youngster.id - Pada masa pandemi Covid-19 yang melanda secara global, termasuk Indonesia, beberapa sektor perekonomian sempat terganggu. Salah satunya, turut dirasakan pada sektor industri otomototif. Meski demikian, industri ini diramalkan akan menggeliat kembali.
Sekarang masyarakat sudah mulai familiar dalam menggunakan media digital untuk mencari informasi, membeli kendaraan, sistem angsuran kendaraan, pemilihan aksesoris kendaraan, booking service kendaraan. Termasu proses dan tukar tambah – penggantian kendaraan lama ke kendaraan baru, hingga menjual mobil.
Menurut laporan “Car Marketplace Survey 2018” yang diterbitkan DSResearch, 96% konsumen kini memanfaatkan medium digital ketika mencari informasi, membeli, atau menjual mobil. Data tersebut turut divalidasi oleh pangsa pasar, sepanjang tahun 2019 dinamika bisnis platform marketplace mobil cukup bergairah.
Hal ini mendorong muncul lebih banyak lagi usaha rintisan (startup) hingga marketplace jual-beli mobil — baik bekas maupun baru di Indonesia. Apalagi dengan bertumbuhnya kelompok generasi muda milienal, maka diprediksi pada tahun 2030-2045 model bisnis car marketplace jual-beli kendaraan online akan mendominasi. Termasuk untuk pasar mobil bekas.
Salah satu pelaku marketplace mobil bekas adalah Carro Automall. Ini adalah aplikasi jual beli mobil bekas. Bahkan Carro resmi bekerja sama dengan Tokopedia menghadirkan Automall, showroom mobil bekas bersertifikasi yang menggabungkan teknologi digital dengan interaksi secara langsung.
Co-Founder Carro, Aditya Lesmana, mengatakan, berusaha memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan kendaraan mobil bekas sehingga bisa melakukan pembelian secara online dari rumah.
“CARRO menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang sering dihadapi konsumen mobil bekas dengan menghadirkan terobosan baru melalui kejelasan informasi, transparansi, dan kecepatan dalam memiliki mobil bekas bersertifikasi,” ujar Aditya kepada youngster.id belum lama ini.
Melalui website CARRO.id, konsumen dapat menjual mobil mereka dan mendapat harga terbaik dari mitra showroom hanya dalam waktu kurang dari 1 jam.
Aditya menegaskan bahwa kendaraan yang dijual sudah layak karena sudah melalui berbagai tahap pengecekan. “Setiap mobil yang kami jual sebelumnya sudah dilakukan 150 cek item. Jadi dapat kita pastikan bahwa mobil tersebut dijamin aman, nyaman dan berkualitas. Bukan bekas banjir, tabrakan, atau masalah lainnya,” ujarnya menegaskan.
Standar Tinggi
Aditya memaparkan, platform CARRO didirikan bersama rekannya Aaron pada tahun 2015 lalu. Ini merupakan platform C2C yang memasilitasi transaksi jual beli mobil bekas antara penjual pembeli secara langsung.
“Pada tahun 2015, saya dan Aaron Tan mempunyai ide untuk mendirikan platform mobil bekas yang aman dan terpercaya. Berbekal seed funding dari para angel investors, kami memulai bisnis CARRO di Singapura dengan website sederhana dan aplikasi iOS dan Android,” ungkapnya.
Menurut Aditya, ide mengembangkan perusahaan rintisan yang bergerak di industri otomotif ini berangkat dari melihat masih tergolong tradisionalnya pasar mobil bekas di Asia Tenggara bila dibandingkan di Cina dan Amerika Serikat. Dia yakin dengan pemanfaatan teknologi digital dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pasar mobil bekas.
“Jadi dengan berbekal keinginan untuk mendobrak status quo dan harapan dapat memberi manfaat bagi masyarakat banyak, kami setahun kemudian mendirikan CARRO sebagai platform transaksi mobil bekas berkualitas dan terpercaya,” katanya.
Aditya mengungkapkan, CARRO mendapatkan pendanaan awal sebesar Sing$1 juta dari angel investor dan relasi. “Dengan modal awal ini, kami fokus untuk terus mengembangkan layanan dan cakupan wilayah. Hingga sekarang CARRO telah mendapatkan pendanaan dari berbagai institusi keuangan ventura terkemuka di dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Awalnya CARRO merupakan platform C2C yang memasilitasi transaksi jual beli mobil bekas antara penjual dan pembeli secara langsung. Seiring berjalannya waktu, penjualan pun terus meningkat. “Kami terus mengembangkan layanan hingga kami mendapat pendanaan lanjutan yang membantu untuk mengembangkan produk dan merambah pasar baru di Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia,” ceritanya.
Menurut pria kelahiran Jakarta 22 Oktober 1985, saat ini CARRO memiliki dua model bisnis inti. Pertama, konsumen dapat menjual mobil mereka dan mendapat harga terbaik dari mitra showroom dengan waktu kurang dari 1 jam melalui website CARRO.id. Kedua, membantu konsumen untuk mendapatkan mobil bekas berkualitas terpercaya secara nyaman dan aman melalui platform O2O.
“CARRO menjadi platform jual beli mobil bekas yang memberikan solusi bagi konsumen pada saat ingin membeli maupun menjual mobil bekas. Melalui CARRO, konsumen dapat membeli mobil bekas berkualitas dan bergaransi, serta pada saat konsumen ingin menjual mobil, dengan jaminan 1 jam mobil tersebut dapat terjual dengan harga terbaik. Selain itu, CARRO memberikan berbagai dukungan kepada konsumen seperti layanan purna jual, dan 1 tahun asuransi. Di samping itu, untuk meningkatkan rasa aman, konsumen juga dapat membeli digital insurance langsung melalui platform CARRO,” tegas Aditya.
Lebih jauh, Aditya memaparkan, untuk melebarkan sayapnya di kancah bisnis industri otomotif, CARRO turut menetapkan standarisasi tinggi untuk industri mobil bekas yang bertujuan untuk menjadi tempat terbaik mendapatkan mobil bekas berkualitas.
“Setiap mobil yang dijual harus memenuhi persyaratan yang ketat, termasuk harus melewati 150 titik inspeksi. Semua mobil yang dijual juga dijamin bebas banjir, bebas kecelakaan, bukan mobil curian, tidak ada kerusakan akibat air atau api, odometer asli, dan dilengkapi dengan riwayat servis serta dokumen dan surat-surat lengkap,” jelas Aditya.
Perlakuan ini layaknya layanan penjualan mobil baru. Termasuk adanya layanan purnajual dan 1 tahun asuransi. Semua fasilitas ini dapat diperoleh melalui skema eksklusif CARRO advantage, yang juga menawarkan kebijakan 7 hari pengembalian dana serta 1 tahun buy-back warranty jika konsumen berencana melakukan upgrade mobil yang sudah dibeli melalui CARRO dengan stok terkini di tahun berikutnya.
Tradisional dan Modern
Setelah dua tahun beroperasi di Singapura, Aditya memutuskan untuk membawa CARRO ke Indonesia pada 2018. Tak hanya menghadirkan platform, CARRO juga membangun Automall, showroom mobil bekas di lahan seluas 5.000 m2 di kawasan Bekasi. Ada sekitar 250 unit mobil bekas hadir di sana.
Aditya mengatakan, CARRO Automall merupakan jawaban akan keinginan konsumen yang tetap ingin melihat mobil bekas pilihannya secara langsung. “Di era digital, konsumen mencari kemudahan melalui layanan berbasis teknologi yang memungkinkan mereka bertransaksi di mana saja dan kapan saja. Walaupun begitu, ketika hendak membeli mobil baru atau bekas, kebanyakan orang tetap ingin melihat mobil pilihannya secara langsung dan test drive sebelum transaksi,” katanya.
Selain itu, lanjut Aditya, mengintegrasikan layanan online dan offline akan menciptakan pengalaman baru dalam membeli sebuah mobil bekas. “Sepanjang perjalanan CARRO di Indonesia, kami melihat bahwa konsumen Indonesia juga membutuhkan kenyamanan dan keamanan dalam membeli mobil bekas. Karena itulah kami menghadirkan CARRO Automall, dimana konsumen dapat mendapatkan berbagai informasi kendaraan, harga, asuransi, dan lain-lain tanpa harus repot melakukannya secara manual, Kami menyebutnya touchless inspection,” imbuhnya.
Melalui platform daring CARRO, konsumen dapat melihat berbagai pilihan mobil bekas yang tersedia dengan kualitas foto yang baik, dan menjadwalkan kunjungan ke Carro Automall langsung.
Setiap mobil di Carro Automall dilengkapi dengan kode QR, yang mana konsumen dapat memindai untuk melihat detail dari mobil tersebut. Antara lain informasi harga, opsi pembayaran, fitur, dan riwayat lengkap mobil, sehingga konsumen dapat melakukan inspeksi tanpa sentuhan.
Selain itu, CARRO juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan marketplace Tokopedia, untuk menawarkan opsi pembayaran uang muka melalui Tokopedia, dan memberikan tambahan kredit yang dapat mereka gunakan.
“Walaupun membeli secara kredit atau tunai, konsumen membayar dengan nilai yang sama. Tidak ada biaya tersembunyi,” tegas Aditya.
Disebutkan Aditya, ada beberapa sumber monetisasi yang didapatnya. Antara lain komisi yang didapatkan dari mitra showroom setelah mereka mendapatkan mobil yang mereka inginkan. Juga, dari margin yang didapatkan dari transaksi jual-beli mobil bekas.
Secara group, CARRO memasilitasi total lebih dari 4.000 transaksi kendaraan bermotor setiap bulannya di pasar Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Bahkan di tahun 2019 CARRO telah memasilitasi transaksi bernilai hampir U$1 miliar.
Optimis
Sejak awal startup ini berdiri, Aditya mengalami jatuh bangun. Termasuk dalam pencarian sumber daya manusia yang mampu dan terpercaya.
“Salah satu tantangan terbesar adalah mendapatkan sumber daya manusia yang capable dan terpercaya untuk mengembangkan bisnis CARRO. Karena kami percaya bisnis haruslah didukung kualitas sumber daya manusia. Tantangan untuk beradaptasi ketika memasuki pasar baru yang berbeda juga memaksa kami untuk terus memutar otak dan berinovasi untuk memastikan produk dan layanan yang kami luncurkan akan dapat diterima pasar dan memiliki prospek bisnis,” ungkapnya.
Kendala lain adalah mengedukasi masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih mobil bekas yang berkualitas bukan hal yang mudah baginya hingga saat ini.
“Tantangan terutama adalah mengedukasi masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih mobil bekas yang berkualitas. CARRO Automall menggabungkan keakuratan dan kecepatan teknologi (online), dengan pengalaman dan sensasi yang didapat dari melihat secara langsung (offline),” terangnya.
Dia juga mengakui masa Pandemi Covid-19 membuat dampak pada pasar mobil bekas. “Di masa pandemi, secara umum volume memang turun hingga 90 persen. Tapi, mobil-mobil seperti Avanza, Mobilio, Calya, Terios, dan mobil LCGC buatan Jepang masih laris,” ujarnya.
Sementara untuk mobil merek premium Eropa seperti Mercedes-Benz dan BMW tetap dicari. Namun transaksinya tidak sebanyak mobil buatan Jepang. “Mercy dan BMW masih diminati, tapi volumenya masih kecil. Jadi ada atau tidaknya pandemi tetap tidak berpengaruh signifikan,” katanya lagi.
Di situs resmi CARRO disebutkan menjual berbagai jenis mobil bekas dari berbagai merek, Selain, Mercy dan BMW, merek Jerman lainnya seperti Carro Volkswage dan Audi.
Aditya tetap optimis dengan kondisi new normal ini justru mendorong terciptanya inovasi yang lebih baik. “Dalam jangka pendek, bisnis otomotif termasuk pasar mobil bekas mungkin akan terkena imbas, namun untuk jangka panjang, sebenarnya kondisi new normal ini justru mendorong terciptanya inovasi yang lebih baik. Kompetisi tentu selalu ada dalam berbagai macam hal. Kami melihat kompetisi justru dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas,” ucap dia.
Ke depannya, CARRO juga berencana membangung sekitar 10 showrrom untuk memperluas jangkauan pasar. “Sekarang kami punya satu showroom, tapi ke depannya, sampai akhir tahun 2022 kamai akan membangun sekitar 10 showroom di berbagai wilayah Indonesia,” pungkasnya.
=======================
Aditya Lesmana
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Oktober 1985
- Pendidikan Terakhir : MSc Computer Science – Carnegie Mellon University
- Usaha yang dikembangkan : Jual beli mobil bekas berbasis teknologi
- Mulai Usaha : 2016
- Nama brand : CARRO
- Jabatan : Co-foundewr & CEO
- Modal awal : Sing$ 1juta
- Jumlah karyawan : 300-400 karyawan
==========================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post