youngster.id - Saat ini semakin banyak orang menjalani aktivitas work from home (WFH). Untuk itu, mereka sangat mengandalkan sejumlah aplikasi dan alat komunikasi baru untuk tetap bisa bekerja. Tetapi waspada, karena Google mendapati sejumlah risiko baru terkait keamanan online.
Hanya dalam beberapa pekan lalu, Google telah mendeteksi lebih dari 18 juta malware dan aksi phising terkait dengan Covid-19, dan ada lebih dari 240 juta spam pesan SMS tentang virus corona muncul.
“Model machine learning kami telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 99,9% spam, phising, dan malware. Sementara lapisan pengaman lainnya akan memperingatkan pengguna jika hendak masuk situs yang mencurigakan, memindai aplikasi di Google Play sebelum di download, dan lain-lain,” tutur Mark Risher, selaku Senior Director for Account Security, Identity, and Abuse, Google, dalam keterangannya, Senin (27/4/2020).
Dihadapkan oleh berbagai risiko keamanan online tersebut, Google telah membangun sistem proteksi keamanan ke berbagai produk mereka yang otomatis mengidentifikasi dan menghentikan ancaman jauh lebih dini. Google juga membagikan sejumlah tips bagaimana caranya agar tetap aman dan terhindar dari berbagai ancaman siber saat work from home.
Bagi pengguna yang bekerja dari rumah atau work from home, karyawan berisiko membahayakan bisnis perusahaannya jika menggunakan akun atau perangkat pribadi untuk bekerja. Akun perusahaan menawarkan fitur-fitur keamanan tambahan agar informasi perusahaan tetap aman. Jika masih khawatir, pengguna dapat menghubungi staf IT di perusahaan untuk memastikan fitur-fitur keamanan yang tepat telah diaktifkan, misalnya seperti Autentikasi 2 Langkah.
Platform video call atau conference belakangan ini memang menjadi sorotan, hal ini terkait dengan rentannya sistem keamanan yang ditawarkan. Dalam diskusi dengan media, Mark mengungkap bagaimana fitur dan kontrol keamanan bawaan yang ada di Google Meet diaktifkan otomatis saat dipakai.
“Tidak seperti layanan serupa lainnya, lewat Google Meets organisasi/perusahaan dan pengguna dapat langsung otomatis terlindungi. Bila ingin tetap memakai aplikasi konferensi video lainnya, ada baiknya pengguna hanya menggunakan kode numerik singkat dan mengaktifkan fitur sandi atau PIN saat sesi meeting berlangsung. Langkah verifikasi tambahan ini dapat membantu memastikan rapat hanya bisa diakses oleh peserta undangan,” kata Mark.
Selain itu, pastikan untuk mengaktifkan fitur “ruang tunggu”, sehingga penyelenggara dapat menyaring setiap peserta baru secara manual sebelum mengikuti rapat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post