Shopping Day, yaitu perayaan belanja melalui ponsel yang telah dilaksanakan pada 10 oktober lalu, yang mencatat peningkatan transaksi jual beli mencapai 350 % serta lebih dari 3 juta produk terjual dari 51.000 seller yang berpartisipasi.
“Kami percaya inisiatif-inisiatif tersebut dapat mendukung usaha pemerintah untuk mengembangkan industri e-commerce di Indonesia lebih pesat lagi,” tutupnya.
STEVY WIDIA