Ferry Irawan dkk. : Pindahkan Kegiatan Belajar Ke Smartphone

Ferry Irawan (CEO) dan para co-founder WeKiddo: William Nover (kini menjabat CTO), William Chandra (COO) dan Jani Khatwani (CMO) (Foto: Dok Pribadi)

youngster.id - Penyebaran Virus Corona ini semakin meluas. Setelah menghantam ekonomi dunia, kini dampaknya dirasakan oleh dunia pendidikan. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mencatat pandemi ini berdampak pada pendidikan sekitar 290,5 juta pelajar di seluruh dunia.

Kebijakan yang diambil oleh banyak negara, termasuk Indonesia dengan meniadikan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif sebagai proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan.

UNESCO mencatat, hingga 4 Maret, 22 negara telah mengumumkan penutupan sekolah sementara demi mencegah penyebaran COVID-19. Sebelumnya, hanya Tiongkok yang menerapkan kebijakan tersebut.

Mereka mengungkapkan sudah ada sembilan negara yang menerapkan penutupan sekolah secara lokal untuk mencegah penyebarab virus corona. Apabila ini diperluas menjadi kebijakan nasional, 180 juta anak dan remaja pelajar lain akan terdampak.

Meski bersifat sementara, penutupan sekolah berdampak pada berkurangnya waktu pengajaran dan bisa berdampak pada prestasi. Selain itu, kerugian lain yang akan muncul adalah rasa tidak nyaman pada keluarga serta turunnya produktivitas ekonomi karena orangtua harus mengurus anak sekaligus bekerja.

Oleh karena itu, UNESCO mendukung implementasi program pembelajaran jarak jauh dalam skala besar serta merekomendasikan aplikasi dan platform pendidikan yang terguna serta dapat digunakan sekolah dan guru untuk menjangkau peserta didik dari jarak jauh

Sesungguhnya permasalahan “tempat belajar” pun bisa diselesaikan dengan teknologi. Seperti yang terdapat pada aplikasi WeKiddo. Aplikasi ini mampu “memindahkan kegiatan belajar di sekolah” ke dalam smartphone.

“WeKiddo adalah sarana yang menghubungkan sekolah, guru, anak dan orang tua. Dengan keterlibatan orang tua secara aktif melalui sarana yang ada, kami yakin dapat meningkatkan prestasi anak dan orang tua dapat mencarikan solusi untuk situasi yang dihadapi anak sekarang ini,” kata Ferry Irawan, Co-founder & CEO PT Digital WeKiddo Indonesia, saat ditemui youngster.id di Jakarta belum lama ini.

Aplikasi WeKiddo berperan sebagai jembatan dan media interaksi antara sekolah, guru, siswa dan orang tua, yang sangat mudah digunakan dan diakses.

Melalui WeKiddo guru dapat mengunggah semua materi pembelajaran ke dalam smartphone yang dapat diakses oleh seluruh pelajar, kemudian guru juga dapat memberikan tugas dan projek yang harus dikerjakan siswa di rumah. Saat ini Wekiddo sudah dikenalkan dan dipakai di 42 sekolah di Jakarta dan Bogor.

 

Tantangan dan Solusi

Platform ini berawal dari tantangan yang didapatkan Ferry ketika dia mengikuti program 3+1 di kampusnya Universitas Bina Nusantara (BINUS). “Berdirinya platform ini dimulai dari ketika kami sebagai mahasiswa BINUS memasuki masa 3+1 BINUS. Ini adalah masa dimana mahasiswa BINUS belajar di luar kampus selama 1 tahun,” kisah Ferry.

Ketika itu, Ferry bersama tiga temannya yaitu William Nover (kini menjabat CTO), William Chandra (COO) dan Jani Khatwani (CMO), ingin internship di satu perusahaan yang sama.

“Pada bulan Oktober 2018 kami semua mendaftar ke satu perusahaan yang sama dan ternyata diterima. Tetapi saat interview kami diberi tantangan sebagai sarana belajar untuk mencari masalah yang ada di masyarakat dan bagaimana memberikan solusi. Perusahaan berjanji akan memberikan bimbingan dalam process membangun solusi tersebut,” cerita Ferry lagi.

Tantangan itu membawa mereka pada masalah di dunia pendidikan. “Kami melihat bahwa orang tua sekarang ingin ikut serta berpartisipasi dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam bidang pendidikan. Tetapi orang tua tidak punya tools atau sarana untuk melakukan itu semua. Kami ingin memberikan sebuah solusi dengan membangun satu ecosystem yang menghubungkan semua pihak. Terutama sekolah, guru, anak dan orang tua agar saling terkoneksi satu sama lain,” papar Ferry.

Ide itu menjadi awal kelahiran WeKiddo yang resmi diluncurkan pada 11 Februari 2019. Sebelumnya, mereka melakukan survey, penelitian dan design selama 3 bulan dimulai dari October 2018. Sedang pembuatan aplikasi versi awal dan uji coba berlangsung selama 6 bulan.

“Tujuan kami mendirikan platform ini adalah untuk memberikan kontribusi ke masyarakat dalam hal pendidikan yang sejalan dengan salah satu visi pak Jokowi, yaitu memajukan sumber daya manusia Indonesia. Menciptakan masa depan anak yang lebih baik dengan memberikan sarana bagi orang tua terlibat lebih jauh dalam tumbuh kembang anak,” kata Ferry.

Ferry menegaskan, aplikasi ini sebagai jembatan dan media interaksi antara sekolah, guru, siswa dan orang tua yang sangat mudah digunakan dan diakses. Saat ini Wekiddo sudah dikenalkan dan dipakai oleh 42 sekolah di Jakarta dan Bogor. “Penggunaan aplikasi WeKiddo seperti sekolah, guru, siswa dan orang tua tidak dikenakan biaya,” kata Ferry.

Menurut Ferry, melalui WeKiddo guru dapat mengunggah semua materi pembelajaran ke dalam smartphone yang dapat diakses oleh seluruh pelajar. Kemudian guru juga dapat memberikan tugas dan projek yang harus dikerjakan siswa di rumah sesuai dengan topik mata pelajaran, guru dapat memberikan soal latihan kepada anak didik.

Oleh karena kegiatan belajar dilakukan di rumah, WeKiddo juga memberikan akses kepada orang tua untuk memantau seluruh kegiatan belajar mengajar yang berjalan melalui smartphone.

Dengan adanya kenyamanan dari pengguna langsung, Ferry berharap dengan adanya WeKiddo akan dapat menjadi solusi dalam dunia pendidikan serta proses edukasi, baik di sekolah maupun di rumah, khususnya ketika terjadi bencana atau pandemic.

 

Ferry Irawan, Co-founder & CEO PT Digital WeKiddo Indonesia (WeKiddo) (Foto: Dok. Pribadi)

 

Bangun Ekosistem

Menariknya, platform WeKiddo ini memiliki keunggulan yang tak dimiliki aplikasi sejenisnya. Salah satunya turut serta membangun ekosistem yang menghubungkan semua pihak yang terlibat dalam tumbuh kembang anak dan sebagai single contact point bagi siswa, sekolah dan orang tua, menjadikan platform WeKiddo terlihat berbeda dari platform sejenis.

“Dengan membangun ekosistem bagi siswa, sekolah dan orang tua, maka semua pihak yang terlibat dalam tumbuh kembang anak adalah partner bagi WeKiddo. Tentunya hal ini yang membedakan dan menjadi keunggulan kami dari platform sejenis,” kata Ferry.

Sayangnya Ferry enggan mengungkapkan besaran modal yang dikeluarkan mereka untuk membangun startup edutech ini. Di sisi lain, aplikasi Wekiddo mulai diperkenalkan secara luas pada Juli 2019.

Ferry menjelaskan, WeKiddo memberikan terobosan baru untuk bidang pendidikan, dengan semua informasi tentang kegiatan di sekolah yang dipusatkan pada aplikasi WeKiddo. WeKiddo juga turut ikut serta dalam membantu bidang pendidikan pada masa pandemi ini. Seperti memodifikasi fitur Assignment dalam membantu sekolah untuk menyelenggarakan belajar mandiri di rumah bagi siswa menjadi lebih efektif.  Sedangkan fitur Quiz dapat membantu sekolah dalam memberikan quiz secara daring bagi siswa untuk memperbaiki nilai mata pelajaran.

“Saya bersyukur karena dengan hadirnya WeKiddo banyak orang tua merasa terbantu untuk dapat ikut berpartisipasi dalam pendidikan anaknya,” ujarnya.

Meski sekarang masih diberikan gratis tetapi bukan berarti Wekiddo tidak mencari keuntungan. “Dengan membantu solve masalah di masyarakat yang lebih luas dan turut serta membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik ke depan, maka peluang bisnis juga akan turut mengikuti. Jadi kalau ditanya, bagaimana kami monetize perusahaan ini? Nanti dari model business premium bagi orang tua,” ucap lelaki kelahiran Bintan, 27 Maret 1999.

WeKiddo hadir di tengah maraknya startup edutech. Meski peta persaingan cukup ketat tetapi Ferry tetap fokus pada pengembangan WeKiddo sendiri. “Masih banyak sekali fitur WeKiddo yang sudah kami siapkan untuk membantu semua pihak dalam ekosistem. Kami senantiasa belajar dan beradaptasi dengan perkembangan yang ada di market itulah kunci kami dalam memberikan solusi terbaik,” katanya.

Lebih jauh, ia menambahkan rencana pengembangan seperti menambah fitur menarik siap dilakukannya untuk memperluas jaringan bisnis WeKiddo agar semakin berkembang dan terus berkalanjutan.

“WeKiddo sendiri masih fokus melakukan pengembangan pada fitur-fitur yang dapat membantu sekolah, guru, siswa dan orang tua dalam menghadapi pandemi ini. Kami berharap WeKiddo dapat memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi semua pihak dalam ekosistem,” ucap Ferry.

Mahasiswa semester 7 Binus ini juga terus memperkenalkan WeKiddo sebagai solusi untuk siswa belajar mandiri di rumah. Selain di Jakarta, Wekiddo juga telah diperkenalkan kepada Gubernur Riau.

“Kami juga rutin melakukan sosialisasi bersama sekolah saat ada parent gathering. Kami juga menempatkan ambassador di awal berjalannya di setiap sekolah untuk bantu memperkenalkan WeKiddo. Cara itu kami rasa cukup efektif memperkenalkan platform ini ke khalayak luas,” sambungnya.

Ferry menargetkan bisa menjangkau 1.000 sekolah hingga akhir tahun 2020 ini. Saat ini jumlah pengguna WeKiddo sekitar 102.000 users, dan yang aktif ada sekitar separuh dari total user.

“Yang terutama target WeKiddo adalah berkontribusi sebanyak mungkin agar dapat membantu pelaksanaan pembelajaran di rumah dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, harapan saya WeKiddo dapat memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi masyarakat,” pungkasnya.

 

=========================

Ferry Irawan

==========================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version