youngster.id - Seperti diketahui, masalah kesehatan jiwa sudah menjadi perhatian dunia. Bahkan, setiap 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Sayangnya tingkat keseadaran akan kondisi kesehatan ini masih kurang. Padahal orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) itu butuh dukungan dari semua pihak.
Hasil Survei Global Health Data Exchange pada tahun 2017 menunjukkan, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Hal ini berarti, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa. Bahkan, Indonesia jadi negara dengan jumlah pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara.
Gangguan kejiwaan yang paling tinggi, yakni kecemasan (anxiety disorder). Jumlah pengidapnya lebih dari 8,4 juta jiwa. Selain itu, ada sekitar 6,6 juta orang yang mengalami depresi. Ada juga 2,1 juta orang mengalami gangguan perilaku. Data terbaru Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2018 menyebut prevalensi gangguan mental emosional (GME) sebesar 9,8% dari total penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukkan peningkatan sekitar 6% dibanding pada 2013.
Macam-macam dari gangguan kesehatan mental yang paling umum adalah stres, depresi dan gangguan kecemasan. Hal ini ternyata tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, kesehatan mental ini menjadi beban ekonomi bagi negara.
Sejatinya, para ODMK ini bukan tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan, mereka bisa berkarya dan berkreasi. Hal ini dibuktikan oleh Triana Rahmawati, Co-founder & CEO SOLVE by givo.id.
Triana membangun bisnis cinderamata yang melibatkan ODMK. Ya, usaha yang didirikan pada 2018 ini melibatkan dan memberdayakan para ODMK. “Jadi Solve adalah souvenir pernikahan yang didesain oleh orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Ini adalah satu upaya memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa ODMK bisa diterima karyanya karena kemampuannya,” ucap Triana kepada youngster.id.
Produk dari SOLVE ini umumnya berupa souvenir pernikahan dalam bentuk pouch, tottebag, dompet, backpack,dengan berbahan blacu, kanvas dan spoundbound. Menurut Triana, kini mereka tengah mengembangkan ke souvenir yang lebih beragam seperti mug, bantal, keramik dan kayu. “Semua didesain dan diproduksi oleh para ODMK yang menjadi mitra kami,” ujarnya.
Sesungguhnya, selain memproduksi souvenir, bagi Triana, SOLVE didirikan untuk mengurangi stigma bahwa ODMK adalah beban sosial, tidak memiliki kemampuan untuk berkarya dan menopang perekonomian masyarakat.
“Tujuan dari produksi ini adalah mengurai stigma bahwa ODMK adalah beban sosial yang tidak memiliki kemampuan ekonomi dan tidak bisa berkarya untuk masyarakat luas,” ungkapnya menegaskan.
Berkat usaha ini, Triana berhasil menerima sejumlah penghargaan. Di antaranya Satu Indonesia Awards dari Astra Internasional, Kartini Milenials Awards dari The Sunan Hotel. Termasuk Grand Finalis yang meraih predikat Socialenterpreneur Awards pada program Diplomat Succes Challange 2018.
Kepedulian Sosial
Ketertarikan perempuan kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 ini pada ODMK bermula saat dia kuliah di jurusan Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah. Tak jauh dari kampusnya ada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, dan di sekitar tempat tinggalnya adalah panti rehabilitasi bagi orang dengan masalah kejiwaan.
”Mereka manusia, terkadang lupa dimanusiakan. Mereka masyarakat, tapi juga alpa untuk dimasyarakatkan,” ujarnya.
Ketartikan pada OMDK mendorong Triana ikut aktivitas bersama dengan komunitas bernama Griya Schizofren yang membangun persahabatan dan kepedulian sosial kepada warga ODMK di Griya PMI Peduli Surakarta. Kegiatannya seperti kelas bermusik, kelas Eat & Fun, kelas bernyanyi, kelas menggambar, kelas mendongeng dan kelas mewarnai. Dari sanalah terbesit ide untuk mulai menjual hasil gambar para ODMK dengan cara berkolaborasi dengan bisnis souvenir yang mulai dia rintis di tahun 2015 berlabel Givo Souvenir.
“Kami mulai dengan melibatkan ODMK yang bisa menggambar yang kemudian dipasarkan melalui media sosial. Menariknya lagi, ketika para pemesan tahu kisah di balik produk SOLVE mereka ingin dicantumkan cerita di balik produk tersebut dalam souvenir mereka. Rupanya masyarakat memiliki kebanggaan pada produk yang dihasilkan oleh orang-orang yang selama ini tertutup oleh stigma buruk karena kurangnya informasi tentang masalah kejiwaan,” kata Triana.
Adapun sebagian dari keuntungan dari penjualan dikembalikan ke Griya Schizofren untuk menunjang kesejahteraan para warganya yang mayoritas adalah ODMK. Sampai akhirnya Triana memutuskan untuk membangun brand dengan nama SOLVE — singkatan dari Souvenir and Love.
“Interaksi panjang bersama ODMK membuat saya senantiasa berfikir, apa yang bisa saya lakukan untuk mereka? Dan apa yang bisa mereka lakukan untuk masyarakat? Saya yakin setiap manusia lahir untuk berkarya, dan melalui SOLVE saya ingin mengenalkan dan mengedukasi bahwa ODMK bisa tetap berkarya,” ungkap Triana.
Hingga saat ini SOLVE telah melibatkan sekitar 130 ODMK yang berada di panti sosial. Produk ini ditawarkan melalui media sosial dan beberapa e-commerce ternama di Indonesia.
“Keunggulan produk ini, selain harga yang terjangkau, bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan design yang menarik, kualitas yang terjamin. Dengan produk ini Anda dapat turut menyejahterakan para desainer, yaitu para ODMK,” ucap Triana.
Mode Bertahan
Menurut Triana, SOLVE tidak berdiri sendiri tetapi dikolaborasikan dengan Givo Souvenir, yaitu bisnis souvenir pernikahan. Givo Souvenir ini merupakan bisnis yang dibangun Triana bersama sang suami. Menariknya, sebagian keuntungan dari Givo juga digunakan untuk mendanai asrama sosial bagi para mahasiswa penerima beasiswa UNS.
Pendekatan sosial agar masyarakat lebih mengenal SOLVE by givo.id maupun programnya ke depannya telah dpersiapkan Triana, sekaligus untuk memperluas wilayah usahanya.
“Caranya dengan story telling lewat IG pribadi di @uleetria, WA story, untuk campaign dan membangun kepedulian. Selain itu, melalui jaringan sosial yang terbangun di DSC dan kompetisi serupa yang pernah diikuti,” terang Best Delegate Indonesia Agent Summit.
Pada tahun 2018, Triana mengikuti Diplomat Success Challenge, dengan harapan SOLVE bisa mendapatkan publikasi tentang kemampuan ODMK dalam berkarya. “Lewat ajang kompetisi itu kami mendapat jaringan dan networking yang membantu bisnis kami untuk berkembang. Dan mendapatkan mentor untuk mengembangkan diri agar secara personal lebih paham dan piawai. Selain itu, saya menyukai semangat DSC untuk menjadi pebisnis yang sukses dan bermanfaat. Saya juga mendapat banyak ilmu bisnis untuk mengembangkan diri dari dewan komisioner,” ungkap Triana.
Menurut Triana, bisnis souvenir dari para ODMK ini dikembangkannya dengan modal sekitar Rp 11 juta. Saat ini SOLVE sudah mampu memprouksi sekitar 400 – 1000 souvenir setiap bulan, dengan omset bisa mencapai Rp 20 juta per bulan. Bahkan produk mereka sudah mencapai pasar luar negeri.
Namun adanya pandemi Covid-19 telah membawa dampak penurunan pesanan. Bahkan, diungkapkan Triana, selama April – Agustus 2020 mereka tidak mendapatkan pesanan souvenir sama sekali. Toh, hal itu tidak membuat putus asa.
“Kami mencari solusi lewat kolaborasi dengan berbagai pihak. Kami juga mengembangkan inovasi berupa produk personal set agar bisnis ini dapat berjalan kembali,” ujar perempuan yang pernah menjadi delegasi UNS untuk konferensi dan pertukaran budaya di Jepang, Malaysia, Singapura dan Filipina.
Triana mengatakan bahwa dirinya tak ingin berfokus dengan kompetitor yang ada. Namun pihaknya lebih fokus pada nilai dan dampak serta melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Juga, menerima hasil yang selama ini didapat. Ini menjadi kunci baginya agar bisnis tetap berkembang dan terus berkelanjutan.
“Kami nggak terlalu memikirkan kompetitor. Yang jelas, kami harus fokus pada nilai dan dampak, perkuat ikhtiar dengan kolaborasi dan inovasi, dan bersyukur dengan hasil yang diterima,” tuturnya.
Triana menegaskan sekarang mereka tengah berusah agar bisnis ini bisa bertahan dalam waktu panjang. Dengan demikian maka SOLVE akan dapat menopang perekonomian keluarga OMDK.
“Karena pandemi belum tahu kapan selesai, jadi sekarang kami dalam ‘mode bertahan dulu’. Yang penting modal bisa muter dulu sehingga terus suistanable untuk menopang para ODMK. Mimpi saya suatu saat bisa punya panti sendiri dan mengedukasi keluarga dalam merawat ODMK,” tutup Triana.
===================
Triana Rahmawati
- Tempat Tanggal Lahir : Muara Emburung, Sumatera Selatan, 15 Juli 1992
- Pendidikan Terakhir : Master Sosiologi, Fisip Universitas Sebelas Maret (UNS)
- Usaha yang dikembangkan : Membuat produk souvenir dengan memberdayakan para orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)
- Nama brand : SOLVE by givo.id
- Mulai usaha : 2018
- Modal awal : sekitar Rp 11 juta
Prestasi :
- Grand Finalis, Program Diplomat Succeess Challenge (DSC)2018,
- Penerima penghargaan Satu Indonesia Awards dari Astra Internasional 2017
- Kartini Milenials Awards dari The Sunan Hotel 2018
- Penerima Program Pengembangan Sosial, yakni PPM (Pemimpin Pembangun Masyarakat) dari Dompet Dhuafa 2019
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post