youngster.id - Pandemi Covid-19 turut melemahkan penjualan mebel dan kerajinan kayu, baik di dalam maupun luar negeri. Dampaknya tentu pada para pelaku industri. Berbagai upaya dilakukan untuk menggairahkan industri ini, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengungkapkan target pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan nasional pada 2020 sebesar 12% – 16% tidak tercapai akibat pandemi Covid-19. Nilai ekspor furnitur pada 2020 diperkirakan hanya sebesar US$1,7 miliar, turun 2% dari tahun lalu. Sedangkan ekspor kerajinan pada 2020 sebesar US$755 juta atau turun 8% dari tahun lalu.
Namun belakangan pasar industri mebel dan kerajinan kayu Tanah Air kembali bergairah berkat pertumbuhan pasar dalam negeri. Salah satunya berkat dukungan dari e-commerce. Rupanya perubahan perilaku masyarakat yang berbelanja online telah mendorong pertumbuhan produk home and living secara signifikan.
Hal ini juga yang dirasakan oleh Dekornata yang menjual berbagai produk olahan kayu, mebel dan dekorasi rumah. “Selama pandemi omzet kami melonjak hingga tiga kali lipat,” kata Giovanno Warli, pemilik PT Dekornata Indonesia Berkarya kepada youngster.id.
Usaha rintisan lokal yang berdiri sejak 2018 ini memang mengandalkan pemasaran online. “Tujuan kami adalah memasarkan produk-produk buatan perajin Indonesia melalui optimalisasi teknologi dan platform digital. Sebab dengan online kita tidak perlu membayar overhead yang berlebih, harga produk kita juga menjadi lebih kompetitif, pembeli juga menjadi lebih luas tidak hanya di Jakarta dan Bogor,” jelas pria yang akrab disapa Gio ini.
Gio mengaku, di awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, pesanan yang datang ke Dekornata langsung turun drastis. Kliennya harus hold project, bahkan membatalkan pesanan. Namun dengan kegigihan dan inovasi, hambatan tersebut bisa dilewati. Beberapa inovasi produk dilakukannya, seperti mengembangkan produk rumah tangga dan alat masak seperti rolling pin, sendok takar, spatula, talenan dan sejumlah produk berbahan kayu.
Kini, bisnis yang awalnya hanya memiliki satu perajin dengan tiga produk, telah berkembang dengan lebih dari 50 mitra perajin dari seluruh Indonesia dengan lebih dari 200 variasi produk.
“Berkat bantuan e-commerce maka orderan kami semakin banyak, dan membuat kami bisa menambah lebih banyak varian produk dan merangkul lebih banyak perajin. Yang awalnya kami khawatir karena project ditunda dan dibatalkan, justru sekarang kami menjadi kewalahan memenuhi pesanan online. Dari situ kami akhirnya membuat set bundling hingga hampers,” ungkapnya.
Ramah Lingkungan
Pria kelahiran Jakarta. 15 Mei 1995ini mengklaim semua produk yang dijual di Dekornata adalah dari kayu yang didapatkan secara legal dan ramah lingkungan.
“Awal saya memilih untuk berjualan produk dari kayu karena ada banyak sisa kayu-kayu berkualitas hasil pabrik furnitur orang tua. Di sisi lain, saya ingin mempunyai bisnis yang menguntungkan tetapi juga impactful, tidak hanya ke pembeli tetapi juga ke supplier,” ungkap Gio.
Untuk itu, diklaim Gio, pihaknya terlebih dulu melakukan riset selama tiga bulan untuk mempersiapkan Dekornata sebelum diperkenalkan ke khalayak luas. Pasalnya, Gio punya misi agar Dekornata dapat lebih banyak membantu para perajin lokal dan menyajikan produk-produk handmade berkualitas.
“Saya berharap ke depannya Dekornata bisa lebih banyak membantu perajin dengan produk-produk yang handmade. Karena kami percaya, produk-produk handmade itu memiliki jiwanya tersendiri dan tidak ada yang sama,” ungkapnya.
Untuk tujuan itu Gio pun melakukan optimalisasi teknologi dan platform digital pada aplikasi Dekornata dengan bantuan teknologi AR (augmented reality). Hal ini, diklaimnya, yang membedakan Dekornata sehingga cepat dikenal oleh masyarakat.
“Kami mengoptimalisasi teknologi dan platform digital dengan bantuan teknologi AR. Di Dekornata kami ingin mencoba hal-hal yang inovative dan bold. Dengan teknologi AR ini kami dapat menyampaikan produk tanpa pembeli harus datang ke offline store,” ungkapnya.
Di awal memulai usaha, Gio mengaku sempat kesulitan. “Saat awal semua harus dikerjakan sendiri. Mulai dari membuat foto produk, posting di Instagram, membalas chat, meeting dengan klien, membuat konten, hingga menghubungi pengrajin. Memang rasanya sulit, tapi kalau nggak sulit, sepertinya nggak akan grow ya,” ujarnya.
Ternyata dengan strategi yang tepat, usaha ini mulai menunjukkan hasil. Dari hanya mempekerjakan satu perajin, kini Dekornata sudah menggandeng lebih dari 50 perajin dari berbagai daerah di Jawa dan Kalimatan.
“Tujuan kami membantu perajin menjual produk ke pasar modern melalui optimalisasi teknologi. Kalau ada perajin yang ingin menjadi mitra Dekornata, bisa langsung hubungi saya loh,” ucapnya bersemangat.
Di sisi lain, Gio juga ingin memasilitasi agar para konsumen Dekornata memiliki produk yang berkualitas untuk menunjang kehidupan mereka menjadi lebih nyaman dan estetik. Apalagi belakangan permintaan produk dekorasi rumah berbahan kayu yang terus meningkat, membuat Dekornata berkolaborasi dengan banyak perajin dari Jawa hingga Kalimantan untuk mengolah produk olahan kayu, mebel dan dekorasi rumah.
“Kami terus berkomunikasi dengan perajin agar selalu dapat kualitas yang terbaik dan juga memastikan produk-produk perajin juga mengikuti tren,” ucap Gio.
Eksperimen AR
Dekornata terus mengedepankan teknologi. Menurut Gio, pihaknya terus bereksperimen dengan berbagai teknologi, termasuk dengan augmented reality (AR). “Dengan teknologi AR kami dapat menyampaikan bentuk produk kepada pembeli tanpa mereka harus datang langsung ke toko offline,” ungkapnya.
Alumni Business Administration Pepperdine University, AS ini percaya platform digital yang akrab dengan generasi milenial menjadi kunci untuk keberhasilan Dekornata. “Kami mengoptimalkan teknologi untuk bisa membantu konsumen Dekornata memiliki produk yang estetik bagi tempat tinggal mereka,” ujar Gio.
Gio juga membagikan beberapa strategi yang kerap ia lakukan demi meningkatkan penjualan meski di tengah pandemi. Salah satunya melalui Home Living SALEbrations di sebuah e-commerce. Saat ini, Dekornata menghadirkan aneka produk buatan tangan untuk kategori Home & Living dengan harga mulai Rp 5 ribu hingga Rp 7,5 juta.
Giovanno berharap bisnis yang dirintisnya ini semakin berkembang. Dengan begitu, dia bisa turut mengangkat kembali perekonomian para perajin lokal, khususnya dimasa pandemi ini. “Semoga Dekornata ini menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi customer-customer Dekornata dan tentunya para mitra perajin Dekornata,” tutup Giovanno
======================
Giovanno Warli
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 15 Mei 1995
- Pendidikan : Business Administration Pepperdine University, AS
- Usaha yang dikembangkan : Membuat e-commerce yang menjual berbagai produk olahan kayu, mebel dan dekorasi rumah
- Nama Platform : Dekornata.com
- Nama Perusahaan : PT Dekornata Indonesia Berkarya
- Mulai Usaha : 2018
- Jabatan : CEO & Founder
- Jumlah Mitra Perajin : 55 Orang
- Jumlah Karyawan : 20 orang
========================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post