Jumat, 30 Mei 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Sociopreneur

Amalia Rahmi Simanjutak dkk : Menangani Sampah dengan Aplikasi

13 Desember 2018
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 5 mins read
Amalia Rahmi Simanjutak dkk : Menangani Sampah dengan Aplikasi

Amalia Rahmi Simanjutak, Cofounder & Chief Operating Officer Kepul (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Plastik menjadi bahan yang paling popular di dunia. Penggunaannya meningkat 20 kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Seiring dengan itu sampah dari produk ini juga sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu pengembangan industri daur ulang plastik dipercaya bakal menjadi win-win solution bagi persoalan sampah plastik.

Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) baru 5% dari plastik didaur ulang dengan efektif. Sementara 40% berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dan sisanya berakhir di ekosistem seperti lautan. Oleh karena itu, jika pengelolaan sampah tidak mulai dilakukan sejak sekarang, maka diprediksi tahun 2050 di lautan akan lebih banyak jumlah limbah plastik daripada ikan yang hidup di dalamnya.

Pengelolaan sampah di Indonesia sendiri telah diatur dalam UU No 18 Tahun 2008. Meski demikian, masih terdapat kendala dalam implementasi pengelolaan sampah. Sebagai bagian dari otonomi daerah, pengelolaan sampah berada di bawah yurisdiksi pemerintah daerah baik di tingkat kota maupun kabupaten.

Peduli akan persoalan sampah ini, sejumlah anak muda di Medan membangun aplikasi Kepul. Ini adalah aplikasi mobile yang menawarkan jasa pengumpulan sampah daur ulang secara online.

“Aplikasi ini mirip seperti aplikasi transportasi online yang sudah ada tapi bisa dimanfaatkan untuk jasa jual sampah daur ulang. Sehingga aplikasi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang, disisi lain masyarakat juga dapat mengubah sampah menjadi rupiah,” ungkap Amalia Rahmi Simanjutak, Cofounder & Chief Operating Officer Kepul kepada youngster.id.

Dia menjelaskan, cara kerja Kepul Mobile Apps, yaitu pengguna yang memiliki sampah daur ulang akan menemukan pengepul terdekat melalui peta aplikasi yang terintegrasi. Kemudian pengguna dapat memasukkan sampah-sampah daur ulang yang dia miliki, serta prakiraan jumlah berat sampah daur ulang yang dia miliki.

Selanjutnya sistem secara otomatis akan memberikan pesan kepada pengepul yang berada terdekat dengan pengguna, untuk kemudian pengepul akan mendatangi lokasi pengguna dan mengambil sampah daur ulang yang akan dikepulkan.

Pengepul kemudian menimbang berat dan melakukan penghitungan harga. Uang tersebut bisa diberikan secara tunai atau dengan uang elektronik. Selain itu, di fitur pencarian barang bekas seperti plastik, kaleng, botol dan lain sebagainya, pengguna mengisi form dengan memilih produk apa yang dicari dan yang mau dibelinya. Setelah mengisi form, pengepul terdekat akan melihat pesanan pengguna dan akan mendatangi lokasi si pengguna.

Baca juga :   Mikhavita Wijaya : Bangun Bisnis Furnitur Lokal Yang Unik

“Selain itu, Kepul juga menyediakan marketplace untuk produk dari barang bekas yang di kumpulkan oleh para pengepul dan juga menjual produk UKM dari olahan sampah daur ulang. Sampah daur ulang yang diterima nantinya akan dinilai dengan kesesuaian perkembangan harga,” papar Amelia.

Lewat aplikasi jual sampah daur ulang, karya anak-anak muda Kota Medan ini menjadi satu-satunya startup dari Sumatera Utara yang mewakili Indonesia di Asia Pasific ICT Alliance Awards (APICTA Award) 2018 di Guangzhou, China, 9-13 Oktober 2018.

 

Melihat permasalahan sampah yang ada di kota Medan, Amalia Rahmi dan kelima rekannya Abdul Latif Nasution, Afrizal Yusuf Rangkuti, Novira Naili Ulya Siregar, Dendy Herlambang dan Astria M Silaban, lalu mengembangkan aplikasi Kepul

 

Kendala Teknologi

Amalia mengungkapkan, ide untuk membuat aplikasi Kepul lahir dari melihat banyaknya sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di kota Medan. Menurut Amelia, ternyata itu juga diakibatkan oleh minimnya TPA di wilayah itu.

Bertolak dari permasalahan tersebut, Abdul Latif Nasution dan Afrizal Yusuf Rangkuti, yang merupakan sarjana Informasi Teknologi (IT) dari Universitas Sumatera Utara (USU), mengajak sesama mahasiwa IT USU yaitu Amalia, Novira Naili Ulya Siregar, Dendy Herlambang dan Astria M Silaban, untuk mengembangkan aplikasi Kepul.

Mereka ingin mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan yang baik, maka persoalan sampah ini harus diurai. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi layanan yang bisa diakses masyarakat secara mudah, cepat dan murah. Awalnya mereka pun membuat website Kepul.

“Modal awal bisa dibilang nol. Karena kami kan background-nya dari IT,  semua bisa buat aplikasi dan design. Jadi ini self funding, karena kami memberdayakan yang ada tadi. Demikian juga untuk para pengepul, kami tidak membayar mereka tetapi memberi customer yang ingin jual sampah. Dan itu sudah membuat mereka senang,” tuturnya.

Meski demikian, Amalia mengaku pada awalnya tidak mudah memperkenalkan aplikasi ini. Terutama untuk para pengepul. Beruntung mereka menemukan seorang pengepul muda yang mengerti akan kemajuan teknologi.

“Kendalanya dari sisi teknologi, terutama untuk memperkenalkannya kepada masyarakat dan para pengepul,” ujar Amalia.

Saat pertama kali diperkenalkan baru mahasiwa yang bisa menerima teknologi ini. Padahal sasaran utama adalah para ibu yang selama ini lebih banyak berurusan dengan sampah rumah tangga. “Kami kesulitan untuk mengedukasi user. Akhirnya kami beralih ke para pengusaha seperti kafe, toko dan mal. Kami memperkenalkan aplikasi ini. Kami juga memperkenalkan aplikasi Kepul melalui media seperti radio. Dan ternyata itu efektif,” ujarnya.

Baca juga :   LinkedIn Power Profile 2018 Dengan Kategori Baru

Selain itu, mereka juga berusaha untuk mendekati para pengepul (pengumpul) sampah. Dan itu tidak mudah. Hingga akhirnya mereka bertemu Iwan, pengepul muda yang paham akan kemajuan teknologi. “Berkat bantuan dia, kami dapat mengedukasi untuk pengepul-pengepul lain akan maksud dan tujuan kami melalui aplikasi ini,” kisah Amalia.

Semenjak itu, perlahan tapi pasti aplikasi Kepul mulai dikenal di masyarakat Medan. Mereka sudah memiliki lebih dari 100 pengguna platform ini dengan 760 transaksi. Dan dia yakin pengguna akan terus bertambah, apalagi sejak mereka merilis aplikasi mobile Kepul yang berbasis Android.

“Berharapnya ke depan dengan adanya aplikasi kami bisa terus membantu masyarakat paling tidak dalam merawat lingkungan. Selain itu, kepingin jumlah user ini bisa semakin bertambah,” ujarnya berharap.

 

Amalia berhaarap melalui aplikasi Kepul ini bisa mengubah cara dan pemikiran masyarakat yang malas membuang sampah (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Pengaruh Signifikan

Dengan aplikasi Kepul, akses masyarakat akan jasa pengumpulan sampah daur ulang semakin mudah, cepat dan murah. “Jadi, pengguna aplikasi dapat mencari pengepul terdekat dari rumahnya melalui aplikasi Kepul dengan memanfaatkan sistem navigasi GPS. Tentunya, sampah yang diterima merupakan sampah berupa kertas, plastik, logam dan barang yang dapat di daur ulang,” jelas Amalia.

Secara teknis para pengepul nantinya mengumpulkan sampah dari pengguna aplikasi. Sebaliknya, pengepul akan memberikan uang sesuai harga dan jumlah berat sampah. Berapa banyak sampah yang dikumpulkan akan diisi oleh pengguna di dalam aplikasi. “Hal ini untuk menjaga kejujuran pengepul kepada kita,” ujarnya.

Saat ini Kepul sudah menggandeng sejumlah  pengepul di daerah Padang Bulan, Medan Johor, Setia Budi, dan Jalan Sisingamangara. Namun, menurut Amelia, hal ini belum banyak memberi pengaruh terhadap kondisi sampah di wilayahnya.

Amalia mengungkapkan, dalam satu hari sampah yang terdapat di kota Medan ada sebanyak 2000 ton, dimana 200 ton sampah plastik di dalamnya. Tak heran, jika dalam satu hari, melalui aplikasi Kepul yang didirikan sejak tahun 2017 lalu, ia mampu menghasilkan sebanyak lebih dari 100 ton sampah plastik yang didapatnya dari kawasan kampus USU.

Baca juga :   Firdaus Ginting, Juara Canon PhotoMarathon 2017di Yogyakarta

“Melihat sampah yang ada di Medan jumlahnya sebanyak 2.000 ton sampah setiap harinya, sedangkan sampah plastik dalam sehari ada 200 ton yang seharusnya bisa dikumpulkan. Tetapi yang tertangani oleh Kepul per harinya baru sekitar 100 ton. Pasalnya kami masih fokus di kawasan Padang Bulan dan di sekitaran kampus USU,” kata anak kedua dari empat bersaudara itu.

Meski aplikasi ini gratis, ke depan Amalia dan tim berharap Kepul akan dapat memberi profit. “Sampai saat ini belum ada hasil tetapi rencananya kami akan monetize dengan menetapkan sharing profit sekitar 10% dari pengepul kami,” ungkapnya.

Sarjana Informasi Universitas Sumatera Utara ini juga mengaku, tim Kepul berencana melakukan pengembangan dalam bentuk pabrik sampah demi mendukung kemajuan usahanya itu.

“Pengembangan yang pertama itu kami ingin punya pabrik sampah yang dapat mengolah sampah plastik menjadi biji plastik. Karena di Medan itu belum banyak pabrik sampah, baru ada satu di Belawan yang juga sudah menjadi rekanan kami. Selain itu, ke depannya kami juga berencana akan membuat jasa membuang sampah,” papar Amalia.

Amalia prihatin melihat minimnya tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat  Medan terpaksa mengolah sampah dengan cara dibakar, atau dibuang ke tempat umum dan sungai. “Jadi dengan aplikasi kami, masyarakat bisa datang untuk membuang sampah dan mendapatkan uang dari itu. Kami berharap dengan adanya aplikasi ini bisa merubah cara dan pemikiran mereka untuk malas membuang sampah, karena sampah bisa diubah menjadi rupiah,” pungkasnya.

 

====================================

Amalia Rahmi Simanjutak

  • Tempat Tanggal Lahir : Tambunan, Sumatera Utara, 3 Januari 1995
  • Pendidikan                 : Sarjana Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara
  • Nama Aplikasi            : Kepul
  • Mulai Operasi             : 2017
  • Jabatan                     : Cofounder & Chief Operating Officer Kepul
  • Pengguna                 : sekitar 100 user

Prestasi :

  • Finalis Asia Pasific ICT Alliance Awards (APICTA Awards) 2018
  • Juara Favorit YTECH 2018
  • Juara 2 Soprema 2018
  • Inovator Terbaik SDG PIPE 2018

========================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: Amalia Rahmi Simanjutakaplikasi mobile jasa pengumpulan sampah daur ulangdaur ulang sampahKepulpengepul
Previous Post

Teknologi Jadi Garda Depan Inovasi Bisnis

Next Post

Mitra Go-Fix Beroleh Bimtek dan Uji Kompetensi

Related Posts

polusi plastik
News

Perusahaan Ini Memproses 3 Miliar Sampah Botol Plastik Setiap Tahunnya

21 Juni 2023
0
pemilahan sampah Octopus
News

Octopus Ajak Masyarakat Mulai Jalankan Kebiasaan Hidup Berkelanjutan

28 Desember 2022
0
Tridi Oasis - Beach Clean Up
Headline

Upaya Tridi Oasis Ciptakan Indonesia Bebas Plastik pada Tahun 2040

27 Oktober 2022
0
Load More
Next Post
Mitra Go-Fix Beroleh Bimtek dan Uji Kompetensi

Mitra Go-Fix Beroleh Bimtek dan Uji Kompetensi

Bukalapak Turut Serta Program UMi  Untuk UKM

Bukalapak Turut Serta Program UMi Untuk UKM

Marion Jola Raih Penghargaan MAMA 2018

Marion Jola Raih Penghargaan MAMA 2018

Discussion about this post

Recent Updates

British Council

Kolaborasi British Council & HSBC Membangun Keterampilan Iklim di Kalangan Anak Muda

28 Mei 2025
Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

28 Mei 2025
OYO - samurai hotel sanur

Pemesanan Korporat OYO Tumbuh Sebesar 145% YoY

28 Mei 2025
wirausaha sosial

Ajak Wirausaha Sosial Beri Dampak Positif, DBS Foundation Grant Programme Kembali Digelar

28 Mei 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

21 Maret 2019
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Sylvia Surya

Sylvia Surya : Sukses “Mengembangbiakan” Kedai Kopi Melalui Cara Waralaba

14 April 2022
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
British Council

Kolaborasi British Council & HSBC Membangun Keterampilan Iklim di Kalangan Anak Muda

28 Mei 2025
Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

28 Mei 2025
OYO - samurai hotel sanur

Pemesanan Korporat OYO Tumbuh Sebesar 145% YoY

28 Mei 2025
wirausaha sosial

Ajak Wirausaha Sosial Beri Dampak Positif, DBS Foundation Grant Programme Kembali Digelar

28 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version