youngster.id - Keterbatasan pendidikan tidak menjadikan batasan kesuksesan seseorang. Hal itu dibuktikan oleh Ahmad Syarif Hidayatullah. Pemuda lulusan SMK ini berhasil mendirikan sebuah startup di bidang IT dengan omzet puluhan juta setiap bulan. Modalnya adalah sikap percaya, jujur, positif, bertanggung jawab, profesional dan solutif.
Pemuda berperawakan sedang ini terlihat percaya diri dan penuh semangat ketika berbicara tentang bisnis yang dia bangun. Bagi dia, bisnis ini adalah wujud dari mimpi yang hadir setiap malam selama hidupnya. “Saya memang cinta pada teknologi, marketing dan juga bisnis. Ini adalah passion pribadi saya,” ungkap Syarif kepada Youngsters.id.
Di usia 25 tahun, Syarif mendirikan Cyberlabs. Ini adalah perusahaan IT yang berdiri pada pertengahan tahun 2014. Berbeda dengan startup IT lainnya Cyberlabs fokus memberikan layanan pembuatan situs, software, konten digital, hingga aplikasi bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Saya selalu ingin memiliki sebuah perusahaan indah bertaraf teknologi maju yang dapat menghidupi orang banyak, ” kata pemuda kelahiran Bogor, 16 Mei 1989 itu.
Jatuh bangun dirasakannya. Dimulai dengan modal yang terbilang minim. Lalu ditengah perjalanan usahanya nyaris bangkrut. Namun Syarif tidak menyerah, dan terus bangkit. “Menjadi entrepreneur itu sulit tapi sangat mengasyikan. Banyak hal yang harus dipelajari dan dihadapi tidak hanya masalah produk, mulai dari tantangan mengelola tim, kemudian pembuatan produk berkualitas yang disukai konsumen, permasalahan keuangan, tantangan marketing dan banyak hal,” papar Syarif.
Kini, Cyberlabs sudah memiliki lebih dari 100 portfolio mulai dari kalangan personal, UMKM dan bahkan perusahaan multinasional. Omzetnya, meski tidak disebutkan secara gamblang, dapat mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan. Bahkan, Syarif merencakan pengembangan beberapa produk CyberLabs lainnya. “Saya ingin menargetkan minimal 1.000.000 UMKM di Indonesia menggunakan produk kami untuk mempermudah proses bisnis mereka,” ucap Syarif.
Mulai dengan Rp 5.000
Berangkat dari keluarga sederhana mempengaruhi Syarif dalam mendirikan bisnis Cyberlabs. Bahkan, dia bertekad kalau bisnisnya tak sekadar berorientasi profit, tetapi turut memberi kontribusi pada pembangunan bangsa. “Dulu saya pernah diremehkan karena latar belakang, diremehkan karena penampilan, diremehkan karena taraf ekonomi dan bentuk diskrimasi lainnya. Dari pengalaman tersebut saya bertekad untuk bisa memberikan kesempatan yang sama ke sebanyak mungkin mereka yang memiliki latar belakang yang sama dengan saya dulu,” ungkapnya.
Ketertarikan pada dunia bisnis dan teknologi membuat Syarif memilih bersekolah di SMK IT Wikrama Bogor jurusan perangkat lunak (programming). “Saya memang ingin cepat lulus agar lebih leluasa untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri tanpa harus membebankan orang tua. Apalagi pada waktu itu keadaan ekonomi keluarga dalam posisi sangat kurang,”ungkap putra pasangan Lilis Jamilah dan Ilyas Amrullah ini.
Lulus SMK Syarif merantau ke kota Bandung untuk bekerja di sebuah perusahaan Online Marketing bernama PT Asian Brain. Dia mengaku sempat jualan produk affiliate dari Google Adsense, kemudian amazon.com, lalu menjual produk ritel seperti jaket, kaos, sepatu, buku dll melalui media internet. “Saya tahu berbisnis itu butuh ilmu. Dan dari sanalah saya mulai memahami manfaat teknologi untuk mendorong produktifitas bisnis,” ungkapnya.
Butuh enam tahun untuk memantapkan diri Syarif membuka usaha sendiri. “Saya bekerja dulu di perusahaan digital marketing untuk mendalami ilmu digital marketing dan belajar mengenai management perusahan. Baru pada tahun 2014 saya nekad untuk keluar dari perusahaan tempat saya bekerja dengan posisi waktu itu asisten CEO, dan mencoba mendirikan CyberLabs yang berfokus pada pengembangan software untuk bisnis, baik itu dalam bentuk website, aplikasi mobile atau aplikasi desktop,” ungkap Syarif.
Menariknya, Syarif memulai usaha sendiri dengan bermodalkan hanya Rp5.000. Rupanya, ketika keluar dari perusahaan dia tidak memiliki uang tabungan yang banyak. Karena sebelumnya uang simpanannya dipakai untuk membeli banyak materi dan software yang berhubungan dengan digital marketing.
Modal Rp 5.000 itu, kisah Syarif, adalah uang yang dia belikan bensin motor untuk berangkat ke seminar bisnis dengan tujuan untuk bertemu para calon pengusaha di seminar tersebut. Harapannya, di sana dia akan menawarkan sebuah website atau software untuk bisnis bagi peserta yang ada di sana. Dan harapannya terkabul. “Hasil dari pembuatan toko online itu langsung saya gunakan untuk kursus bisnis singkat, dan dari sana saya mendapatkan beberapa klien baru lagi,” kisahnya.
Cyberlabs diluncurkan pada 6 Juni 2014. Syarif juga menggandeng dua temannya yakni Yusuf Solihin sebagai teknis pemograman dan Eizki Mapat yang fokus pada pembuatan desain. Sedangkan dirinya sendiri fokus pada Business Development dan Digital Marketing. Sebulan kemudian mereka sudah bisa menyewa sebuah kantor yang berlokasi di Jl Jakarta kota Bandung. Tim mereka juga bertambah menjadi 7 orang yang terdiri dari Online Marketer, Grafik Desainer dan Programmer.
Syarif begitu percaya diri untuk bisa terjun ke bisnis IT dengan modal yang sangat minim. “Saya tidak pernah membiarkan diri saya melakukan yang namanya ‘self talk; atau ‘limiting believe’ atau membatasi ruang pikir dan kreasi, saya selalu mencoba untuk terus berjalan di ‘euphoria optimistic’,” katanya tegas.
CyberLabs menawarkan aplikasi berkualitas dengan harga yang terjangkau terutama bagi pebisnis kecil seperti UKM. Aplikasi Atom, misalnya, adalah sebuah profesional mobile apps solution yang memudahkan setiap UKM memiliki aplikasi mobile sendiri lewat OS Android, IOS atau Window Phone dengan cepat dan harga terjangkau.
Ada juga aplikasi Hydro, yaitu profesional e-commerce solution, sebuah website khusus untuk UKM yang setara dengan Amazon.com dengan harga yang lebih fantastis murahnya. Selain kedua produk di atas, Cyberlabs tengah menyiapkan Molecule, yaitu sistem Point Of Sale berbasis Cloud. Dengan sistem poin of sale tersebut pebisnis dapat memonitoring dan melihat performa bisnisnya kapan pun, dimana pun dengan perangkat mobile seperti smartphone atau tablet.
Nyaris Bangkrut
Meski tergolong menghasilkan pendapatan menjanjikan, seluruh operasional CyberLabs masih dilakukan secara bootstrap tanpa adanya investor. Akibatnya, CyberLabs pernah hampir mengalami kebangkrutan di kuartal pertama 2015. Alasan utamanya, menurut Syarif adalah buruknya manajemen SDM dan pengelolaan alur keuangan di dalam tim.
“Manajemen startup tidak hanya bisa mengandalkan teknisi atau marketing saja. Harus terdapat orang yang dapat diandalkan untuk urusan Human Resource (HR). Titik jatuh CyberLabs membuat tim sadar untuk kembali menata bisnis,” ungkap Syarif.
Penataan yang cepat membuat CyberLabs dapat menstabilkan kembali bisnis mereka di April 2015. “Saya menarapkan prinsip percaya, jujur, positif, bertanggung jawab, profesional dan solutif kepada seluruh klien. Dan itu juga pada seluruh tim kami,” tegas Syarif.
Selain itu produk Cyberlabs dikedepankan pada mudah digunakan (user friendly), tampilannya menarik, tidak membosankan, penggunaan teknologi terkini, harga terjangkau, menyediakan layanan purna jual.
“Kesulitan yang terberat dan sering dihadapi dalam menjalankan bisnis adalah mengoptimalkan tim kerja, dan kesenangan yang didapatkan adalah ketika kami bisa menyelesaikan sebuah projek atau produk dan kemudian projek atau produk tersebut bisa sangat disenangi dan bermanfaat untuk klien,” akunya.
Dia juga mengakui masih menghadapi tantangan besar lain, yakni klien. Pasalnya, kebanyakan klien yang ditangani berasal dari Jakarta, sedangkan mereka berlokasi di Bandung. Selain itu, menurut Syarif, banyak target pasar yang masih belum memahami tentang pentingnya mengembangkan bisnis melalui internet.
“Beberapa calon konsumen yang datang ke CyberLabs rata-rata masih harus diberikan edukasi terlebih dahulu tentang manfaat positif internet dalam berbisnis. Namun kami tetap berupaya mengedukasi pasar agar lebih banyak pihak yang dapat menikmati teknologi,” ungkapnya.
Ke depan, Cyberlabs ingin merangkul pasar yang lebih luas lagi, di luar Bandung dan Jakarta, dan segera menggiring konsumen agar menikmati layanan-layanan yang akan dihadirkan. Bahkan, Syarif berambisi untuk memperluas pasar bisnisnya hingga ke skala nasional. Dia memiliki cita-cita bahwa perusahaan CyberLabs ini harus menjadi perusahaan IT yang bisa bersaing di skala internasional yang dapat membanggakan Indonesia.
Ketika ditanya apa yang membuat Syarif tetap konsisten dan semangat menjalankan bisnis IT ini, dia mengatakan bahwa perusahaan tersebut bukanlah perusahaan mewah dengan lantai pencakar langit yang sangat tinggi, tetapi perusahaan indah yang memiliki air terjun dan sungai buatan di dalamnya, perusahaan yang memiliki komplek-komplek rumah dengan bentuk yang unik, dan perusahan yang memiliki banyak pohon di dalamnya. “Intinya perusahaan yang dapat membuat semua tim yang bekerja di dalamnya merasa sangat nyaman,” ungkap Syarif.
Dia bermimpi suatu saat dapat membangun CyberUtopia., Dan hampir tiap malam dia memimpikan tempat tersebut. dan itulah yang membuat dia selalu semangat untuk bangun pagi dan terus semangat untuk membesarkan CyberLabs.
“Saya tidak pernah mau memikirkan begitu banyaknya pesaing di luar sana, saya hanya ingin membuat sebanyak produk IT yang bermanfaat untuk masyarakat di masa depan ” pungkas Syarif.
=======================================
Ahmad Syarif Hidayatullah
- Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 16 Mei 1989
- Nama Usaha : CyberLabs
- Berdiri : 6 Juni 2014
- Modal Awal : Rp. 5.000
- Pengguna : Lebih dari 100 klien.
=========================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post