Waspadai Ada Yang Mencuri Mata Uang Kripto Pengguna Twitter

Penambangan kripto. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Twitter adalah salah satu jejaring sosial paling populer di dunia, dengan hampir 400 juta pengguna aktif bulanan. Banyak pengguna, yang belum pernah bertemu bisa berinteraksi dan bertukar pikiran, sehingga pesan langsung. Namun waspada, ada kampanye spam yang menyebar melalui pesan langsung di Twitter dan mencuri mata uang kripto dari pengguna yang terpengaruh.

“Skema di atas baru pertama kali kami temukan, di mana penyerang berpura-pura menjadi orang bodoh di Twitter dan meminta bantuan pengguna acak/korban untuk membantu mereka menarik uang dari dompet mata uang kripto untuk benar-benar mencuri koin dari akun korban,” kata Andrey Kovtun, pakar keamanan di Kaspersky, dalam keterangan pers, Senin (9/1/2023).

Dia menjelaskan, alam pesan ini, orang asing meminta bantuan mendesak: dia kesulitan mengakses akunnya di bursa mata uang kripto, sehingga ia meminta Anda untuk membantu menarik sejumlah mata uang kripto dari dompetnya. Dalam pesan tersebut, dia menentukan domain yang akan dimasuki, nama pengguna, kata sandi, dan jumlah mata uang kripto di dompetnya, seringkali mencapai ratusan ribu dolar. Pakar Kaspersky berpendapat bahwa, kemungkinan, orang asing tersebut menjanjikan sejumlah kecil uang kepada korban sebagai imbalan atas bantuan penarikan. Namun, ini hanyalah jebakan untuk menargetkan pengguna sebanyak mungkin.

Dengan mengikuti domain yang dibagikan oleh orang asing tersebut, korban berakhir di situs yang mengaku sebagai platform investasi. Setelah memasukkan nama pengguna dan kata sandi yang diberikan, pengguna masuk ke akun orang asing itu, di mana jumlah yang ditentukan memang tersedia. Patut dicatat bahwa tampilan situs sudah terlihat mencurigakan: halaman yang ditata dengan buruk dengan desain yang tidak menarik, dan daftar kontak hanya terdiri dari email, dan bukanlah nama dan foto pembuat situs platform.

Singkatnya, pengguna dibujuk dengan satu atau lain cara untuk membuat akun VIP dan membayarnya, tetapi korban tidak mendapatkan imbalan apa pun dan hanya kehilangan koin mereka.

“Penipuan kripto ini, sayangnya tidak hanya terjadi sekali. Mata uang kripto atau cryptocurrency tetap menjadi topik yang sangat menarik bagi penyerang, karena semakin banyak pengguna membuka dompet kripto dan mengubah mata uang mereka menjadi koin,” kata Andrey.

Menurut dia, platform blockchain juga memungkinkan penyerang mencuri dana dari korban tanpa meninggalkan jejak, dan ini tidak membuat keadaan menjadi lebih baik.

“Kami melihat akan semakin banyak penipuan kripto canggih lainnya segera muncul. Oleh karena itu,  semua pengguna yang menggunakan kripto harus mengetahui cara menjaga keamanan akun, dompet, dan koin mereka,” pungkasnya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version