youngster.id - Belakangan, ekonomi sirkular semakin mendapatkan perhatian. Antara lain berkat besarnya peluang yang tersimpan dari industri daur ulang limbah plastik dan meningkatnya kesadaran akan lingkungan dari individu maupun pelaku usaha. Pada tahun 2022 saja, tercatat investasi untuk sektor tersebut mencapai Rp20 trilliun.
Tak hanya di Indonesia, permintaan bijih plastik daur ulang dari negara-negara Eropa juga meningkat secara signifikan berkat gelombang konsumen yang mulai beralih menggunakan bahan baku ramah lingkungan.
Namun industri daur ulang yang terbilang muda memang masih memiliki banyak ruang untuk perbaikan, saat ini baru sekitar 20% dari sampah plastik di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan baku plastik dengan kualitas food grade. Salah satu upaya menanggulangi tantangan ini adalah dengan memperbanyak fasilitas recycling center di kota-kota kecil, menengah, dan besar di Indonesia untuk menciptakan value chain terhadap sampah botol plastik atau PET (polyethylene terephthalate) tersebut.
Victor Choi, Direktur PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), mengklaim bahwa pihaknya sudah secara aktif berupaya meningkatkan penyerapan bahan baku sampah plastik untuk didaur ulang dari masyarakat. Antara lain dengan terus membangun fasilitas recycling center di kota- kota di Indonesia.
“Contohnya, yang terbaru kami baru membuka washing facility di Subang, Jawa Barat, yang sudah beroperasi secara komersial pada Kuartal II 2023 yang lalu. Ke depannya kami berusaha untuk bisa menjajaki kota-kota lainnya,” ucap Victor, dikutip Senin (18/9/2023).
INOV adalah perusahaan yang terdaftar di bursa Indonesia yang memiliki kapasitas daur ulang sampah PET terbesar yaitu sekitar 43.000 ton per tahun. Secara group, Perusahaan tersebut hadir di lebih dari 20 lokasi, antara lain Tangerang, Solo, Mojokerto, Salatiga, Palembang, Medan, Makassar, Subang, dan kota lainnya untuk mengamankan bahan baku (sampah PET). Luasnya wilayah operasi tersebut juga memungkinkan INOV untuk menghemat biaya logistik.
HENNI S.
Discussion about this post