youngster.id - Kesehatan menjadi salah satu sektor penting dalam pembangunan kualitas manusia Indonesia. Banyaknya permasalahan kesehatan ditengah masyarakat membutuhkan tenaga medis, termasuk di bidang keperawatan yang kompeten. Dan teknologi menjadi jembatan penghubung antara kebutuhan dan ketersediaan itu.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun, terjadi peningkatan kebutuhan tenga kesehatan. Salah satunya tenaga keperawatan. Perawat adalah profesi yang paling banyak dibutuhkan di antara tenaga kesehatan lain.
Berdasarkan data per Desember 2016, total ada 296.876 perawat di Indonesia. Dari jumlah ini rasio perawat pada tahun 2016 secara nasional adalah 113,40 per 100.000 penduduk. Angka ini masih jauh dari target tahun 2019, yaitu 180 per 100.000 penduduk.
Isu lain yang berkembang adalah masalah distribusi perawat yang belum merata. Masalah ini menggugah Ogy Winenriandhika untuk membangun aplikasi dengan nama Perawatku.id. Ini adalah platform menghubungkan antara pasien dengan perawat. Jadi, masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan keperawatan dapat menggunakan aplikasi ini.
“Jadi melalui platoform Perawatku.id kami juga ingin membuat sebuah inovasi homecare lewat digitalisasi seluruh proses keperawatan yang sudah terstandarisasi secara internasional,” ucap Ogy kepada Youngster.id.
Startup yang dimulai di Padang tahun 2015 ini ditujukan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan keperawatan di luar lingkungan rumah sakit. “Jadi bagi para pasien hanya dengan platform Perawatku.id maka mereka bisa memesan perawat seketika itu juga untuk datang ke lokasi,” jelasnya.
Menariknya, tak sekadar membantu pasien, platform ini juga memberikan empowering bagi para tenaga di bidang keperawatan. Ogy mengungkapkan, Perawatku.id ini menyediakan tes berbasis online untuk Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac Life (BTCLS), ini adalah tes wajib bagi seluruh lulusan perawat.
“Pembuatan platform ini diharapkan menjadi media untuk mempermudah perawat dalam mengoperasikan sistem asuhan keperawatan berbasis NNN melalui fitur homecare di layanan Perawatku.id,” kata Ogy.
Oleh karena itu, selain layanan perawatan di rumah, Perawatku.id juga mengadakan kerja sama dengan yayasan kesehatan atau swasta/pemerintah dalam mengadakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. “Yang jelas kalau target pasar kami adalah pasien dan perawat,” ujarnya.
Pivot
Diakui Ogy, lahirnya Perawat.id ini bermula dari masalah pribadi. Ketika itu, orang tuanya membutuhkan perawatan pasca dirawat di rumah sakit.
“Pertama membangun bisnis ini karena pengalaman pribadi. Jadi dari permasalahan pribadi itu saat orangtua (ayah) pasca dirawat di rumah sakit harus menjalani rawat jalan dan membutuhkan perawat. Ternyata tidak mudah untuk mendapatkan itu. Dari situlah akhirnya muncul ide untuk membuat aplikasi ini agar bisa bermanfaat tentunya bagi orang lain yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata pemuda kelahiran 30 Oktober 1992 itu.
Perawat dan caregiver yang disediakan oleh Perawatku.id adalah mereka dengan lulusan minimal D3 Keperawatan dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti jaminan mutu. Mereka juga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan medis yang diperlukan kapan saja.
Ogy mengaku, ia melihat persaingan pasar produk keperawatan dengan asosiasi homecare business to business (B2B) belum banyak di Indonesia. Perbedaan menyolok yaitu Perawatku.id menggunakan standarisasi aplikasi perangkat lunak Nursing Care Plan.
“Dengan kelebihan ini Perawatku.id jelas menggunakan layanan yang inovatif, tersistematis dan low-error diagnosa ke pasien. Yang jelas, pasar dari layanan keperawatan sangatlah besar dan begitu mempermudah bagi setiap orang mencari perawat dengan standar harga dan kapabilitasnya,” ungkapnya.
Menariknya, sebelum membagun Perawat.id, Ogy sempat membangun appskepukom.com, aplikasi berbasis teknologi bidang keperawatan yang bisa membantu perawat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Namun alumni Fakultas Hukum Universitas Andalas itu memutuskan untuk pivot di tahun kedua, menjadi Perawat.id. “Saya melihat manfaat layanan homecare bagi orang banyak,” ujarnya.
Namun, Ogy mengaku langkah ini tidak mudah. Ia sempat kesulitan mencari seorang ahli IT untuk mendukung bisnisnya tersebut. Selain itu, banyak kendala lain seperti permodalan hingga aturan pemerintah.
“Kendalanya mulai dari susahnya bootstrapping hingga nyari co-founder di bidang IT. Belum lagi masalah regulasi dengan persatuan perawat yang berada di pusat. Cuma saya akhirnya mengatasinya dengan koneksi dari investor,” paparnya.
Untuk usaha ini Ogy mengaku mengucurkan modal sekitar Rp 26 juta. “Senangnya dalam waktu satu setengah tahun aku sudah bisa balik modal. Cuma kalau ditanya omset perbulannya sekarang range-nya itu sekitar Rp 3 juta sampai Rp 8 Juta per bulan yang bisa saya dapat,” klaimnya sambil tersenyum.
Kompetensi Perawat
Selain layanan homecare, Perawatku.id ini memiliki fitur untuk meningkatkan kompetensi tenaga perawat. Termasuk sistem asuhan keperawatan berbasis NNN.
Namun, Ogy tidak meninggalkan sepenuhnya aplikasi awal yang telah dibangun itu. Dia mengaku melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi tenaga perawat. Apalagi, saat ini ada 3.840 sekolah tinggi/universitas yang memiliki jurusan keperawatan. Dengan geografis Indonesia, volume perdagangannya bisa mencapai Rp 964 miliar per tahunnya dan terus bertumbuh, dengan asumsi saat ini 340 ribu lulusan perawat Indonesia membayar Rp 2,9 juta (harga normal) untuk tes BTCLS.
Ogy juga mengungkapkan saat ini terdapat lebih kurang 235 diagnosis keperawatan berbasis NANDA, 490 kriteria hasil berbasis NOC, dan 556 Intervensi Keperawatan berbasis NIC. Salah satu inovasi yang dibuat oleh Perawatku.id bersamaan dengan penerapan sistem ASKEP berbasis NNN adalah NCP (software/aplikasi perangkat lunak Nursing Care Plan).
“Jadi pembuatan platform ini diharapkan menjadi media untuk mempermudah perawat dalam mengoperasikan sistem asuhan keperawatan berbasis NNN via fitur homecare di layanan Perawatku.id,” kata Ogy menegaskan.
Kini, startup di bawah payung PT Perawat Teknologi Nusantara ini telah memiliki 6 orang karyawan yang menangani para user platform tersebut. Ogy mengatakan, ia hendak mempeluas wilayah pemasaran perusahaan rintisannya itu ke berbagai daerah di Nusantara. Hanya saja, sekarang ini dia ingin terlebih dahulu memaksimalkan fitur maupun layanan yang ada di aplikasi Perawatku.id.
Dengan dua layanan tersebut, Ogy menetapkan target agar produk ini dapat menjadi produk aplikasi kesehatan yang dapat menghubungkan perawat dan pasien secara sistematif, inovatif dan komprehensif. “Saya selalu mencoba untuk terus berinovasi dan terus belajar. Dan saya berharap dalam waktu dekat dapat mengembangkan ini ke seluruh daerah di Indonesia,” pungkasnya.
=====================================
Ogy Winenriandhika
- Tempat Tanggal Lahir : Padang 30 Oktober 1992
- Pendidikan Terakhir : S1, Hukum Universitas Andalas
- Nama Perusahaan : PT Perawat Teknologi Nusantara
- Nama Aplikasi : Perawatku.id
- Mulai Usaha : 2015
Prestasi :
- Top Startup Indonesia Representative in Startup Istambul
- Top 20 Nextdev,
- Top 25 Social Digi Leader (Telkom),
- Top Seedstar World
=======================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post