youngster.id - Perusahaan elektronik HP baru merilis HP Sustainable Impact Report 2022 yang menjelaskan detail kemajuan HP menuju berbagai target komprehensif dan ambisius dalam bidang lingkungan dan sosial.
Choon Teck Lim, Managing Director HP Indonesia mengatakan, selain berkontribusi pada pilar pemerataan digital dari komitmen global perusahaan, HP telah mencapai tonggak sejarah dalam aksi untuk iklim serta keberagaman dan inklusivitas di Indonesia.
“Melalui kerja sama dengan Project STOP untuk membentuk sistem pengelolaan limbah sirkular di Jawa Timur, HP telah mengumpulkan sekitar 5.800 ton plastik hingga akhir 2022,” kata Choon, dikutip Kamis (20/7/2023).
HP Sustainable Impact Report 2022 menginformasikan kemajuan yang diraih perusahaan secara global terkait target-target ambisius di bidang lingkungan dan sosial:
- HP telah mempercepat pemerataan digital untuk lebih dari 21 juta orang dan akan mencapai 150 juta orang pada tahun 2030.
- HP telah mengurangi jejak karbon absolutnya sebesar 18% sejak 2019, sehingga mendekati pencapaian nol emisi karbon dari hulu ke hilir pada tahun 2040.
- HP telah mengurangi kemasan plastik sekali pakai sebesar 55% dibandingkan tahun 2018.
- HP telah menetralkan deforestasi untuk 32% dari semua kertas yang digunakan dalam produk dan layanannya, serta sedang menuju sasaran untuk menetralkan deforestasi untuk 100% kertas yang dipakai.
Menurut Choon, HP bercita-cita untuk menjadi perusahaan teknologi yang paling sustainable dan adil. Pada tahun 2021, HP menetapkan tujuan-tujuan Sustainable Impact yang agresif di tiga bidang yang menurut perusahaan dapat membuat perbedaan besar: Aksi Untuk Iklim, Hak Asasi Manusia, dan Kesetaraan Digital.
Laporan Sustainable Impact 2022 merinci kemajuan menuju ketiga area fokus tersebut, termasuk rantai nilai nol emisi karbon, memberikan kembali lebih banyak ke hutan daripada yang diambil, menciptakan ekonomi yang lebih sirkular, membangun budaya kesetaraan dan pemberdayaan, dan mempercepat pemerataan digital di seluruh dunia untuk membantu masyarakat kurang mampu agar berkembang dalam ekonomi digital. (*AMBS)
Discussion about this post