youngster.id - Teknologi telah merasuk ke berbagai sendi kehidupan. Termasuk dalam segi keagamaan. Berbagai aplikasi yang terkait dengan kegiatan beribadah umat telah hadir. Namun tak sekadar memberi kemudahan, teknologi juga menjadikan kegiatan religius menjadi lebih menyenangkan.
Maraknya kehadiran aplikasi islami di ponsel, membuat orang bisa melakukan ibadah di mana saja. Namun jika konten dan keseluruhan tampilannya kurang menarik, mau tak mau memang membuat pengguna kurang bersemangat beribadah. Hal ini yang dilihat Fauzil Hamdi sebagai peluang untuk menghadirkan aplikasi religi MyQuran.
“Berawal dari kebiasaan saya membaca Al Quran di ponsel. Di sini saya membutuhkan fitur-fitur lain yang tidak ada pada aplikasi lain, sehingga saya berpikir untuk membuat aplikasi yang islami yang bukan sekadar diunduh lalu digunakan sekilas saja,” ungkap CEO The Wali Studio itu kepada Youngsters.id.
Lahirlah aplikasi MyQuran dengan fitur Khatam dan Hafalan pada tahun 2012. Yang membedakan dengan aplikasi islami lain adalah tampilan yang menarik yang membuat pengguna betah berlama-lama dalam membaca Al Quran. MyQuran didukung platform Android, Windows Phones, iOS dan Blackberry 10. Aplikasi ini berisi fitur-fitur Al Quran 30 Juz mushaf Madinah, kumpulan doa dalam Al-Quran, bookmark ayat, cara pelafalan atau qori, tampilan perhalaman, bisa otomatis menyimpan surat terakhir yang dibuka, fungsi pencarian, dan lain-lain.
Menurut Fauzil, melalui aplikasi MyQuran ini ia ingin mengajak pengguna untuk beribadah dengan hati senang tentunya. “Saya membuat aplikasi islami, tujuannya agar pengguna bisa menjalani ibadah dengan rasa senang,” kata pria kelahiran 27 Mei 1985 ini lagi.
Fauzil serius menggarap aplikasi ini. Bahkan hampir dua tahun dia beserta tim The Wali Studio fokus pada pengembangan produk hingga aplikasi MyQuran mendapatkan sertifikat Tashih dari Kementerian Agama. Dengan demikian pengguna tidak perlu ragu akan kesahihan ayat-ayat di dalam MyQuran.
Kini aplikasi MyQuran sudah diunduh lebih dari 1 juta kali, sedangkan versi berbayarnya diunduh lebih dari 5.000 kali. Aplikasi islami ini juga menjadi awal terbentuknya divisi game yang juga melahirkan banyak produk. Di antaranya Congklak Machine, Rabbot Escape, Hijab Dress Up, Baby Dress Up, Faith Runner dan lainnya. Hingga kini, sudah sekitar 40 aplikasi dan game yang dibuat The Wali Studio. Dari sejumlah aplikasi itu, sekitar 20 aplikasi islami yang total sudah diunduh 5 juta kali dari seluruh dunia. Ini menghasilkan rata-rata fee dari Google dan Apple Rp 100 juta per bulan.
“Saya terjun ke dunia bisnis ini karena ketertarikan saya dengan teknologi mobile dan ingin memanfaatkannya untuk berdakwah melalui aplikasi. Dunia sekarang beralih ke mobile dan berkembang sangat cepat,” ungkap Fauzil mengenai alasan dia fokus pada aplikasi islami.
Berawal dari Game
Bagi Fauzil, game dapat menjadi sebuah alat yang mudah dan menarik untuk menyampaikan suatu pesan. “Dengan game, pemain bisa mendapatkan berbagai informasi dan ilmu baru yang disampaikan oleh developer game tersebut dengan cepat dan mungkin tanpa disadari,” ujarnya. Game juga yang membawa lulusan Politeknik Bandung ini jatuh cinta pada dunia pengembangan teknologi dan informatika.
Sejak SMP Fauzil memang suka bermain game komputer seperti Mortal Combat. Rasa penasaran dengan komputer membuat Fauzil banyak mengulik dengan mencoba berbagai macam perangkat lunak hingga bongkar pasang perangkat keras. Dari situlah dia memutuskan untuk kuliah di jurusan Teknologi Informatika.
Seiring berjalanya waktu, Fauzil semakin mengenal dunia pemrograman dan semakin jatuh cinta. Hal ini disebabkan oleh algoritma yang menurutnya dapat mewujudkan sesuatu yang berada dipikirannya menjadi kenyataan. “Dulu saya hanya memainkan game saja namun sekarang dapat memainkan sekaligus membuat game,” ungkapnya.
Game pertama yang dikembangkan oleh Fauzil pada saat masa kuliah adalah Poker Jawa. Kemudian dia mengembangkan game berbasis mobile berjudul Diponegoro Story. Dia juga membuat aplikasi mobile twitblack yang merupakan aplikasi twitter client menggunakan J2ME. Namun itu belum diseriusi.
Fauzil juga sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan TI. Mulai dari mengelola sistem informasi rumah sakit, lalu bekerja di perusahaan mitra salah satu provider Indonesia, hingga di perusahaan TI perbankan. Bahkan, Fauzil pernah membantu Agate Studio untuk mengembangkan game J2ME pertama mereka.
Pada awal tahun 2011, Fauzil memutuskan untuk membangun usaha sendiri dengan mengajak 2 orang temannya: Agung Syarifudin dan Pipin Indrawan. Pada 24 Januari 2012 berdirilah sebuah perusahaan berbadan hukum The Wali Studio, yang saat ini kantornya berada di Kompleks Pos dan Giro, di daerah Cimahi Jawa Barat.
Menurut Fauzil, ketika itu modalnya hanyalah laptop dan sambungan internet. Hanya saja, untuk mendapatkan sebuah laptop, ia terpaksa menjual PS3 kesayangannya. Dana pas-pasan dari hasil penjualan PS ia jadikan modal awal operasional perusahaan.
“Tahun pertama berdiri, kami sempat mengalami masa berat, karena waktu itu proyek yang kami kerjakan kurang berhasil, sehingga kami tidak ada pendapatan dan terpaksa memberhentikan 2 orang karyawan,” kenang Fauzil.
Namun tekad yang kuat membuat dia kembali membangun produk dengan lebih baik. “Saya beruntung memiliki tim yang setia, teman founder lainnya siap untuk membangun kembali produk kami dengan lebih baik, walau gaji harus dipotong, bahkan dicicil,” kenangnya sambil tersenyum.
Alhasil, aplikasi MyQuran langsung diterima masyarakat. Setelah melahirkan MyQuran, di akhir tahun 2013 The Wali Studio mengikuti kompetisi MGDW 5 dengan menyertakan game kelereng yang berjudul Tales of Marble dan berhasil menjadi pemenang kategori puzzle dan trivia. Selanjutnya, awal tahun 2014 mereka mendapatkan pendanaan dari program AppCampus melalui game Faith Runner dan game Tales of Marble berhasil masuk mendapatkan penghargaan Top 10 Lokal Apps dari Mobomarket.
Hal ini merupakan awal terbentuknya divisi game yang juga melahirkan banyak produk. Di antaranya Tales of Marble, Congklak Machine, Rabbot Escape, Hijab Dress Up, Baby Dress Up, Faith Runner dan lainnya.
Namun untuk aplikasi The Wali Studio tetap mempertahankan konsep islami. Selain MyQuran, juga hadir Muslim Daily, Hafiz Series, Juz Amma, Muslim Photo Pro, Doa Harian Islam, dan surat pendek anak. “Jumlah umat muslim di Indonesia ini terbesar di dunia. Sayang kalau pasar ini dikelelola oleh pihak lain, bukan lokal. Kami ingin bermanfaat untuk pasar ini,” ungkap Fauzil.
Tantangan Perbedaan
Membangun bisnis aplikasi tak semudah yang dibayangkan, kendati bisnis ini tak perlu tempat luas dan sumber daya manusia melimpah. Hal itu sangat disadari oleh Fauzil. Karena itu dia terus membangun tim yang solid. Dalam pembuatan aneka produk aplikasi, Faizul dibantu timnya yang kini berjumlah 10 orang.
“Untuk membangun tim, saya lebih menekankan pada tanggung jawab perorangan. Bahwa tim merupakan satu kesatuan tubuh, apabila salah satunya sakit atau tidak bertanggung jawab, maka yang lain akan merasakannya,” ucapnya.
Di sisi lain, tingkat persaingan di industri aplikasi dan game semakin ketat. Hanya saja hal ini tidak membuat Fauzil khawatir. Bahkan, dia mendorong agar bermunculan banyak technopreneur baru. Karena produk startup Indonesia bisa bagus dan bermanfaat, apalagi untuk masa depan Indonesia.
Sesungguhnya suka duka, memacu Fauzil untuk membangun The Wali Studio menjadi lebih baik. Yang sedikit menjadi duka adalah ketika aplikasi MyQuran dituduh mengubah terjemahan. “Dukanya saat pengguna yang tidak tabayyun dulu sebelum menerima informasi, seperti contohnya kasus sekarang persoalan Al Maidah 51. Kami menggunakan terjemahan resmi dari Kementrian Agama dan aplikasi MyQuran sudah mendapatkan sertifikat Tashih. Tetapi karena terjemahan dari Kemenag mengartikan “teman setia” bukan “pemimpin”, kami dituduh mengubah, padahal terjemahan itu memang begitu dari dulu, tidak diubah”“ubah,” paparnya.
Menurut dia, hal itu menjadi tantangan bagi The Wali Studio. “Perbedaan-perbedaan pada masyarakat Islam ini menjadi tantangan bagi kami untuk membuat kami lebih baik lagi,” kata Fauzil.
Rencananya, dalam waktu dekat mereka akan meluncurkan update versi MyQuran. “Kami tidak ingin diam, tetapi terus bergerak dan berkembang. Berada dizona nyaman membuat kita mudah dikejar bahkan terjatuh. Lakukan yang terbaik hari ini, gagal atau berhasil urusan Allah. Karena tidak ada yang sia-sia kalau kita berusaha dengan keras,” ucap Fauzil tegas.
=========================================
Fauzil Hamdi
- Tempat Tanggal Lahir : Padang, 27 Mei 1985
- Pendidikan Terakhir : D3 Teknik Komputer dan Informatika, Politeknik Negeri Bandung
- Jabatan : CEO The Wali Studio
- Nama Usaha: The Wali Studio
- Berdiri : 24 Januari 2012
- Produk aplikasi : MyQuran, Muslim Daily, Hafiz Series, Juz Amma, Muslim Photo Pro, Doa Harian Islam
- Produk game : Congklak Machine, Rabbot Escape, Hijab Dress Up, Baby Dress Up, Faith Runner dan lainnya
- Omzet : Rp 100 juta/bulan
Penghargaan:
- Intel Top Developer
- Dicodong Top Developer
- Nokia Top Developer
========================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post