youngster.id - Belakangan ini usaha rintisan atau startup menjadi tren di kalangan anak muda. Namun terkadang ada banyak halangan bagi mereka untuk menjadi pengusaha. Mulai dari tidak adanya izin dari orang tua, hingga kurangnya kepercayaan diri.
Bekalangan ini lebih dari 95% pelaku bisnis di Indonesia adalah usaha rintisan. Bahkan bisnis ini telah menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 2% per tahun. Namun, sesungguhnya pertumbuhan usaha rintisan Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya 2% dari populasi penduduk Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN angka itu masih terbilang kecil jika dibanding dengan Singapura yang memiliki wirausaha sebanyak 7% dari jumlah penduduk, atau Malaysia 5%, Thailand 4,5%, dan Vietnam 3,3%.
Berangkat dari itu sejumlah pihak mendorong pertumbuhan wirausaha muda. Salah satunya adalah FOUNDA, startup yang punya visi dan misi menciptakan pebisnis muda dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan serta aktualisasi diri generasi muda.
“Karena yang saya lihat, ada orang Indonesia yang kurang mengapresiasi dirinya sendiri. Contoh ada beberapa influencer yang follower-nya ratusan ribu. Sesungguhnya orang itu sudah punya value, tetapi cita-cita mereka malah dimatiin sama keluarganya sendiri. Ujung-ujungnya mereka jadi kurang percaya diri, padahal potensinya ada. Jadi kami mau buat wadah untuk menyalurkan potensi dan value yang mereka punya, terutama anak muda, sehingga dapat mengubah hidup mereka,“ jelas Albert David Palit, founder Founda kepada youngster.id.
Melihat banyaknya potensi anak muda yang ingin memiliki bisnis sendiri, Founda menawarkan wadah untuk membuat bisnis tersebut ke dalam bentuk produk, mulai dari desain, produksi hingga pengiriman ke customer. Startup ini tidak memunggut biaya bagi para pesertanya.
Pria yang akrab disapa Abe ini menegaskan, visi dan misi dari Founda adalah menciptakan pebisnis muda dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan serta aktualisaasi diri generasi muda.
Meski terbilang baru, startup ini langsung mengelar Founda Day of Innovation. Lewat kegiatan ini, Albert mengajak para influencer, offline influencer, community leader dan inspirator muda untuk bergabung sebagai partner. Nantinya, mereka akan berbagi pengalaman dan wawasan kepada calon entrepreneur muda melalui coaching clinic dan kelas soft skill dan hard skill.
Untuk itu, startup tersebut menggandeng influencer-influencer muda berbakat dengan latar belakang yang bervariasi. Di antaranya Abi Bayu (selebgram), Rizky Hanggono (aktor), Christi Colondam (penyanyi), dan banyak lagi sosok inspiratif lainnya.
“Misi kami memberikan ruang lebih kepada para kalangan milenial dalam menginspirasi orang melalui pesan yang ingin mereka sampaikan. Tidak hanya menginspirasi tetapi Founda juga akan mengedukasi mereka dalam cara berbisnis,” kata Abe lagi.
Kembangkan Skill
Founda didirikan Abe bersama dengan Christian Marpaung (Co-Founder) dan Vito Waris (Business Development Director). Sesungguhnya sebelum mendirikan startup ini Abe bekerja di sebuah perusahaan logistik multinasional. Dia juga telah pernah bekerja di sejumlah e-commerce ternama. Bahkan, Abe juga pernah mendirikan usaha di bidang batik.
“Kami ingin melakukan sesuatu untuk Indonesia. Kami ingin orang di luar sana bisa berbisnis dengan cara yang proper,” ujar alumni Binus itu.
Oleh karena itu, Founda menargetkan generasi milenial. “Kami melihat milenial itu energi, masih banyak sekali yang dapat kami salurkan. Potensi dan value yang mereka punya dapat kami arahkan ke hal yang jauh lebih positif,” ucapnya.
Dengan misi itu mereka membangun Founda sejak Juli 2018. Salah satu fokus Founda adalah pemanfaatan media sosial dan bagaimana platform tersebut bisa membantu talenta muda mengembangkan bisnis.
“Saat ini sosial media dapat menjadi wadah untuk berbagi pesan ataupun pengalaman yang secara tidak langsung menghadirkan inspirator serta influencer muda berbakat. Melihat perkembangan ini, kami ingin memberikan inovasi lebih yang dapat meningkatkan aktualisasi dari para influencers, offline influencers/community leader, dan insprator dengan berwirausaha dan bersama Founda untuk menginspirasi lebih banyak orang,” terangnya.
Melihat perkembangan ini, Founda ingin memberikan inovasi lebih yang dapat meningkatkan aktualisasi para influencer, offline influencer, dan community leader.
Saat ini Founda telah memiliki 15 partner dan masih mengembangkan bisnis secara bootstrap. Sebagai School of Founders untuk menghasilkan para entrepreneur yang kompeten, Founda ingin menjadi platform yang dimanfaatkan oleh calon entrepreneur untuk belajar dan mengembangkan keahlian yang dimiliki.
“Tidak hanya kalangan milenial, Founda juga memberikan wadah untuk para inspirator dan community leader, karena Founda memiliki misi bahwa semua orang memiliki value-nya masing-masing yang bisa menginspirasi orang banyak,” kata Abe.
Menurut Abe, kegiatan ini merupakan school of founder. Di dalam programnya, Founda memberikan ruang lebih kepada para milenial dalam menginspirasi orang-orang di luar sana melalui pesan yang ingin mereka sampaikan. Tidak hanya menginsipirasi tetapi Founda juga akan mengedukasi mereka dalam cara berbisnis.
“Yang jelas, saat ini juga banyak sekali inspirator ataupun influencer muda dari para milenial baik offline ataupun online yang memiliki value dalam pesan yang mereka berikan. Untuk itu Founda hadir dalam mengakomodir para milenial tersebut untuk menjadikan mereka founder muda (Founda) yang tergabung dalam Founda Partner,“ ujarnya.
Tumbuh Bersama
Dengan mengusung tagline “Icreatelegacy” Albert ingin Founda membuka kesempatan seluas-luasnya untuk menciptakan para founder atau wirausaha baru.
“Founda memiliki mimpi untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya dan menciptakan Founda baru untuk tergabung dalam Founda Partner. Oleh karena itu, kami tidak membatasi kriteria dari founda partner itu sendiri. Founda ingin memberikan kesan yang baik dalam jangka waktu panjang, menginspirasi, memberikan edukasi sehingga terjadi hubungan yang luar biasa baik antara pembeli, penjual dan juga rekan kolega,” ucapnya.
Syarat untuk bergabung dengan Founda adalah punya visi dan misi yang sama. “Sebagai perusahaan kami akan investing on people. Karena kalau investor mereka akan invest bilamana ada sesuatu yang menguntungkan kedua belah pihak. Karena itu pinsip kami ingin tumbuh bersama,“ ujar Abe menambahkan.
Untuk itu Founda mengusung model sharing economy concept. Jadi baik yang sudah memiliki personal branding ataupun belum akan mendapat dukungan mulai dari menciptakan produk, mengelola pasar dengan biaya dari pihak Founda. “Ketika sudah tercapai barulah Founda mendapat kami sharing profit,“ ucap Abe.
Diklaim Abe, meski baru diluncurkan, kini sudah ada 15 Founder Partner yang bergabung dalam Founda. Salah satu founder yang menjadi mitra Founda pertama adalah Abi Bayu, seorang influencer muda asal Surabaya. Hingga saat ini Abi bersama Founda telah berhasil memproduksi produk kaos dan topi dengan desain yang kreatif.
“Ke depannya kami akan bekerja sama dengan lebih banyak infulencer ataupun inovator tentunya dengan produk-produk yang lebih beragam. Tapi nanti juga ada training, karena kami mau membentuk founder-founder baru dengan kemampuan pengetahuan layak as a founder,“ tegas Abe.
Mereka yang menjadi partner Founda berasal dari bisnis dan latar belakang beragam. Mereka masuk dalam tiga kategori yakni influencer, offline community leader dan inspirator. Karena itu ada beragam orang yang ikut terlibat mulai dari penyitas kanker, mantan pecantu narkoba, hingga aktris.
Menurut Abe, mereka menargetkan menggandeng 30 Founder Partner setiap bulannya. Bahkan, masing-masing Founder Partner akan diberikan dana sebesar Rp 100 juta . “Jadi saya sudah spend Rp 3 miliar untuk ini semua. Di sini kami memang bertahap. Untuk yang pertama kami nggak terlalu banyak dengan Founder Partner-nya, tapi disini yang kami pilih benar-benar yang high quality, high value, dan high impact kepada yang lain,” ujarnya.
Abe mengungkapkan bagi Founder Partner yang telah bergabung dengan Founda sebelumnya akan menandantangani kontrak kerja dalam kurun selama satu tahun. Cara ini, dipilihnya untu mematangkan para bisnis yang dimiliki Founder Partner tersebut agar semakin tumbuh dan berkembang ke depannya.
“Kami ingin secara bisnis mereka bisa berkembang dan melakukan sendiri ke depannya. Dan, setelah tak ber-partner lagi kami akan buatkan gradution day dan mereka bisa bantu kami bisa jadi trainer dan jadi speaker event-event di Founda,” ujarnya.
Sebagai School of Founders, Abe bercita-cita untuk menghasilkan para entrepreneur yang kompeten. Dalam hal ini, Founda ingin menjadi platform yang dimanfaatkan oleh calon entrepreneur untuk belajar dan mengembangkan keahlian yang dimiliki.
“Tidak hanya kalangan milenial, Founda juga memberikan wadah untuk para inspirator dan community leader, karena Founda memiliki misi bahwa semua orang memiliki value-nya masing-masing yang bisa menginspirasi orang banyak,” kata Abe.
Abe mengajak masyarakat untuk berhenti mencari keburukan orang lain dan melakukan sebaliknya, yaitu melihat nilai yang bisa diambil dari seseorang.
“Terlepas dari kontroversi, kita yakin dia orang yang punya prestasi. Jadi intinya Founda lagi belajar untuk bikin orang-orang yang ada di sini, partner kita, follower-follower partner kita, itu untuk melihat sesuatu dari perspektif yang benar, jadi gak cuma dari yang negatif aja,” pungkasnya.
==================================
Albert David Palit
- Tempat Tanggal Lahir : Manado 3 Juli 1986
- Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi Manajemen Bina Nusantara
- Mulai Usaha : September 2018
- Nama Usaha : Founda
- Modal Awal : sekitar Rp 5 miliar
- Karyawan : 10 orang
- Mitra : 15 founder
=================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia