youngster.id - PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup energi terbarukan memperkenalkan layanan purna jual (after-sales) perawatan PLTS Atap. Ini merupakan bentuk komitmen kepada para pelanggan agar PLTS yang sudah terpasang di fasilitas mereka tetap berjalan dengan aman dan efisien.
Layanan purna jual ini diluncurkan pada peringatan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA).
“Kami selalu berkomitmen dalam mendukung GNSSA. Salah satunya dengan memberikan layanan purna jual perawatan panel surya secara gratis kepada pelanggan untuk memastikan panel surya selalu dalam keadaan bersih dan tidak ada kerusakan, sehingga kinerjanya lebih aman dan efisien,” kata Eka Himawan dalam jumpa pers online Rabu (16/9/2020).
Layanan baru ini dilakukan oleh Xurya secara berkala yang meliputi inspeksi visual & mekanikal balance of system (BOS), inspeksi visual modul & array hingga ke pembersihan modul PV. Tak hanya itu, tahun ini kapasitas terpasang PLTS Atap oleh Xurya mengalami kenaikan hingga 9 kali lipat.
Eka juga mengumumkan setelah tahun 2019 lalu 14 pebisnis Indonesia menyatakan dukungannya GNSSA, kini bertambah daftar perusahaan yang menggunakan PLTS Atap.
“Karena kami tahu bahwa untuk mencapai target bauran energi bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga melibatkan semua pihak. Kami akan terus mengajak lebih banyak lagi para pelaku bisnis dan industri untuk mulai mengadopsi PLTS Atap, untuk masa depan Indonesia yang lebih bersih,” kata Eka lagi.
Adapun, beberapa perusahaan tersebut diantaranya PT Softex Indonesia, PT Evi Asia Tenggara (CoHive coworking space), Griya Idola Industrial Park (Barito Pacific Group), Grand Splash Waterpark, Global Sevilla School, PT IndahTex Utama dan PT Hakiki Donarta.
GNSSA dideklarasikan oleh Kementerian ESDM bersama para penggiat energi surya pada September 2017. Ini merupakan gerakan untuk mendukung dan mempercepat pemanfaatan teknologi listrik surya untuk memenuhi target pengembangan energi terbarukan yang telah ditetapkan oleh Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebesar 23% dari total bauran energi primer pada 2025. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) diharapkan berkontribusi sebesar 14% atau 6,4 GW dari total kapasitas 45 GW pembangkit listrik.
Harris Yahya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM mengungkapkan, pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT, termasuk dalam lini energi surya, dengan cara penciptaan pasar, perbaikan tata kelola pengembangan EBT, pengadaan PLT EBT berskala massif dan memberikan insentif dan kemudahan investasi.
“Oleh karena itu, pemerintah juga melakukan perbaikan regulasi agar penetrasi pemanfaatan listrik surya menjadi lebih tinggi dan dapat menjangkau 70 juta pelanggan listrik nasional. Kami berharap makin banyak pelaku bisnis yang menggunakan PLTS atap untuk penyediaan listrik,” jelas Harris Yahya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post