youngster.id - YOUNGSTERS.id – Sebagian orang menilai sampah hanyalah barang bekas yang tak ternilai, mungkin bisa dikatakan bernilai walaupun dihargai dengan nilai yang rendah. Namun siapa sangka dari hasil kerja keras serta ketekunannya, limbah bisa berbah menjadi produk bernilai estetika tinggi dan bermanfaat.
Dia adalah Muhammad Zulfikar yang akrab disapa Fikar. Pemuda kelahiran Watampone 9 Februari 1990 ini menggeluti bisnis daur ulang sampah plastik di bawah label FlowerindoGreen sejak tahun 2013. Dari limbah sampah plastik dan kardus dia menghasilkan produk-produk kerajinan tangan yang unik. Mulai dari lampu hias tetrapack yang ramah lingkungan, aneka pohon hias dari kertas, replika bonsai yang unik dan beragam souvenir.
Produk ini tak hanya berpenampilan unik dan menarik juga berdaya jual tinggi. Bahkan lewat kemahirannya membuat produk dari limbah ini Fikar kerap terlibat dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat di daerah Kalegowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Dia tidak segan berbagi ilmu dengan para ibu-ibu, pelajar hingga mahasiswa dalam membuat aneka produk berbahan limbah dan sampah di sekitar. Tak heran jika pengusaha yang pernah meraih predikat Green Enterpreneur Binaan Bank Indonesia Makasar ini juga menjadi pembimbing keterampilan bagi Dinas Sosial Gowa dan DInas Koperasi Makasar.
“Semua itu saya lakukan karena saya yakin usaha daur ulang sampah tidak akan basi dan resikonya pun tidak besar. Sehingga keterampulan yang saya miliki ini dapat tertular ke banyak orang untuk memberdayakan banyak masyarakat,” ucap Fikar.
Apa yang dia lakukan sekarang ini merupakan bagian dari perjuangan hidupnya dalam meraih kemandirian. Sejak kecil dia telah dilatih untuk hidup mandiri, sabar dan ulet dalam menjalani hidup. Kehidupan orang tuanya yang sederhana membuat daya juang Fikar terlatih sejak kecil. Selepas SMP dia sudah merantau ke Makasar untuk meneruskan sekolah di SMAN 7 Makasar.
Namun kesulitan biaya membuat dia harus menunda untuk bisa melanjutkan kuliah. Selama tiga tahun menganggur itulah Fikar belajar banyak hal. Dia mengaku pernah berjualan keripik singkong untuk bisa mendapatkan uang. Tangannya yang trampil membuat prakarya memunculkan ide untuk membuat produk dari sampah.
“Saya sejak lama tertarik untuk mengolah dan memanfaatkan limbah di sekitar rumah seperti kertas Koran, botol plastic, tas plastik, karton bekas dan lain-lain. Proses kreatif ini mengasyikan sekali,” ungkapnya.
Hobi ini mulai berkembang karena dia melihat bahwa ternyata banyak limbah di sekitar tempat tinggalnya yang bisa dijadikan bahan baku. Dia pun tanpa malu menjadi “pemulung” limbah plastik dari rumah-rumah sekitar dia tinggal.
Cibiran Berbuah Pujian
Awalnya banyak yang mencibir melihat ulahnya itu. Namun mereka harus mengakui setelah melihat produk buatannya yang bermanfaat dan menarik. Dari botol plastik dia membuat bros bunga, dari kemasan minuman kotak jadi lampu hias. Dari kantong plastik dia membuat pohon dan replika bonsai.
Semua dikerjakan Fikar sendiri. Proses pengerjaannya membutuhkan ketekunan, keuletan dan kesabaran tersendiri. “Proses awal ini sangat berkesan bagi saya hingga kini. Bagaimana saya memulai proses itu benar-benar sendirian dari A – Z dikerjakan sendiri. Prosesnya melelahkan tetapi menyenangkan melihat hasilnya,” kenangnya.
Dengan bermodal Rp 3 juta, Fikar terus giat berproduksi. Apalagi produk yang dia buat dipuji bahkan diminati orang-orang. Bahkan dalam kurun waktu empat bulan, dia sudah bisa menutup modal yang dikeluarkan dan meraih untung. Tak hanya sampai di sana. Buah karya itu diikutsertakan dan menang dalam lomba kewirausahaan yang diadakan Bank Indonesia Makasar tahun 2012 bertema Green Entrepeneur.
“Isu global warming memang sedang marak saat itu. Dan saya tertarik untuk mencoba menyampaikan konsep bagaimana mengolah dan memanfaatkan limbah sekitar rumah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai jual. Dan ternyata berhasil,” ungkapnya.
Fikar pun mendapatkan dukungan untuk mengembangkan produknya dengan mendirikan CV Green Creative Group dengan merek Flowerindogreen pada 9 Februari 2013 di Makasar. Dia pun mulai membangun tim kerja dengan memperkerjakan tiga orang karyawan. Produknya berkembang mulai dari replika pohon dan bonsai hingga lampu hias dan souvenir pernikahan.
Pemuda yang kini tengah meneruskan kuliah ke STIA LAN Makasar itu pun semakin produktif. Dia dapat memproduksi 10 pohon replika bonsai setiap minggu dan dua set lampu hias setiap minggu. Produknya dipasarkan secara online sehingga pelanggannya tersebar ke seluruh Indonesia. Produknya juga mendapat tempat sebagai produk lokal dalam sebuah toserba waralaba yakni di Carrefour Panakukan Square di Makasar.
Fikar mengakui bahwa usahanya ini akan terus dikembangan. “Kami ingin agar semakin banyak produk yang dapat dihasilkan sehingga selain menghasilkan juga dapat mengurangi sampah di sekitar kita,” ungkapnya.
Tantangan terbesar saat ini adalah membuat kemasan yang tepat bagi produk-produknya sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas bahkan ke pasar ekspor. “Kami masih mencari solusi untuk itu,” ujar Fikar lagi.
Suami dari Tri Hardyanti ini tidak ingin sekadar jadi pengusaha. Dia ingin bisnisnya bisa memberi dampak pada lingkungan. Untuk itu dia tidak segan-segan menularkan ilmunya kepada masyarakat sekitar. Dia terlibat dalam berbagai pelatihan di lembaga pemerintah dan kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat khusus mengenai pemilihan dan pengolahan limbah dari lingkungan sekitar untuk dijadikan produk bermanfaat.
“Saya berambisi untuk membuat sebanyak-banyaknya kelompok pemberdayaan yang peduli lingkungan. Saya juga ingin menjadi jembatan informasi dan pengetahuan bagi anak-anak agar peduli pada lingkungan sejak dini,” kata Fikar penuh harap.
=========================================
Muhammad Zulfikar B
Tempat Tanggal Lahir : Watampone 9 Februari 1990
Pendidikan :
- 1996 – 2002: SD 276 Latappere
- 2002– 2005: SMPN 1 Watansoppeng
- 2005 – 2008: SMAN 7 Makassar
20011 – sekarang : STIA LAN Makassar
Nama Perusahaan: CV.Green Creative Group
Produk/Merk: Replika Bonsai-Lampu Hias/-Merk FLOWERINDOgreen
Mulai Usaha: 9 Februari 2013
Modal Awal : Rp 3.000.000
BEP : 4 Bulan
Prestasi :
- GreenEntrepreneur Binaan Bank Indonesia
- Pembimbing Keterampilan Dinsos Gowa
- Pembimbing Keterampilan Pertukaran Pelajar AIESEC
- Pembimbing Keterampilan Komp. Kusta Jongaya
- Pembimbing Keterampilan Anak-Anak Hafidz Komp. RS.Faisal
- Pemberdayaan Masyarakat Kec. Kalegowa, Kab Gowa
Seminar dan Pameran Yang diikuti :
- Seminar Program Kewirausahaan Provinsi Sulawesi Selatan “GreenEntrepreneurship Recycle, Reuse, Reduse”
- Seminar Kewirausahaan UKM _Usaha Kecil Milyaran_
- Seminar 99 Detik Jadi Pengusaha
- Magang Keterampilan Limbah, Bantul, Jogjakarta
- Workshop Konsultan Keuangan Mitra Bank
============================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post