Senin, 29 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Sociopreneur

M. Zinedine Alam Ganjar : Mengubah Eceng Gondok Menjadi Rupiah

30 Agustus 2018
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 5 mins read
M. Zinedine Alam Ganjar : Mengubah Eceng Gondok Menjadi Rupiah

M. Zinedine Alam Ganjar, President Director & Founder Sagasco SC (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Minat dan antusiasme generasi muda terhadap kewirausahaan sosial atau yang dikenal dengan sociopreneur rupanya semakkin meningkat. Dengan berbagai ide kreatifnya mereka melakukan banyak perubahan bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar mereka.

Salah satunya yang dilakukan oleh M. Zinedine Alam Ganjar. Siswa kelas X SMA ini mengolah limbah eceng gondok di kawasan Rawa pening, Kabupaten Semarang, menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi. Produk dengan brand Echoes dan Whynotes ini berupa sandal, sepatu dan binder multifungsi. Semua adalah produk kerajinan buatan tangan yagng berbahan dasar eceng gondok.

Rupanya, ide remaja yang akrab disapa Alam itu berangkat dari dari permasalahan lingkungan yang dilihat di sekitar tempat dia tinggal, yaitu populasi tanaman gulma eceng gondok. Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan ekosistem air. Oleh karena itu, Alam lalu menggalang teman-temannya untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Mereka tergabung dalam Student Company (SC) Sagasco yang fokus pada sosiopreneurship, sekaligus ecopreneurship.

“Kami mencoba memecahkan maslaah ini dengan mencari cara positif melalui sebuah produk yang memiliki demand yang tinggi dan dibutuhkan banyak orang. Di situ kami melakukan survey, dan akhirnya kami memutuskan untuk membuat sepatu dan sandal dengan bahan dasar eceng gondok yang kami beri nama Echos dan Whynotes,” ungkap Alam saat ditemui youngster.id belum lama ini di Jakarta.

Berkat ide kreatif tersebut President Director Sagasco SC ini berhasil terpilih untuk mewakili Indonesia pada kompetisi Student Company Competition (ISCC) 2018. Dia akan mewakili Indonesia untuk berkompetisi dengan 13 negara dari Asia Pasific pada Maret 2019 mendatang.

Alam mengaku bangga dapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang kompetisi bisnis internasional. Apalagi, pada program kompetisi yang digagas Citibank Indonesia yang diikuti oleh 34 SMA dan SMK tingkat nasional ini, dia bersama teman-temannya berhasil menjadi juara.

“Tentunya, pencapaian ini dapat kami raih berkat bimbingan dan dukungan yang dberikan oleh Citibank Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia. Mewakili Sagasco SC, saya berharap, usaha yang kami rintis saat ini dapat terus berkembang dan menebar manfaat, serta mampu menginspirasi teman-teman wirausaha muda untuk berani memulai bisnis sekaligus membantu menyelesaikan permasalahan sosial,” tegas putra dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti itu.

Baca juga :   Tingkatkan Literasi Digital, ASEAN DLP Luncurkan Platform e-Learning

 

Upaya Zinedine Alam Ganjar untuk memberdayakan warga sekitar untuk memproduksi sepatu dan sandar dari bahan eceng gondok berbuah penghargaan dari Citi Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Membahagiakan Orang Lain

Alam menuturkan keputusan untuk terjun menjadi wirausaha sosial itu terinspirasi dari pernyataan Presiden RI Joko Widodo. “Memilih eceng gondok karena telah lama menjadi masalah. Mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo, bahwa Rawa Pening jadi prioritas pemberdayaan air di Indonesia. Tetapi karena eceng gondok, Rawa Pening sudah berkembang sangat cepat. Kemudian kami berinisiatif untuk membantu mengatasi masalah lingkungan itu,” ucapnya.

Di sisi lain, pemuda kelahiran Purwokerto 14 Desember 2001 itu mengaku menjatuhkan pilihannya menjadi socipreneur karena dapat turut memberikan kebahagiaan kepada orang lain. “Bagi saya menjadi sociopreneur itu paling mudah di antara yang lain. Kedua, kesuksesan kami adalah berbagi kebahagiaan. Cara paling mudah itu. Jadi, sociopreneur di situ kami dapat profit, tapi kami tidak profit oriented. Karena kami membantu sesama, menyelematkan lingkungan, dan kami berusaha selalu bikin tren dengan mengajak anak muda lain untuk menyelamtkan lingkungan dengan cara bikin produk atau jasa, yang nanti dibutuhkan oleh banyak orang,” ucapnya penuh kebanggaan.

Langkah itu mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. “Keluarga pasti dukung. Itu tinggal bagaimana saya menyampaikan ke orang tua. Minta ijinnya bagaimana karena sering juga pulang sampai malam. Apalagi passion kami di sini. Jadi orang tua pasti dukung,” ujar Alam.

Dalam memproduksi barang yang menggunakan bahan eceng gondok ini, Alam mengklaim sudah mengurangi sebanyak 80 kg eceng gondok yang dikeringkan, dari estimasinya sekitar 300 kg aceng gondok basah dalam waktu 4 bulan.

Semua bahan itu diproduksi menjadi sepatu dan sandal. Alam menjelaskan dalam pembuatannya terbagi dua jenis, yaitu dalam bentuk anyaman dan tenun.

“Dalam prosesnya, pertama kami mengirim desain, dari hasil rapat dengan para anggota dan desainer kami. Akhirnya kami konsultasi dengan para pengrajinnya, dan paling banyak itu pengrajinnya di proses pengiringan dan pemberian bahan kimia dan memang butuh scale yang tinggi. Setelah eceng gondok dikeringkan dan diberi pewarnaan oleh para petaninya, lalu kami kasih ke pengrajin buat di examble jadi produk atau kerajinan itu sendiri. Untuk satu pasang sepatu kalau cuaca bagus bisa diselesaikan dalam waktu 10 hari, tapi 2 sepatu bukan berarti 20 hari. Jadi kami efisiensinya disitu, numpukin satu produksi di satu waktu jadi lebih efektif, “ jelas Alam.

Baca juga :   FedEx Express dan Prestasi Junior Gelar Kompetisi Wirausaha Muda Indonesia

Kegiatan Sagasco SC yang terdiri dari 20 orang ini tentu berkolaborasi dengan 25 orang masyarakat dan pengrajin setempat. Hasilnya produk Echos dan Whynotes ini mendapat sentuhan motif batik khas Semarang.

Alam mengaku awalnya tidak mudah mendapatkan pengrajin yang mau membantu mereka mewujudkan produk ini. Namun dengan pendekatan sosial, mereka berhasil mendapat dukungan dari masyarakat sekitar Rawa Pening. Apalagi kemudian berkat produk ini, perekonomian masyarakat juga terbantu.

“Sebelumnya mereka tidak pernah terpikir untuk memanfaatkan eceng gondong menjadi produk seperti sepatu, sandal atau buku. Memang sebelumnya mereka sudah melakukan tetapi masih terbatas, dengan kehadiran kami menambah kreativitas baru mereka sehingga responnya sangat luar biasa,” kisah Alam.

 

Zinedine Alam Ganjar memberdayakan warga Rawa Pening untuk membuat produk kerajinan seperti sepatu dan sandal dari bahan eceng gondok (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Nilai Jual

Keterlibatan para pengrajin lokal membuat produk yang dihasilkan itu tidak semata ramah lingkungan juga bernilai sosial karena memiliki nilai budaya dan berdaya jual tinggi.

Sebagai anak muda, Alam jelas menujukan produk dari Sagasco SC bagi anak muda usia 12-45 tahun yagn memiliki gaya hidup yang modern tetapi peduli pada lingkungan.

Alam mengatakan produk dari  Sagasco SC ini di banderol seharga Rp 180 ribu untuk yang produk anyaman, dan untuk tenun satu pasangnya sebesar Rp 200 ribu.

“Untuk pemasarannya kami banyak kerja sama dengan pemerintah, terutama di BPSDA yang menangani sumbur daya air, buat masuk ke event-event mereka secara khsusus. Kami kan sebagai reservation bagi program mereka karena menanggulangi eceng gondok, dan kami juga fokus di instagram untuk sosial media nya,” terangnya.

Menariknya, produk ini tidak dipasarkan melalui marketplace atau e-commerce. “Kami nggak fokus disitu, karena kami sudah memiliki plan untuk membuka e-commerce sendiri yaitu e-commerce khusus eceng gondok jadi banyak pengrajin eceng gondok yang kami gaet buat masukin produk di ecommerce itu full tentang produk eceng gondok semua,” ungkap Alam.

Baca juga :   Kompetisi Kewirausahaan Ini Dorong Pelajar Kelola Bisnis Berorientasi Lingkungan

Selain itu, untuk mengembangkan wirausaha sosialnya, Alam juga menjalin kerja sama dengan Citi Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia (PJI). “Melalui kerja sama dengan Citi Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia kami mendapatkan modal investasi sehingga produk ini dapat kami luncurkan,” ungkap Alam lagi.

Produk Echoes dan Whynotes ini mulai diluncurkan dan dipasarkan pada Januari 2018. Ternyata produk ini menarik banyak peminat termasuk investor. Sehingga akhirnya Alam memutuskan untuk menjual sebagian saham untuk memperoleh modal. “Untuk besarnya dibatasi sama PJI sebesar 20 ribu untu 75 lembar saham. Total modalnya jadi Rp 1,5 juta, dan kini revenue kami selama 4 bulan berjalan sudah mencapai Rp 21 juta,” katanya bangga.

Alam berharap usaha ini dapat terus berkembang. “Saya beharap usaha yang kami rintis saat ini dapat terus berkembang dan menebar manfaat, serta mampu menginspirasi teman-teman wirausaha muda untuk berani memulai bisnis sekaligus membantu menyelesaikan permasalahan sosial,” pungkasnya.

 

==================================

M. Zinedine Alam Ganjar

  • Tempat Tanggal Lahir : Purwokerto 14 Desember 2001
  • Pendidikan                 : Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang
  • Nama Usaha              : Sagasco SC
  • Mulai Usaha               : 11 Januari 2018
  • Jabatan                     : Founder & President Director
  • Produk                       : Sepatu, Sandal, Buku dari Eceng Gondok
  • Tim                           : 20 orang
  • Pengrajin                   : 25 orang
  • Modal Awal                : Rp 1,5 juta

Prestasi : Indonesia Student Company of the Year 2018 dalam ajang Indonesia Student Company Competition yang digelar Prestasi Junior Indonesia (PJI) 2018.

======================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: Citi Indonesiaeceng gondokEchoes dan WhynotesM. Zinedine Alam GanjarPrestasi Junior Indonesia (PJI)Sagasco SCSociopreneur
Previous Post

GOWES Hadir di Bali

Next Post

UGM Resmikan Bank Genetik Sayuran Pertama di Indonesia

Related Posts

STEM Capacity Building PJI Tingkatkan Literasi AI di 40 Sekolah di Jawa Barat
Headline

STEM Capacity Building PJI Tingkatkan Literasi AI di 40 Sekolah di Jawa Barat

25 September 2025
0
PFMuda 2025, Dukung 110 Inovasi Sosial Untuk Ketahanan Energi dan Pangan
Headline

PFMuda 2025, Dukung 110 Inovasi Sosial Untuk Ketahanan Energi dan Pangan

28 Agustus 2025
0
Citi Indonesia
News

Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp1,3 Triliun pada Triwulan-II 2025

20 Agustus 2025
0
Load More
Next Post
UGM Resmikan Bank Genetik Sayuran Pertama di Indonesia

UGM Resmikan Bank Genetik Sayuran Pertama di Indonesia

Rama Raditya : Ingin Membantu Masalah Perkotaan Dengan Aplikasi Qlue

Qlue dan Kominfo Perangi Situs Penyebar Konten Negatif

Danamon Peduli Gelar Pasar Sejahtera dan Festival Pasar Rakyat (FPR) Magelang 2018

Danamon Peduli Gelar Pasar Sejahtera dan Festival Pasar Rakyat (FPR) Magelang 2018

Discussion about this post

Recent Updates

UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

29 September 2025
Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

29 September 2025
Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

29 September 2025
Lenovo Hadirkan Tablet Gaming Legion Pertama di Indonesia

Lenovo Hadirkan Tablet Gaming Legion Pertama di Indonesia

29 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

UNIQLO Indonesia Lakukan Transformasi Layanan E-Commerce, Integrasikan Toko Online dan Offline

29 September 2025
Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

Garuda Spark Innovation Hub, Ruang Terbuka Bagi Startup

29 September 2025
Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

Huawei Cloud Hadirkan Inovasi Layanan Komputasi AI Untuk Berbagai Industri

29 September 2025
Lenovo Hadirkan Tablet Gaming Legion Pertama di Indonesia

Lenovo Hadirkan Tablet Gaming Legion Pertama di Indonesia

29 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version