Jumat, 30 Mei 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Andreas Sanjaya : Membangun “FarmVille” di Dunia Nyata

20 Juni 2016
in Headline, Technopreneur
Reading Time: 5 mins read
Andreas Sanjaya : Membangun “FarmVille” di Dunia Nyata

Andreas Sanjaya, Founder dan CEO iGrow (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Setelah sukses mengembangkan perusahaan (startup) yang fokus mengembangkan aplikasi mobile untuk platform Android, BlackBerry,iOS dan Java ME bernama Badr Interactive, kini Andreas Sanjaya punya mainan baru: iGrow. Majalah Forbes menyebut iGrow ini sebagai FarmVille di dunia nyata.

Pemuda yang berpembawaan kalem dan akrab disapa Jay ini adalah co-founder dan CEO dari iGrow Resources Indonesia. iGrow adalah sebuah platform yang bisa menghubungkan para petani, pemilik lahan, dan orang-orang yang ingin berinvestasi di bisnis pertanian. Ibaratnya, iGrow adalah game FarmVille dengan tanaman sungguhan, yang memungkinkan pengguna menanam pohon dan meraup hasil dari pohon itu melalui aplikasi.

Sejak didirikan Agustus 2014, iGrow telah mengelola lahan hingga 1.197 hektar dan lebih dari 2.000 petani, dengan 5 lokasi lahan di Buleleng Bali, Blitar, Garut, Jonggol dan Tanjung Lesung. Saat ini ada 4.613 orang yang telah melakukan investasi di platform tersebut.

Tak berhenti di sana, menurut Jay, iGrow sedang mempersiapkan untuk ekspansi ke Banten. Bahkan, bermitra dengan sejumlah pengusaha dan petani di Turki untuk mencari lahan menanam pohon zaitun.

Meski iGrow terlihat cepat berkembang dan profitable, ternyata sebagai founder Jay sangat kerepotan. Ada banyak hal yang mesti dikerjakan sendiri oleh Jay untuk mengembangkan iGrow. Mulai dari mengembangkan platform, berdagang hingga membangun jejaring bisnis dan akselerasi.

“(Sebagai founder) Harus berani dan tidak takut berdagang. Harus semangat, tidak pesimis dengan benturan tetapi mencari aspek pendukung, network dan inkubasi. Dengan begitu kita akan melihat bisnis kita bisa jadi besar,” ujar Jay kepada Youngsters.id.

Fulltime Entrepreneur
Sesungguhnya sebelum iGrow, Jay adalah pendiri Badr Interactive bersama Mohamad Sani, dan Yuwono Mujahidin. Badr Interactive merupakan sebuah studio aplikasi mobile, salah satu perusahaan IT yang fokus mengembangkan platform Android, BlackBerry,iOS dan Java ME.

Perusahaan ini telah berkembang dengan memiliki patner bisnis di antaranya Telkom Flexi, Kinan Group, Hauraa, Dakwatuna.com, dan PT Tri Utama Solusindo. Salah satu aplikasi yang cukup terkenal adalah UrbanQuran, platfor berkurban secara online, lewat web dan aplikasi mobile.

Baca juga :   LinkAja Akuisisi Startup Pembiayaan Pertanian

Kemudian di tahun 2014 tercetus ide iGrow. ”Di Indonesia ada 16 juta hektar tanah yang tidak terpakai dan tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Itu di luar pemukiman dan hutan,” ungkapnya.

Berdirinya iGrow merupakan perpaduan dari ilmu komputer Jay dengan rekannya Muhaimin Iqbal yang memiliki usaha perkebunan. “Kami memulainya dengan software sederhana dan modal Rp 40 juta,” ungkap lulusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Dia memulai pertama dengan menyewa lahan untuk ditanami pisang pisang, kacang tanah, kelengkeng, durian, alpukat dan akar wangi. “Kami tidak bergerak di komoditas pangan yang harganya base on paper,” ujar Jay.

Ternyata dalam waktu dua bulan saja, usaha ini sudah profitable dan balik modal. iGrow tidak menjual langsung ke end-customer, tetapi ke distributor besar seperti Dua Kelinci, Carefour, bahkan diekspor ke Jerman dan Swiss.

Meski iGrow sudah meraih keuntungan, Jay mengaku tidak mudah untuk akselerasi bisnis ini. Sebagai founder dia menekankan dirinya bukanlah pengumpul dana, tetapi benar-benar pebisnis penuh.

“Kami adalah fulltime entrepreneur, bukan fulltime fundraiser. Sehingga kepuasan terbesar kami bukan ketika startup kita dimuat di media karena mendapatkan pendanaan bermilyar-milyar atau dikagumi banyak orang karena tiba-tiba sedang memimpin perusahaan bervaluasi triliunan rupiah, tapi ketika produk startup kita terbukti bekerja, diterima pasar, memberikan nilai tambah, mendatangkan keuntungan dan growth untuk perusahaan,” ungkap Jay.

Dan itu tidak mudah. “Investasi hanyalah sebuah tools untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan bisnis startup, bukan tujuan. Bagi saya tujuan dari sebuah startup adalah menciptakan dan memberikan nilai tambah kepada orang lain, sedemikian sehingga nilai tambah tersebut berharga untuk ditukar dengan pendapatan dari target market kita dan menjadi keuntungan bisnis bagi kita. Semakin berharga dan scalable nilai tambah, semakin cepat perusahaan kita berkembang,” papar Jay.

Ia mengatakan awalnya kebanyakan investor tidak melirik iGrow. Namun ia tidak khawatir, tetapi melihat hal itu sebagai sebuah keunggulan bagi iGrow. “Karena tidak ada yang tertarik, jadi tidak harus mengejar-ngejar investor. Biarkan produk kami yang menjawablah,” ujarnya.

Baca juga :   4 Karya Teknologi Indonesia Raih Penghargaan WSIS
Andreas Sanjaya mengembangkan iGrow untuk mengatasi kemiskinan petani (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)
Andreas Sanjaya mengembangkan iGrow untuk mengatasi kemiskinan petani (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

Bangun Jaringan
Jay mengatakan, lewat iGrow ia bercita-cita untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia, mengatasi kemiskinan petani sekaligus melakukan penghijauan dengan cara memanfaatkan lahan-lahan yang semula tidak produktif.

“Kami ingin menjadikan semua lahan yang tak terpakai terutama di Indonesia sebagai lahan pertanian yang dikelola oleh petani kita sendiri, dan dikonsumsi oleh kita. Ini menjadi ketahanan pangan dan juga memadukan sebuah ekosistem yang dapat meningkatkan environment, dan mengatasi global warming,” ungkap Jay.

Nah, untuk bisa meningkatkan bisnis startup ini, Jay menekankan pentingnya membangun jaringan di lingkungan ekosistem startup dunia. Salah satunya dengan mengikuti program akselerator.

“Apapun yang tdak terbayangkan bisa jadi solusi. Harus berani dan tidak takut berdagang. Dan tentu saja tetap semangat,” tegas pria yang gemar berorganisasi ini.

Awal tahun 2016 Jay mengikuti program inkubasi dan akselerasi 500accelerator yang diselenggarakan oleh 500startups selama 4 hingga 5 bulan di Silicon Valley. Sebagai peserta, iGrow berhak mendapat investasi sebesar US$100 ribu (sekitar Rp1,3 miliar), yang ditukar dengan kepemilikan saham sebesar lima persen untuk 500Startups.

Jay menerima tawaran untuk mengikuti akselerator tersebut karena merasa kalau Silicon Valley merupakan ekosistem startup terbaik di dunia. “Dengan mengetahui kondisi yang ideal, saya berharap bisa membawa ekosistem startup Indonesia ke kondisi tersebut,” jelas Jay.

Nama iGrow mulai mendunia setelah menjadi juara ke-2 kompetisi Startup Istambul International tahun 2015. Berkat prestasi itu, iGrow disebut Forbes sebagai FarmVille di dunia nyata. Dan di awal tahun 2016 iGrow masuk dalam daftar 11 startup pilihan TechCrunc. Prestasi ini membawa iGrow program 500 Startups Accelerator, sebuah program inkubasi dan percepatan yang diadakan di Silicon Valley, San Francisco, California.

Ini merupakan pertama kalinya sebuah perusahaan Indonesia mengikuti program tersebut. Setiap startup yang mengikuti program ini akan mendapatkan investasi sebesar US$125.000 dengan imbal balik saham 5% dari setiap peserta.

Menjelang hari keberangkatan pun, Jay sempat mendapat “musibah”. “Saya terkena Demam Berdarah sehingga harus dirawat selama lebih dari sepekan di rumah sakit, sementara hari keberangkatan tinggal H-10 lagi,” kisah bapak satu anak ini. Beruntung, tiga hari sebelum keberangkatan ia sudah bisa keluar dari Rumah Sakit.

Baca juga :   6 Startup Indonesia Terpilih Program Launchpad Accelerator Google

Sekitar 5 bulan, Jay dan Jim Oklahoma, rekannya di iGrow yang juga berasal dari Depok, berkantor di sebuah co-working space di San Francisco. Dan iGrow berhasil mencapai GMV yang sama dengan periode 13 bulan sebelumnya. Artinya, apa yang sebelumnya butuh waktu 13 bulan untuk dicapai, di-akselerasi hingga bisa tercapai dalam 5 bulan saja.

Dari program itu Jay mengaku belajar untuk membuat program akselerator. “Karena kalau soal kualitas, Indonesia dan Silicon Valley sebenarnya sama. Tapi ekosistem yang lebih bagus bisa membuatnya lebih bagus,” kata inisiator gerakan StartupDPK (Startup Depok).

Selaku CEO Badr Interactive, Jay juga mendorong timnya untuk memiliki gagasan dan melahirkan produk-produk atau startup baru. Secara tidak langsung ia membuat semacam inkubator di dalam perusahaannya.

Selain itu, Jay ingin terus mengembangkan aplikasi iGrow tak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia. Dia bahkan telah mendapat mitra di Turki untuk penanaman pohon zaitun.

“Kami ingin mencoba menyebarkan virus ini keluar. Karena masalah yang sama juga terjadi di luar negeri, termasuk di Jepang. Petaninya banyak yang nganggur, tanahnya banyak tak terpakai sedang pasarnya masih kekurangan. Dan iGrow cocok untuk memecahkan masalah ini tidak hanya di Indonesia juga di negara lain,” ungkap Jay.

==========================================

Andreas Senjaya

Tempat Tanggal Lahir : 4 Septembr 1989
Pendidikan : Sarjana Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
Perusahaan :
– PT iGrow Resources Indonesia,
– PT Badr Interactive,
– Nalacity Foundation
Produk : Aplikasi iGrow
Modal Awal : Rp 40 juta
Omzet sekarang : –
Prestasi :
– Juara II Startup Istanbul 2015
– Juara I Startup Arena 2014
– Indonesia Youngsters Inc Startup Champion 2014
– Juara I Jakarta Startup Icon 2014
– Juara II Mandiri Young Enterpreneur Award 2013 (Nalacity Foundation)
– Juara I Increfest Kementrian Perindustrian 2013

===============================================

STEVY WIDIA

Tags: Andreas SanjayaBadr InteractivefarmvilleiGrow
Previous Post

BRIsat Berhasil Diluncurkan

Next Post

Telkom Bangun Infrastruktur ICT Terintegrasi UNS

Related Posts

iGrow Wakili Startup Regional Asia Tenggara di Grand Final SWC 2018
Headline

iGrow Dapat Peringatan OJK Akibat Tingkat Risiko Kredit Macet Capai 80,18%

13 Januari 2025
0
LinkAja iGrow
Headline

LinkAja Akuisisi Startup Pembiayaan Pertanian

30 April 2021
0
iGrow Wakili Startup Regional Asia Tenggara di Grand Final SWC 2018
Headline

iGrow Wakili Startup Regional Asia Tenggara di Grand Final SWC 2018

20 September 2017
0
Load More
Next Post
Telkom Bangun Infrastruktur ICT Terintegrasi UNS

Telkom Bangun Infrastruktur ICT Terintegrasi UNS

Amazon

Amazon Siap Masuk Indonesia

Transaksi Digital Bikin Produktivitas Meningkat

Transaksi Digital Bikin Produktivitas Meningkat

Discussion about this post

Recent Updates

British Council

Kolaborasi British Council & HSBC Membangun Keterampilan Iklim di Kalangan Anak Muda

28 Mei 2025
Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

28 Mei 2025
OYO - samurai hotel sanur

Pemesanan Korporat OYO Tumbuh Sebesar 145% YoY

28 Mei 2025
wirausaha sosial

Ajak Wirausaha Sosial Beri Dampak Positif, DBS Foundation Grant Programme Kembali Digelar

28 Mei 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

21 Maret 2019
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Sylvia Surya

Sylvia Surya : Sukses “Mengembangbiakan” Kedai Kopi Melalui Cara Waralaba

14 April 2022
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
British Council

Kolaborasi British Council & HSBC Membangun Keterampilan Iklim di Kalangan Anak Muda

28 Mei 2025
Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

Demi Strategi Jangka Panjang Sun Life Indonesia Rombak Pucuk Pimpinan

28 Mei 2025
OYO - samurai hotel sanur

Pemesanan Korporat OYO Tumbuh Sebesar 145% YoY

28 Mei 2025
wirausaha sosial

Ajak Wirausaha Sosial Beri Dampak Positif, DBS Foundation Grant Programme Kembali Digelar

28 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version