youngster.id - Indonesia perlu meningkatan daya saing di tengah persaingan pasar bebas, baik pada tingkat regional maupun global. Salah satu cara dengan memacu penumbuhan wirausaha dan pembangunan industri nasional. Itu memerlukan sinergi aksi dari seluruh bangsa, termasuk kontribusi generasi muda.
Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam kuliah terbuka di UPN Veteran, Jakarta. Dalam hal ini, Menperin mengajak para mahasiswa UPN Veteran selaku generasi muda Indonesia untuk berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Banyaknya penduduk kita yang akan masuk usia produktif, harus disikapi dengan tersedianya iklim usaha yang sehat. Kami berharap tumbuh pengusaha muda bermunculan dalam memanfaatkan bonus demografi tersebut,” kata Airlangga yang dilansir laman Kemenperin, Sabtu (25/2/2017).
Dia memaparkan, sebagai gambaran Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi adalah jumlah angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 %. Sedangkan, 30 % penduduknya berusia tidak produktif, yaitu usia 14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun. Dan menurut Airlangga, setiap negara membutuhkan sekitar 2 % wirausaha dari jumlah penduduknya agar perekonomiannya dapat stabil dan maju. Sementara populasi wirausaha di Indonesia, baru mencapai 1,65 %.
“Kementerian Perindustrian telah membangun e-smart IKM untuk memfasilitasi bagi para perintis usaha. Sistem terintergasi tersebut akan memudahkan produsen dan konsumen bertransaksi dengan gadget-nya masing-masing,” katanya lagi.
Hal tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2014-2019, yaitu penumbuhan populasi industri dengan menambah sekitar 9.000 unit usaha industri berskala menengah dan besar, dengan 50 persen tumbuh di luar pulau Jawa dan tumbuhnya industri kecil sebanyak 20.000 unit usaha.
“Saat ini, sesungguhnya industri di Indonesia berada pada posisi yang unggul dan diperhitungkan di dunia,” tegas Airlangga.
Capaian ini berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) tahun 2016, yang menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-10 atau di atas negara Inggris, Rusia, dan Meksiko.
Diharapkan, riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut akan menghasilkan berbagai inovasi yang menunjang daya saing industri nasional. Selain itu, diperlukan riset yang kompetitif untuk mendorong hilirisasi industri sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat dan pasar saat ini.
“Inovasi dibutuhkan untuk mengefektifkan proses produksi atau meningkatkan produktivitas serta menurunkan biaya produksi,” ucap Airlangga.
STEVY WIDIA
Discussion about this post