youngster.id - Belakangan terjadi modus baru penipuan melalui aplikasi Google Maps. Hal ini seiring dengan maraknya jasa pembuatan dan penjualan profil bisnis. Para pelaku membuat dan menjual profil bisnis semu yang bisa menjebak pengguna Google Maps dengan ulasan palsu.
Google tengah melakukan penyelidikan yang mengungkap dan menghapus lebih dari 10.000 iklan palsu dan tidak sah, dan mengusut penipuan lainnya seperti bisnis palsu hingga akun sah yang telah diretas atau dibajak.
Pihak Google juga tengah menggugat seorang pria asal Maryland, Yaniv Asayag, yang dalam dua tahun terakhir menyalahgunakan perusahaan Eagle Locksmith dan Eagle Services LLC miliknya untuk membuat iklan online dan juga ulasan palsu. Yaniv menjual serta memposting ulasan palsu tersebut di Google Maps dan Google Search, bahkan juga menjual data konsumen yang terpikat oleh iklan dan ulasan tersebut kepada pihak ketiga.
Pratik ini menjadi ancaman bagi miliaran pengguna Google Maps. “Daftar bisnis palsu dilarang di Google Maps, dan kami menggunakan berbagai alat untuk melindungi bisnis dan pengguna. Gugatan ini merupakan hasil dari upaya kami dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa skema peniruan identitas tidak akan ditoleransi,” kata Halimah DeLaine Prado penasihat umum Google yang dilansir USA Today Senin (7/7/2025).
DeLaine Prado juga menjelaskan bagaimana taktik yang digunakan para penipu di Google Maps yaitu “Umpan dan Tukar”, mereka menargetkan pelanggan yang berada dalam situasi rentan.
Seperti misalnya ketika seorang pelanggan tengah mencari layanan lokal, dan bukannya menghubungi langsung pihak layanan, malah tertipu oleh daftar palsu. Ketika konsumen tersebut menghubungi perusahaan asli, akibat tertipu bisnis palsu itu, nomor akan disadap dan dialihkan melalui “layanan pembuatan prospek”, kemudian panggilan akan mengarah ke penipu.
Dengan begitu, konsumen pun terhubung dengan perusahaan yang sama sekali berbeda dari perusahaan yang mereka kira akan mereka hubungi. Penipuan ini juga sering kali meminta harga yang jauh lebih tinggi dibanding harga awal.
Untuk mencegah tindak penipuan yang terus menyebar ini, pengguna diharapkan lebih berhati-hati. DeLaine Prado mengimbau bila menemukan pertanda aneh dari suatu profil bisnis di Google Maps, pengguna harus memverifikasi keabsahan perusahaan tersebut.
“Berhentilah sejenak, pengguna harus memeriksa URL dan nomor telepon perusahaan untuk memastikan bahwa keduanya sesuai dengan bisnis yang diiklankan” ujarnya.
Tanda bahaya lain yang diungkapkan penasihat umum Google itu adalah ketika perusahaan meminta informasi lebih dari yang diperlukan, misalnya nomor jaminan sosial, padahal hanya akan digunakan untuk layanan mailing list. Pengguna juga perlu waspada jika mereka diminta membayar layanan dengan cara yang tidak konvensional, seperti membayar lewat kartu hadiah atau transfer kawat.
Pihak Google mengungkapkan, gugatan atas penipuan lewat Google Maps ini bukanlah yang pertama kali. Pada 2023, mereka telah menghapus dan memblokir sekitar 12 juta profil bisnis palsu. Google berencana menyumbangkan semua ganti rugi yang dimenangkannya dalam kasus ini kepada organisasi-organisasi yang berupaya memerangi penipuan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post