youngster.id - Memahami bahwa jauh di atas kecanggihan teknologi, kehadiran guru sebagai panutan dan pembimbing karakter tidaklah dapat digantikan, Zenius, mengajak para siswa bercerita mengenai inovasi dan dedikasi guru yang memberikan inspirasi dan semangat bagi mereka selama masa pembelajaran jarak jauh ini, melalui digital campaign #THRUntukGuru.
Amanda Witdarmono, Chief of Teachers Initiatives Zenius Education, mengatakan, selama masa pembelajaran jarak jauh ini, peranan para guru tetap menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Di saat mereka tidak dapat bertatap muka dengan para siswanya, guru dituntut untuk memberikan inovasi dan berdedikasi untuk tetap memberikan atensi yang penuh kepada siswanya meski dengan cara komunikasi yang berbeda.
“Kami mengadakan kontes ini dengan misi untuk memperlihatkan dan menyebarkan awareness terhadap inovasi dan dedikasi yang diberikan para guru di masa yang sulit ini, dari sudut pandang siswa mereka,” kata Amanda dalam keterangannya, Kamis (11/6/2020).
Salah satu cerita yang paling menarik, yang juga merupakan pemenang dari kontes yang berbasis pada media sosial ini datang dari Izzan Faruqy Azzahir, siswa kelas satu SMA/MA di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat. Izzan membagikan kisah dari salah satu gurunya yang telah ia anggap sebagai sosok “orang tua pengganti” selama tinggal di Pesantren.
Melalui postingannya di Instagram, Izzan bercerita mengenai sosok Nia Kurniawati, yang biasa dipanggil Ibu Nia, guru mata pelajaran Kimia di SMA/MA Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut.
Bagi Izzan, sosok guru seperti Ibu Nia memberikan pengajaran yang baik baginya dan teman-temannya dengan memberi contoh. Kesabaran dan perhatian yang Ibu Nia tunjukkan baik pada masa sebelum PSBB maupun selama proses pembelajaran jarak jauh, menarik kesadaran dari dirinya untuk lebih mau terlibat dalam proses belajar itu sendiri. “Ibu Nia telah menjadi sosok ‘Ibu’ bagi saya dan teman-teman, sebagai tempat berkeluh kesah, tidak hanya mengenai pelajaran tapi juga untuk masalah yang saya hadapi di sekolah,” ujarnya.
Nia Kurniawati telah mengajar sejak tahun 2012, bahkan saat masih berkuliah di tahun pertama Jurusan Pendidikan Kimia di UIN Bandung. Ia mengakui, bahwa sebelum memilih kampus, hatinya sudah mantap untuk menjadi guru.
“Ketika pandemi ini datang, sistem belajar-mengajar pun ikut berubah secara mendadak. Awalnya saya lumayan mengalami kesulitan untuk beradaptasi ke cara mengajar dari jarak jauh seperti ini. Terlebih, saya memiliki kurang lebih 70 siswa yang harus saya ajar setiap harinya dan saya harus membagi waktu juga untuk mengawasi anak saya yang masih balita di rumah. Karena itu terkadang saya baru bisa live streaming jam 8 atau jam 9 malam,” ungkapnya.
Inovasi dan adaptasi menjadi kunci baginya agar dapat membangkitkan semangat dan gairah belajar anak didiknya. “Agar belajar tidak melulu menjelaskan teori dan membuat para siswa bosan, saya sebagai guru kimia berinisiatif untuk menjalankan salah satu materi praktikum berupa tutorial membuat hand sanitizer. Respon para siswa lumayan baik dan mereka sangat antusias mengikuti praktikum saya, ” ujar Nia.
Kontes yang berbasis pada media sosial ini mengundang para siswa untuk turut berpartisipasi dan menceritakan pengalaman mereka berkomunikasi dan belajar dengan para guru mereka di saat pembelajaran jarak jauh. Peserta dapat berbagi cerita melalui postingan foto dan teks di akun sosial media pilihan mereka (Instagram, Twitter, atau Facebook) yang dimulai dengan tagar #ZeniusIniGuruku dan diakhiri oleh #THRuntukGuru.
Cerita yang dicari adalah bagaimana guru mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan memprioritaskan para siswa mereka sembari memberikan kebutuhan siswa selama periode belajar jarak jauh. Kontes ini telah diadakan mulai dari tanggal 14 Mei hingga 25 Mei 2020 dengan 104 cerita telah masuk dari seluruh siswa di berbagai penjuru nusantara. Guru dari tiga cerita paling inspiratif ini, masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar 5 juta rupiah dan bagi siswa/i pengirim cerita mendapatkan uang tunai senilai 1,5 juta, 1 juta, dan 500 ribu rupiah beserta merchandise dari Zenius.
STEVY WIDIA
Discussion about this post