Senin, 29 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Sociopreneur

Muhammad Salman : Petani Muda Yang Sukses Berkat Kapulaga

22 Agustus 2019
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 4 mins read
Muhammad Salman : Petani Muda Yang Sukses Berkat Kapulaga

Muhammad Salman, Founder & CEO Karamat Alam (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

60
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Rendahnya minat anak muda menekuni bidang pertanian tidak hanya disebabkan karena penghasilannya rendah. Terbatasnya akses terhadap lahan, membuat anak muda memilih pekerjaan lain ketimbang menjadi petani. Namun belakangan pertanian telah membawa sejumlah anak muda meraih sukses.

Data usia petani di Indonesia menunjukkan umur yang semakin tua. Dalam 30 tahun terakhir, kelompok usia petani di bawah 35 tahun menurun dari 25% menjadi 13%. Sementara petani yang berusia di atas 55 tahun meningkat dari 18% menjadi 33%. Padahal, di sisi lain, Indonesia akan segera menikmati bonus demografi pada 2030-2040 mendatang. Artinya angkatan berusia muda akan mendominasi penduduk.

Sesungguhnya demografi ini akan menjadi tantangan, terutama dalam ketersediaan lapangan pekerjaan. Salah satu yang seharusnya jadi pilihan adalah profesi sebagai petani. Peluang ini yang ditangkap oleh Muhammad Salman, pemuda asal Majalaya Bandung, Jawa Barat. Pemuda berusia 19 tahun ini memutuskan untuk menjadi petani dengan usaha pertanian Kapulaga.

Kapulaga dikenal sebagai rempah (bumbu) untuk masakan, dan orang Inggris sering menyebutnya grains of paradise. Di Indonesia, tanaman kapulaga ditanam di daerah perbukitan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bumbu ini punya nama beraneka ragam, seperti kapulogo (Jawa), kapol (Sunda), kapolagha, palagha (Medan), kapulaga, karkolaka (Bali), kapulaga, garidimong (Sulawesi selatan), pelaga, puwar pelaga (Sumatera), palaga, puwa palago (Minangkabau), kapulaga, kardamunggu (Betawi).

Salman mengatakan alasan dirinya memilih menjadi seorang petani dan wirausahawan dikarenakan melihat banyaknya lahan yang tak terpakai di desanya. Belum lagi, orang-orang muda yang ada di desa tempatnya tinggal, lebih memilih bekerja di kota ketimbang bekerja menjadi seorang petani.

“Usai pulang sekolah, di rumah saya melihat banyak lahan kosong yang tak tergarap dengan baik. Dikarenakan orang-orang yang dari desa pada pindah ke kota, terutama anak-anak mudanya untuk mencari kerja. Di situ banyak lahan di desa yang tidak terurus. Terus dari situ saya kepikiran untuk mengolahnya, dan melakukan kerja sama dengan pemilik lahan yang tidak diurus itu. Keinginan itu timbul, karena melihat lahan yang saya miliki dengan keluarga juga nggak terlalu besar,” ungkap Salman, Founder & CEO Karamat Alam, saat ditemui youngster.id baru-baru ini di Jakarta.

Baca juga :   Elvera Makki : Citi Indonesia Dukung Lahirnya Sociopreneur Di Kalangan Anak Muda

Tanaman yang dipilih adalah kapulaga, yang telah ditekuni oleh ayahnya sejak lama. Pertanian tanaman ini memang belum populer, tetapi budidayanya tergolong mudah. Selain itu harganya juga sangat baik, bahkan di pasar dunia bisa mencapai US$30 per pound.

“Budidaya rempah-rempah ini terbilang mudah karena perawatannya tidak sulit dan kecil kemungkinan gagal panen,” ujarnya.

Salman memanfaatkan lahan kosong yang tidak digarap untuk budidaya kapulaga.Selain itu, untuk pengembangan usaha kapulaga ini tidak memerlukan modal telalu besar ketimbang jenis rempah lainnya. Bahkan usahanya berkembang cukup cepat. Dalam waktu dua tahun terakhir, Salman sudah menguasai pasar induk di wilayah Bandung, sebagai salah satu pemasok bumbu dapur kapulaga.

 

Selain menjual rempah kapulaga, beberapa olahan dengan bahan dasar kapulaga berhasil disulap Salman menjadi sebuah minuman segar yang siap saji, yang terbungkus dalam sebuah kemasan (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

Kolaborasi 

Menariknya Salman melibatkan para santri dari pesantren yang ada di desanya. Hal itu berangkat dari tingginya permintaaan akan hasil kapulaga. Sementara tenaga kerja yang tersedia masih terbatas. Banyak anak muda yang di desa lebih memilih urbanisasi ke kota.

“Jujur aja, susah jaman sekarang ini mengajak teman sebaya saya untuk bekerja menjadi petani,” ujarnya.

Salman lalu memberanikan diri untuk belajar wirausaha melalui program Skilled Youth yang digelar oleh Citi Indonesia. Salman mengaku sebelumnya kurang percaya diri dalam menjelaskan usaha yang ditekuninya tersebut. Informasi tentang usahanya hanya dia ceritakan ke masyarakat dan penadah kapulaga lokal sekitar tempat tinggalnya. Usai mengikuti pelatihan soft skill, Salman terdorong untuk berani menyebarluaskan informasi tentang usahanya ke pasar industri.

Hal itu yang membuat dia berhasil mengajak para satri di pesantren yang ada di desanya. Mereka tak sekadar menggarap lahan, tetapi juga bersama-sama belajar pemasaran digital.

“Saya dulunya kurang percaya diri, pemalu. Tidak berani untuk cerita di depan orang banyak. Makanya usaha kapulaga ini hanya saya ceritakan kepada orang-orang sini saja, masih lingkungan pasar lokal. Tapi di pelatihan soft skill, saya diingatkan dan dilatih untuk berbicara dan mempromosikan usaha saya di depan teman-teman peserta pelatihan lainnya. Alhasil, saya juga melakukannya di usaha saya dengan mulai memasarkan produk saya ke pasar industri di wilayah Sukabumi dan Garut,” kisahnya.

Baca juga :   FUREC, Standarisasi Kemasan Plastik Daur Ulang Ramah Lingkungan

Tak sekadar bercocok tanam, Salman juga mulai mengenal pemasaran digital. Upaya untuk memperluas jejaring usahanya juga dilakukan Salman dengan membuka akun bisnis di sosial media. Sebelumnya, promosi usaha dilakukan dengan menggunakan akun sosmed pribadi saja. Sehingga usaha pertanian yang dimuali sejak 2017 kini memasuki pasar yang lebih luas di wilayah Jawa Barat.

“Digital Marketing ini memang sungguh berpengaruh bagi usaha saya. Masukan fasilitator saat pelatihan untuk membuka akun usaha di sosial media akhirnya saya lakukan. Karena itu, beberapa perwakilan industri, khususnya industri jamu mulai mengontak saya untuk bisa membeli kapulaga,” ujarnya.

Salman mengakui pola pengusahaan tanaman ini oleh petani masih bersifat sambilan dengan kultur teknis masih tradisional, menyebabkan produktivitas kapulaga rendah. Padalah sebagai tanaman obat-obatan, banyak digunakan sebagai bahan industri obat tradisional, kosmetika, farmasi, industri makanan, dan minuman. Sehingga ketika permintaan pasar meningkat Salman berusaha memenuhi dengan cara berkolaborasi. Dia mengumpulkan petani-petani kapulaga untuk bisa memenuhi permintaan bersama.

“Dari pada bersaing, saya memilih berkolaborasi dengan petani kapulaga lain untuk memenuhi permintaan pabrik tadi dan hasilnya kami jual bersama. Jadi saya juga memiliki 6 petani binaan, yang saya bina sendiri untuk menanam kapulaga,” kata Salman.

 

Muhammad Salman dan tim Karamat Alam ketika mengikuti program Skilled Youth yang digelar Citi Indonesia (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Terus Belajar

Saat ini, Salman mengaku bisa menghasilan produk kapulaga sekitar 200 kilogram yang dipasarkan di wilayah sekitar Sukabumi dan Garut. Tak berhenti sampai di situ, Salman ingin terus mengembangkan keahlian di bidang pertanian. Untuk itu Salman juga mengikuti technical skill tentang pemanfaatan gulma atau sampah organik menjadi pupuk. Pelatihan tersebut dia ikuti pada Juni 2019. Dari pelatihan tersebut, Salman mampu membuat dekomposer untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk. Pupuk tersebut saat ini sudah dia gunakan untuk tanaman kapulaganya dan mampu menghasilkan buah yang lebih banyak.

Baca juga :   Citi Indonesia Dukung Program “Youth Entrepreneur Initiative”

Mempertimbangkan manfaatnya, Salman berniat untuk mengajarkan pembuatan dekomposer ini ke masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi sampah organik yang memang banyak dihasilkan di lingkungan tempat tinggal Salman.

“Jadi selain sebagai bertani kapulaga, saya juga membuat dekomposer untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk. Pupuk tersebut saat ini sudah saya gunakan untuk tanaman kapulaganya dan mampu menghasilkan buah yang lebih banyak,” jelas Salman.

Saat ini, selain menjual rempah kapulaga, beberapa olahan dengan bahan dasar kapulaga berhasil disulap Salman menjadi sebuah minuman segar yang siap saji, yang terbungkus dalam sebuah kemasan.

“Jadi hasil dari pertanian kapulaga ini, selain memenuhi permintaan kapulaga untuk keperluan pabrik jamu di beberapa wilayah tadi, juga kami buatkan dalam bentuk produk olahan minuman yang segar dalam bentuk kemasan. Produk-produk minuman dari kapulaga yang sudah saya kemas ini, semua saya dapat ilmunya dari hasil selama Skilled Youth,” ucapnya.

Ke depan, Salman berencana menambah jumlah tim agar dapat lebih melebarkan sayap usahanya. “Pengembangan lain sudah ada, kami kepingin melebarkan dan menambah lahan. Soalnya lahan yang tak terurus iini masih banyak di kampung saya. Pastinya saya akan menambah sumber daya manusia agar usaha ini dapat terus berkembang, dan terutama para pemuda mau kembali jadi petani,” pungkasnya.

 

=================

Muhammad Salman

  • Tempat Tanggal Lahir  : Bandung, 8 September 2000
  • Pendidikan                 : SMK Rodhatul Ullum, Cimahi
  • Nama usaha               : agroforestry, pertanian kapulaga Karamat Alam
  • Jabatan                      : Founder & CEO
  • Mulai Usaha                : 2017
  • Modal                        : sekitar Rp 1 juta
  • Prestasi                     : Startup Terpilih Program Skilled Youth 2019, Citi Indonesia

=================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Tags: Citi IndonesiakapulagaKaramat AlamMuhammad Salmanprogram Skilled Youth
Previous Post

FUREC, Standarisasi Kemasan Plastik Daur Ulang Ramah Lingkungan

Next Post

Startup Kedai Sayur Dapat Pendanaan Rp57 Miliar

Related Posts

Citi Indonesia
News

Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp1,3 Triliun pada Triwulan-II 2025

20 Agustus 2025
0
Program Youth-Led Agri-Food
News

Youth-Led Agri-Food, Dukung Anak Muda Tingkatkan Ketahanan Pangan

2 Maret 2024
0
Bibit x Citi Indonesia
Headline

Kolaborasi Bibit.id dan Citi Indonesia Untuk Perluas Akses Investasi di Pasar Modal

21 Juli 2023
0
Load More
Next Post
Kedai Sayur

Startup Kedai Sayur Dapat Pendanaan Rp57 Miliar

Bersiap Sambut Teknologi 5G di Indonesia

Bersiap Sambut Teknologi 5G di Indonesia

Grab Indonesia Wajibkan Driver dan Pengguna Berswafoto

Grab Akurasi 5 Juta Lebih Titik Penjemputan

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version