youngster.id - Berdasarkan data UNESCO Institute For Statistic, Indonesia menduduki urutan keenam Indonesia negara yang menghasilkan lulusan teknik terbanyak di setiap tahunnya, yaitu sekitar sekitar 140.169. Namun, peringkat tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan profesi insinyur tanah air, dimana proporsi insinyur terhadap total penduduk Indonesia masih sangat sedikit.
Melihat fenomena tersebut, sekaligus sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam mencetak SDM unggul. PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), menggelar kegiatan Engineering Camp Tripatra untuk para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sekitar wilayah operasi Tripatra di kawasan Tangerang Selatan (1-3/10).
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya di bidang teknik keinsinyuran (engineering).
Presiden Direktur Tripatra, Dhira Nandana mengatakan kegiatan Engineering Camp Tripatra ini bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan pembelajaran interdisiplin Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) kepada para siswa SMP di sekitar wilayah operasi Tripatra.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), kekuatan kami adalah di SDM yang unggul dalam penguasaan teknik keinsinyuran dan tentunya di masa depan kami tetap membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknik. Oleh karena itu, melalui kegiatan Engineering Camp Tripatra ini, kami berinisiatif untuk mulai memperkenalkan dunia engineering kepada para siswa sejak tingkat sekolah menengah pertama, supaya menumbuhkan minat dan punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang Teknik,” kata Dhira melalui keterangan persnya Senin (7/10/2019).
Menurut Dhira, Indonesia berpotensi mengalami kekurangan sebanyak 280 ribu insinyur dalam lima tahun ke depan. Bahkan, berpeluang kekurangan 650 ribu insinyur dalam 10 tahun ke depan. Selain itu, menurut data ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), dari total 750.000 insinyur yang ada di Indonesia, hanya sekitar 9.000 orang saja yang bekerja sebagai insinyur profesional.
Hal ini penting menjadi perhatian bersama, mengingat peran sentral profesi berbasis keteknikan menjadi salah satu peluang pembangunan negara kita agar menjadi lebih maju. Dhira Nandana menambahkan, percepatan pembangunan nasional membutuhkan ahli-ahli di bidang keteknikan yang andal dan berkualitas.
“Sudah selayaknya, pembangunan Indonesia dapat dilakukan oleh ahli-ahli keteknikan anak bangsa. Kedepannya, Indonesia masih sangat membutuhkan keterlibatan banyak insinyur-insinyur yang berkualitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, di usianya yang ke-46 tahun ini, Tripatra terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengembangan sains dan ilmu keteknikan sebagai kunci dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, serta mempersiapkan generasi unggul yang siap membangun negara,” jelas Dhira.
Dalam kegiatan Engineering Camp Tripatra yang berlangsung selama 3 (tiga) hari, Tripatra mengundang 50 siswa dari 10 SMP Negeri dan Swasta di sekitar wilayang Tangerang Selatan, yaitu: SMP Negeri 5 Tangerang Selatan, SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 12 Tangerang Selatan, SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 14 Tangerang Selatan, SMP PGRI 371 Pondok Aren, SMP Dahlia, SMP Parigi, SMP Wijaya Kusuma dan SMP Yadika 6.
Selama program berlangsung, para siswa diperkenalkan teori dan praktik terkait engineering dengan metode STEM serta diajak untuk ikut terlibat dalam berbagai eksperimen, yaitu: pembuatan dan Coding Robotic untuk mendukung kegiatan engineering, pembuatan dan Pemanfaatan Solar Panel sebagai salah satu Energi Terbarukan (Renewable Energy) serta para siswa juga mempresentasikan tugas tentang Energi Terbarukan yang mereka bangun di hadapan para panelis.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post