youngster.id - Go-Jek dikabarkan meraup dana US$ 1,5 miliar dalam putaran pendanaan terakhir yang melibatkan banyak investor. Seperti dilansir Reuters, pendanaan tersebut itu meningkatkan valuasi Go-Jek menjadi berkisar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 68,41 Triliun.
Dana yang dikumpulkan Go-Jek dalam ronde pendanaan terakhir lebih tinggi 25% dari target awal senilai US$ 1,2 miliar. Suntikan modal investor besar seperti Temasek, Tencent, Google, BlackRock dapat membantu Go-Jek berkompetisi. Go-Jek juga dapat menggulirkan berbagai insentif untuk membangun loyalitas mitra usaha dan penggunanya.
Sebelumnya BlackRock dan Temasek telah membenarkan kabar suntikan modal senilai US$ 100 juta di dalam putaran pendanaan terbaru Go-Jek.
Penggalangan dana itu turut melibatkan dua konglomerasi raksasa di Indonesia yaitu PT Astra International Tbk. dan grup Djarum. Astra berinvetasi senilai US$ 150 juta, sedangkan Djarum dikabarkan menanamkan US$ 100 juta.
Sistem pembayaran Go-Jek, Go-Pay, kini telah bertransformasi menjadi salah satu platform pembayaran mobile terpopuler di Indonesia. Grab belakangan turut mengembangkan layanan pembayaran mobile di samping bisnis transportasi yang diberi nama GrabPay. Nilai valuasi Grab diperkirakan mencapai US$ 6 miliar.
Analis Forrester, Xiaofeng Wang, berpendapat kedua perusahaan terus berkembang pesat di Indonesia sebagai negara terpadat di Asia Tenggara. Baik Go-Jek maupun Grab sama-sama agresif berinvestasi pada platform layanan pembayaran mobile.
“Go-Jek bukan sekadar layanan transportasi, platform digital itu sudah melekat dengan kehidupan konsumen dengan layanan pengiriman makanan, logistik, dan pembayaran,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
STEVY WIDIA
Discussion about this post