youngster.id - Hadirnya mesin dengan kecerdasan buatan telah diramalkan ada melalui film fiksi ilmiah, yang memperlihatkan di masa depan nanti akan hadir robot-robot cerdas. Kini imajinasi itu semakin mendekati kenyataan lewat teknologi robotika. Berkat teknologi ini robot dapat didesain untuk berbagai macam tugas.
Walaupun saat ini telah ada robot-robot yang digunakan di pabrik selama beberapa dekade, tetapi mereka tidak dapat meninggalkan tempat dimana mereka menjalankan tugas, dan itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Karena di pabrik, mereka melakukan tugas yang telah diprogram sebelumnya, kemudian mereka melakukannya berulang-ulang setiap hari dan malam.
Namun berkat kemajuan teknologi robotik, maka manusia dapat memberikan “otak” bagi robot sehingga mereka dapat melakukan berbagai instruksi. Dan ini hanya bisa dicapai dengan menggunakan sistem kecerdasan buatan.
Menyoroti akan hal itu, di tahun 2017 lalu sekelompok mahasiswa kreatif asal ITS mendirikan Arsa Technology. Ini adalah startup yang bergerak dalam penyediaan software dan hardware robotik dalam bentuk device IOT.
“Jadi Arsa Technology kalau kami bilang awamnya itu semacam ‘otak’ untuk robot atau device IoT (Internet of Things). Ini bisa dibilang sebuah platform untuk teman-teman yang mau belajar robot yang lebih profesional atau mau buat device tentang robot dan IOT dengan cara yang jauh lebih mudah,” jelas Hilmy Izzulhaq, Founder dan CEO Arsa Technology kepada youngster.id saat ditemui hotel Shangrila Jakart baru-baru ini.
Menurut Hilmy, ide untuk membangun startup ini karena melihat banyaknya peminat di bidang teknologi robotic, terutama dari kalangan pelajar SMA. Namun mereka menemui kesulitan terutama dalam hal bahasa pemrograman. Jika harus merakit butuh waktu dengan harga yang tidak murah, hingga mencapai jutaan.
Untuk itu Hilmy bersama beberapa rekannya pun membangun model software dan hardware yang akan mempermudah para peminat hobi robotik untuk dapat mengenal bahasa pemrograman.
Hilmy bersyukur seiring perkembangan bisnis di industri robotik. Terobosan baru, dalam bentuk inovasi salah satunya dengan mengubah cara pandang seseorang bahwa kehadiran robotik tak hanya dalam sebuah industri, namun juga manfaatnya yang dirasakan banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu sekarang sedang dilakukannya, yaitu dengan cara membuka beberapa bentuk pelatihan dan memperkenalkan dunia robotik ini kepada semua kalangan.
“Bisnis yang dijalankan Arsa salah satunya membentuk community base. Mungkin di awal tahun ini kami akan membuka pelatihan-pelatihan bagaimana cara membuat robot. Misal, bagaimana mengaplikasikan robot ini dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus kami ingin mengubah pemikiran orang kalau robot tidak hanya ada di pabrik, cuma ada di laboratorium, tapi tidak ada di kehidupan sehari-hari nggak dipakai. Kami ingin membuktikan bahwa dengan robotika itu dapat mempermudah hidup manusia dan mempermudah apa yang nanti akan dilaukan,” terang Hilmy.
Tim Solid
Menurut Hilmy, startup Arsa Technology ini resmi berdiri pada November 2017 dengan modal sebesar Rp 300 ribu. “Modal awal kami membangun ini hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 300 ribu dengan tim inti tiga orang,” ujarnya.
Lulusan Sarjana Elektro ITS ini mengaku startup yang dibesutnya itu sempat berjalan lambat. Pasalnya tak mudah menemukan tim yang solid. Bergonta-ganti personil menjadi kendala utama yang sempat menghambat kemajuan dan kelangsungan bisnis yang dijalani Arsa Technology.
“Jujur aja, selama satu tahun berdiri kendala yang kami temui salah satunya tim. Kami sampai lima kali ganti tim sejak awal berdiri. Banyak dari tim awal kami yang merasa ragu apakah Arsa ini bisa sukses atau nggak, bisa menghasilkan uang atau tidak, malah tahu-tahu bikin rugi,” kisahnya.
Untuk mengatasi itu, Hilmy terus memberi motivasi kepada tim bahwa bisnis ini akan berhasil. “Menjadi startup ini kami kan perlu stamina dan harapan. Kalau nggak begitu kami akan gampang nyerah. Oleh karena itu, kami terus mendorong bahwa ini bukanlah kerja yang tidak menghasilkan apa-apa. Ini impact kami ke community, dan untuk semua,” imbuhnya.
Akhirnya mereka mendapat tim yang solid, yang sekarang anggotanya berjumlah 18 orang. Alhasil di Lifeness Tokyo Japan 2018, Arsa berhasil meraih penghargaan inovasi startup. “Ini membangkitkan kembali semangat kami. Apalagi kami mendapat dukungan dari laboratorium ITS,” ujarnya.
Mereka pun mulai menemukan model bisnis yang tepat bagi Arsa. Menurut Hilmy, selain membuat produk, bersama 18 timnya ia menjalankan bisnis model yang mengarah pada sistem B2B.
“Model bisnis kami sempat berubah-ubah. Tetapi kini kami punya dua cabang bisnis. Model bisnis yang pertama kami menjual beberapa produk. Sedangkan bisnis model kedua lebih B2B. Kami menerima proyek-proyek dari perusahaan besar untuk membuat device atau alat yang mereka butuhkan. Contoh ada salah satu klien kami meminta dibuatkan device video controller,” papar Hilmy.
Kolaborasi
Disebutkan Hilmy, bisnis yang dijalankan Arsa salah satunya membentuk community base. Hal itu akan mengubah cara pandang orang akan bidang robotik.
“Kami ingin mengubah pemikiran orang kalau robot tidak hanya ada di pabrik atau cuma ada di laboraturium. Tetapi robot juga bisa untuk kehidupan sehari-hari. Kami ingin membuktikan hal itu, bahwa dengan robotika itu dapat mempermudah hidup manusia dan mempermudah apa yang nanti akan dilaukan,” ucap pemuda kelahiran Tulung Agung, 6 Februari 2000 itu.
Untuk itu, Arsa mulai melakukan roadshow di kalangan pelajar SMA yang sekolahnya memiliki ekstrakurilkuler dan club robotic. “Kami akan memberikan pelatihan dan kami akan support full dengan produk kami juga. Passion kami adalah untuk membantu teman-teman untuk menghidupkan sistem maker di Indonesia, maker tools electronic maupun IOT, sekaligus memperkenalkan Arsa,” kata Hilmy lagi.
Seiring dengan itu Arsa juga mengembangkan produk dan mencari kemitraan untuk produksi. Hal itu sekaligus menjadi cara ampuh dalam menghadapi persaingan bisnis. Menurut Hilmy, pihaknya lebih mengutamakan kolaborasi jika dibanding bersaing pada industri yang sama untuk meraih pasar.
“Kami lebih senang mengutamakan kolaborasi ketimbang bersaing di industri ini. Misalkan ada startup lain bergerak di bidang yang sama tapi mereka fokusnya lebih ke pendidikan. Jadi untuk mainan anak-anak sekolah dasar. Di situ kami merangkul untuk melakukan kolaborasi sebagai contoh kami bisa menjadi supllier mereka terus kami juga bisa bantu untuk pelatihannya. Jadi daripada kita bersaing satu dengan yang lain, lebih bagus jika semua itu dilakukan kolaborasi,” tutur Hilmy.
Untuk produk, menurut Hilmy, awalnya Arsa memiliki dua divisi yaitu Arsa CJ untuki robotik dan Arsa Merpati untuk IoT. Kemudian berkembang untuk software bahasa program bagi produk robotik. Harga yang mereka tawarkan untuk produk ini mulai dari Rp 120 ribu hingga Rp 160 ribu. Ini tentu jauh lebih murah dan terjangkau. Arsa juga sudah meraih omzet Rp 30 juta.
Ke depan, ia berencana melakukan pengembangan lain yaitu dalam membangun ekosistem para pecinta robotik di Indonesia.
“Kami akan membuat sebuah forum karena ini platform kalau teman-teman butuh tutorial lengkap, butuh bantuan ingin memulai kenal dunia robotik, kami ada forum dan di situ ada tutorialnya. Mulai dari menyalakan LED sampai nanti yang paling rumit, seperti untuk robot mobil, mobil pemadam atau drone. Di forum itu setapak demi setapak kami membangun konsultasi untuk menjawab berbagia masalah yang ditemui oleh para pembuat robotik,” kata Hilmy.
Di sisi lain, bisnis Arsa juga terus dikembangkan. “Untuk bisnisnya kami ingin membangun impact. Jadi kami ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa kehadiran robotik benar bisa menyelesaikan masalah sehari-hari. Contoh ada ibu-ibu punya tanaman di rumah kadang sering lupa untuk disiram. Kami menciptakan alatnya untuk menyiram otomatis. Jadi ketika tanahnya kering pompa kecil bisa tetap nyala. Dengan bantuan teknologi robotik maka kehidupan masyarkat akan jadi lebih baik,” pungkasnya.
========================================
A. Hilmy Izzulhaq
- Tempat Tanggal Lahir : Tulung Agung, 6 Februari 2000
- Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
- Mulai Usaha : November 2017
- Nama Usaha : Arsa Technology
- Jabatan : Founder & CEO
- Modal Awal : Rp 300.000
- Jumlah tim : 18 orang
- Omset : Rp 30 juta
Prestasi :
- Juara II GSI Startup Bekraf 2018,
- Peraih Penghargaan Inovasi Startup dari Lifeness Tokyo Japan 2018
======================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post