youngster.id - Jumlah usaha mikro di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 63 juta mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan sampai warung. Namun mereka membutuhkan partner atau kemitraan agar mereka bisa berkembang dan terhubung dalam ekosistem.
Demikian diungkapkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Menurut dia, usaha mikro yang jumlahnya puluhan juta itu jika berusaha sendiri tak akan mampu memenuhi permintaan pasar secara continue dan dalam volume yang besar.
“Sesuai namanya usahanya mereka kecil kecil, di sektor pertanian, lahan merekapun sempit. Jadi dibutuhkan startup baru yang bisa jadi partner usaha mikro untuk bisa terhubung dalam ekosistem,” kata Menteri Teten pada pembukaan pendaftaran Grab Ventures Velocity (GVV) angkatan 3, baru-baru ini di Jakarta.
Teten memaparkan, dalam kunjungannya ke sejumlah daerah seperti di Papua, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera, banyak usaha mikro dengan hasil komoditas yang memiliki nilai tinggi semisal kopi, umbi2an, kepiting, furniture, maupun buah tropis.
“Namun pasokannya dalam skala kecil dan ini membutuhkan kemitraan yang bisa menghubungkannya dengan market yang membutuhkan supply dalam jumlah besar dan teratur,” jelasnya.
Teten menambahkan Kemenkop dan UKM juga sudah memulai menggandeng startup dalam mengangkat usaha mikro yang kebetulan sebagian juga alumnus GGV yaitu TaniHub dan Sayurbox, keduanya sektor pertanian serta Aruna di sektor perikanan. Sedang untuk usaha mikro warung, Kemenkop dan UKM juga bekerjasama dengan Warung pintar, dan Grab kios.
Sementara itu Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, mengatakan Grab yang sudah beroperasi 6 tahun di Indonesia, cukup memahami apa saja tantangan dan kebutuhan perusahaan starup di Indonesia.
“Melalui GGV kami harap bisa meningkatkan kualitas starup Indonesia dan sehingga bisa menjadi Unicorn baru san menjadikan Indonesia sebagai startup terbesar di Asia Tenggara,” katanya.
Neneng menjelaskan, di Indonesia kini ada 2.193 startup atau urutan ke lima terbesar dunia setelah Amerika Serikat (46 ribu startup), India (6.000), Inggris (4.900) dan Kanada (2.400). Dari dua angkatan GVV sebelumnya telah mendorong pertumbuhan 15 startup, yang 10 diantaranya merupakan startup Indonesia, diantaranya adalah TaniHub, Qoala, Tamasia, Porter, Sayurbox dan Pergiumroh.
“Mereka telah mampu memberdayakan lebih dari 117 ribu usaha mikro,” ujar Neneng. Untuk GGV angkatan 3 yang pendaftarannya dibuka sampai akhir Maret 2020 ini dibagi dalam dua track yaitu, restoran value-add service dan usaha logistik.
STEVY WIDIA
Discussion about this post