Rabu, 1 Oktober 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Sociopreneur

Azalea Ayuningtyas : Berdayakan Kaum Ibu Entaskan Kemiskinan

22 Februari 2018
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 5 mins read
Azalea Ayuningtyas : Berdayakan Kaum Ibu Entaskan Kemiskinan

Azalea Ayuningtyas, Founder & CEO Du'Anyam (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Kemiskinan masih menjadi bagian dari lingkaran setan masyarakat di Indonesia. Orang miskin ini tidak mendapat makan yang cukup dan pendidikan yang baik. Dan, dalam isu kemiskinan ini perempuan adalah salah satu sumber diskriminasi.

Lingkaran kemiskinan sepertinya sudah menjadi benang kusut yang sangat susah untuk diurai. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), di tahun 2016 tercatat 13,31% anak di Indonesia hidup dalam belenggu kemiskinan.

Hasil survei yang dirilis BPS tahun 2016 berjudul “Analisis Kemiskinan Makro” menyebut ada hubungan antara kemikinan anak dengan orang tua, terutama ibu. Oleh karena itu, upaya untuk memberdayakan perempuan dinilai merupakan salah satu jalan untuk mengentaskan kemiskinan.

Hal ini juga yang diyakini oleh Azalea Ayuningtyas, co-founder dan CEO Du’Anyam. Perempuan yang lama bermukim di Amerika itu merasa tergerak setelah melihat masalah malnutrisi yang diidap para ibu dan anak-anak di Flores. Alih-alih memberi bantuan berupa makanan, dia memutuskan untuk mendirikan wirausaha sosial dengan nama Du’Anyam.

“Saya yakin jika ibu miskin maka anak akan kurang gizi dan berujung pada kemiskinan lagi. Mata rantai ini harus diputuskan. Salah satunya dengan memberi akses ekonomi kepada para ibu. Oleh karena itu, kami menggandeng para ibu di Flores untuk sama-sama membangun bisnis lewat kegiatan menganyam,” ungkap gadis yang akrab disapa Ayu itu kepada Youngster.id.

Bertekad untuk memberdayakan kaum ibu itulah, Ayu pun memutuskan meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan di Amerika Serikat. Ia pulang ke Tanah Air, dan mendirikan Du’Anyam.

“Perusahaan ini berkonsep social entrepreneur karena kami tidak ingin sekadar memberikan ‘ikan’ tetapi ‘kail’. Karena dengan memiliki keterampilan, maka para ibu itu dapat membantu dirinya sendiri untuk mandiri secara ekonomi,” jelas Ayu.

Kini lewat Du’Anyam, sudah ada 450 perempuan yang ada di 17 desa di Flores menghasilkan produk kerajinan berupa tas, sepatu, dan beragam suvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lain. Produk ini lalu dipasarkan ke sejumlah hotel dan resort di Bali. Bahkan, kini permintaan juga datang dari Jepang, Amerika, Korea, dan Australia.

“Yang paling membanggakan, lewat usaha kami ini telah memberi dampak besar terhadap kaum perempuan yang ada di sana. Jika awalnya mereka hidup hanya bergantung dari penghasilan suami, tidak punya uang tunai dan terus terlilit hutang. Kini mereka bisa membantu perekonomian keluarga dan mandiri secara finansial dan jadi lebih percaya diri,” ungkap Ayu bangga.

Baca juga :   Dorong Sinergi BPR dan Fintech, Pendiri KoinWorks Akuisisi BPR Asri Cikupa Karya

Belum lama ini Du’Anyam mendapatkan dana hibah dari DBS Foundation. Ini membuat Ayu dan kawan-kawan siap melebarkan sayap ke daerah lain di Indonesia. “Kami ingin menjadi Rumah Anyaman bagi Indonesia. Dengan demikian kami dapat memberdayakan banyak kaum ibu sekaligus tetap dapat menghasilkan produk kerajinan anyaman dengan ciri khas bahan dan desain tradisional Indonesia,” kata Ayu.

 

Melalui Du’Anyam, Azalea Ayuningtyas (Ayu) ingin memberdayakan kaum perempuan, terutama ibu-ibu (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

 

Tinggalkan Kemapanan

Usaha Du’Anyam ini dibangun Ayu bersama dua sahabatnya Hanna Keraf dan Melia Winata pada November 2014. Nama Du’Anyam itu berasal dari bahasa Sika yang artinya, Anyaman Ibu. Sebelum ini, lulusan Biologi Molekuler di University of Michigan AS ini telah bekerja di sebuah perusahaan di Boston dengan penghasilan yang lebih dari cukup.

Namun panggilan untuk dapat memberikan sesuatu yang berdampak bagi kehidupan masyarakat terlalu kuat. Ayu mengaku, keinginan itu semakin menggebu setelah ia melakukan riset lapangan di Mumbai, India. “Di sana saya sempat bertemu seorang ibu yang bilang sudah sering tempat tinggal mereka diteliti tetapi tidak ada dampak apa-apa bagi kehidupan mereka. Dan itu sangat berbekas dalam pikiran saya,” ungkapnya.

Semenjak itu, Ayu bertekad untuk dapat melakukan sesuatu yang benar-benar berdampak bagi kehidupan masyarakat terutama di tanah kelahirannya Indonesia. Gayung bersambut ide, sahabatnya Hanna dan Melia punya pemikiran yang sama. Dan pilhan mereka tertuju pada Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kami beberapa kali ke sana dan melihat bahwa banyak sekali anak-anak kurang gizi di sana. Dan untuk dapat menolong itu yang harus disentuh pertama kali adalah ibu mereka. Dari sanalah kami terpikir untuk mendirikan usaha yang dapat menolong kaum ibu itu,” kisahnya.

Keputusan itulah yang membuat dia meninggalkan pekerjaan dan kembali ke Tanah Air. Tentu saja, awalnya kedua orang tua sempat kurang mendukung, terutama sang ayah. “Saya akhirnya dapat meyakinkan mereka bahwa yang saya lakukan ini tepat dan berdampak bagi masyarakat luas,” ujar Ayu.

Menurut Ayu, sebenarnya Du’Anyam adalah perwujudan dari keinginan enam orang temannya untuk membangun kewirausahaan sosial di Flores. Bahkan modal awal dari Du’Anyam berasal dari patungan bersama. “Sebenarnya kami tidak sendiri, tetapi bertujuh yang semua adalah teman yang memiliki visi yang sama. Namun sebagai penggerak utama adalah kami bertiga,” imbuhnya.

Baca juga :   Mona Monika : Bank DBS Fokus Kembangkan Ekosistem Wirausaha Sosial

Selain itu, Du’Anyam membiayai aktivitasnya pendanaan jangka pendek dari hasil memenangkan berbagai kompetisi kewirausahaan sosial, seperti MIT Global Ideas Challenge 2014, UnLtd Indonesia Incubation profram 2014-2016, Global Social Venture Competition 2015, serta dana hibah dari Tanoto Foundation.

 

Ke depan, Azalea Ayuningtyas (Ayu) ingin mengembangkan Rumah Anyam di seluruh Indonesia (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

 

Rumah Anyaman

Mengapa anyaman? Menurut Ayu, karena mereka melihat hampir semua produk rumah tangga yang digunakan oleh masyarakat di daerah NTT terbuat dari anyaman lontar. Dan produk ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dikelola dengan baik. “Sesungguhnya sebelum mengenal peralatan modern, seperti plastic, para ibu di NTT sudah terbiasa membuat sendiri peralatan rumah tangga dari anyaman lontar. Namun, mereka tidak paham nilai lebih dari produk itu sehingga lama-kelamaan menggantinya dengan plastik,” kata Ayu.

Usaha ini awalnya mereka mulai di Desa Duntana, Kabupaten Flores Timur. Menurut Ayu, mereka mulai dari mengetuk pintu satu per satu untuk mengajak para ibu bergabung. “Awalnya kami sempat juga mengalami penolakan, karena mereka belum paham manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini. Bahkan ada yang suaminya melarang istrinya untuk menganyam dan mengacam akan membakar hasilnya,” kisahnya.

Selain itu, Ayu mengakui medan yang ditempuh juga cukup menyulitkan, karena berjarak sekitar 40 km dari kota Larantuka. “Bahkan, saya beberapa kali jatuh dari motor saat ke desa,” kenang Ayu sambil tersenyum.

Namun semua itu menambah semangat dia dan teman-temannya untuk bekerja. Dan hasilnya menggembirakan. “Setelah penjualan pertama kami di bulan September 2015, peningkatan ekonomi ibu dan wanita cukup meningkat. Dari yang sebelumnya hanya bertani dengan pendapatan per tahun sekitar 6-8 juta, kini para ibu dan wanita bisa mendapat kenaikan pendapatan hingga 40%,” tuturnya.

Melihat hal itu, semangat para ibu juga semakin kuat. Bahkan, izin dari suami akhirnya keluar. Hal ini juga menarik perhatian dari generasi muda. Jika di awal hanya ada 16 ibu-ibu pertama yang bergabung, hampir semuanya menginjak usia 40 tahun ke atas. Kini para perempuan muda pun ikut serta.

“Semakin banyak perempuan muda yang ikut, walaupun mereka tidak bisa menganyam. Kami ajarkan keahlian dasar ke mereka. Selain memberdayakan perempuan, dengan ini kami dapat membantu pelestarian budaya,” ucap Ayu penuh semangat.

Baca juga :   Resika Caesaria : Berdayakan Ekonomi Masyarakat Dengan “Cimol”

Ia melajutkan ceritanya. Perubahan lain yang dilihat seiring berjalannya Du’Anyam adalah perilaku para ibu yang kini mulai berubah. Mereka mulai berani bersuara, karena sudah bisa lebih mandiri. Mendapat penghasilan lebih.

“Kami lihat dari beberapa kasus, ibu-ibu kita sekarang jadi lebih percaya diri, lebih bisa mengambil keputusan untuk anak-anaknya, yang sebelumnya dipegang penuh oleh suaminya. Weaving a better generation,” sambungnya.

Kini Du’Anyam telah membina kurang lebih 450 ibu dan wanita penganyam dari 17 desa di NTT. Tentunya angka tersebut buah keringat mereka selama 4 tahun terakhir.

Di tahun 2018, Du’Anyam terus mengembangkan usaha. Di lini produksi, Du’Anyam memiliki dua wilayah. Pertama di NTT sebagai pusat pengolahan raw material, kemudian Jakarta sebagai kantor utama dan tempat workshop. Bahan setengah jadi berupa hasil anyaman dikirim ke Jakarta untuk diolah menjadi ragam produk, seperti tas, souvenir, dan produk kerajinan lain berbahan daun lontar.

Dari segi desain, meski menggunakan bahan alami, namun produk yang dihasilkan Du’ Anyam bergaya modern dan tidak ketinggalan zaman. Hal ini juga berkat masukan dari tim Du’Anyam pada para ibu penganyam.

Ayu menambahkan, bahwa Du’Anyam tak ingin dikenal semata karena menjual kemiskinan dari NTT. “Kami ingin Du’Anyam dikenal karena memang kualitas dan desain produknya yang bagus,” tegasnya.

Mereka juga melakukan kerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk melebarkan sayap ke Kalimantan Timur dan Papua. “Fokus kami tetap memberdayakan perempuan, terutama kaum ibu. Dan kami berharap akan dapat mengembangkan Rumah Anyam di seluruh Indonesia,” pungkas Ayu.

 

=====================================

Azalea Ayuningtyas

  • Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 November 1989
  • Pendidikan Terakhir    : Program Kesehatan Masyarkat University of Harvard AS
  • Usaha                       : PT Karya Dua Anyam
  • Mulai Usaha               : November 2014
  • Modal Awal                : sekitar Rp 200 juta
  • Jumlah Pengrajin       : hingga Februari 2018 mencapai 450 orang pengrajin, yang tersebar di 17 desa

Prestasi :

  • DBS Foundation 2017
  • Global Social Venture Competition 2015,
  • MIT Global Ideas Challenge 2014,
  • UnLtd Indonesia Incubation profram 2014-2016,
  • Tanoto Foundation

 ===================================

 

STEVY WIDIA

Tags: anyaman dari lontarAzalea AyuningtyasDu'Anyamduanyam.comsocial entrepreneurSociopreneur
Previous Post

SiCepat Cepat Raih Pertumbuhan Positif

Next Post

Semangat Masyarakat untuk Berbagi Makin Tinggi

Related Posts

PFMuda 2025, Dukung 110 Inovasi Sosial Untuk Ketahanan Energi dan Pangan
Headline

PFMuda 2025, Dukung 110 Inovasi Sosial Untuk Ketahanan Energi dan Pangan

28 Agustus 2025
0
DBS Foundation
Headline

4 Sociopreneur Indonesia Peroleh Dana Hibah Sebesar Rp8,2 Miliar dari DBS Foundation

1 Maret 2024
0
Program Innovillage
Headline

Telkom Ajak Generasi Muda Bangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Innovillage

21 November 2023
0
Load More
Next Post
Semangat Masyarakat untuk Berbagi Makin Tinggi

Semangat Masyarakat untuk Berbagi Makin Tinggi

Ponsel Android Rasa Iphone Di Produksi di Indonesia

LUNA Luncurkan Ponsel Pintar Fullscreen Terjangkau

10 UKM Indonesia Tampil di Bahrain International Garden Show 2018

10 UKM Indonesia Tampil di Bahrain International Garden Show 2018

Discussion about this post

Recent Updates

WhatsApp Hadirkan Meta AI, Chatbot Serbaguna Berbasis Kecerdasan Buatan

Fitur Baru WhatsApp, Bisa Bikin Gambar Bergerak Hingga Personalisasi Tema Chat

1 Oktober 2025
Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

1 Oktober 2025
Vokasi UI Gelar Program UMKM Naik Kelas di Kota Depok

Upskilling Jadi Kunci Lulusan Vokasi Bersaing di Dunia Kerja

30 September 2025
Tokopedia dan TikTok

Terlambat Laporkan Akuisisi Saham Tokopedia, TikTok Terkena Denda Rp15 Miliar

30 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
WhatsApp Hadirkan Meta AI, Chatbot Serbaguna Berbasis Kecerdasan Buatan

Fitur Baru WhatsApp, Bisa Bikin Gambar Bergerak Hingga Personalisasi Tema Chat

1 Oktober 2025
Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

Deteksi TBC Dengan AI Bawa Startup Indonesia Masuk Final Kompetisi LKYGBPC Singapura

1 Oktober 2025
Vokasi UI Gelar Program UMKM Naik Kelas di Kota Depok

Upskilling Jadi Kunci Lulusan Vokasi Bersaing di Dunia Kerja

30 September 2025
Tokopedia dan TikTok

Terlambat Laporkan Akuisisi Saham Tokopedia, TikTok Terkena Denda Rp15 Miliar

30 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version