Mohammad Ikhsan dkk. : Merancang Pembelajaran Seseru Bermain Game

Muhammad Ikhsan (berkaca mata), Co-founder & & Chief Product Officer (CPO), bersama dengan Co-founder Pahamify: Rousyan Fikri (CEO) dan Edria Albert (CTO) (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Sejumlah sekolah menerapkan kebijakan belajar di rumah untuk para siswa. Langkh ini dilakukan guna menekan risiko penyebaran virus Covid-19. Layanan aplikasi belajar online jadi pilihan untuk membantu proses belajar siswa secara jarak jauh.

Untuk tahun ajaran baru 2020/2021 yang akan segera dimulai pada bulan Juli nanti di Indonesia masih tetap memberlakukan sistem ini. Terutama  bagi mereka yang berada di wilayah-wilayah beresiko, menyusul jumlah kasus positif semakin meningkat.

Setidaknya terdapat 68.729.037 murid yang belajar di rumah. Aktivitas belajar dari rumah melalui metode pembelajaran siswa dalam jaringan (daring) sendiri sudah dimulai sejak bulan Maret 2020.

Hal ini mendorong cara pembelajaran yang revolusioner dalam dunia pendidikan. Teknologi dan inovasi berupa platform edutech pun hadir sebagai solusi. Salah satunya adalah Pahamify, aplikasi edutech yang didirikan oleh Rousyan Fikri, Mohammad Ikhsan, dan Edria Albert.

Berbeda dengan aplikasi lain. Pahmify mengedepankan elemen fun learning dengan metode gamifikasi, yaitu merancang pembelajaran seseru bermain game.

“Pahamify didirikan untuk melejitkan potensi para pelajar di Indonesia agar unggul di bidang sains dan teknologi. Ini dicapai dengan desain materi pembelajaran yang disesuaikan dengan cara otak belajar,” ungkap Mohammad Ikhsan, Co-founder & Chief Product Officer (CPO) Pahamify kepada youngster.id belum lama ini.

Menurut Ikhsan, industri teknologi edukasi (edutech) adalah salah satu industri yang paling sedikit terdampak oleh pandemi covid-19 ini. Bahkan justru banyak yang membutuhkan layanan ini.

“Industri teknologi edukasi di dunia adalah salah satu industri yang paling sedikit terdampak oleh pandemi covid-19 ini, karena justru yang membutuhkan layanan seperti Pahamify semakin banyak. Di sisi lain, pandemi ini berdampak pada kemampuan ekonomi masyarakat, sehingga tidak sedikit siswa yang akhirnya kesulitan mendapatkan akses materi belajar di rumahnya,” ungkap Ikhsan.

Menurut pria berperawakan gempal yang mengantongi  titel Ph.D dari National University of Singapore ini, selama masa pandemi covid-19, Pahamify berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses belajar siswa-siswa di Indonesia. Contohnya, melalui akses gratis terhadap materi-materi ajaran di platformnya maupun dengan menggratiskan tryout atau simulasi ujian masuk perguruan tinggi negeri. “Kami juga bermitra dengan Kemendikbud RI untuk menghadirkan materi pembelajaran melalui TV di saluran TVRI bagi siswa-siswi yang kesulitan mendapatkan akses internet,” katanya.

Kanal Youtube

Pada tahun 2017, Rousan Fikri yang juga creator kanal Youtube Hujan Tanda Tanya (Hutata) bertemu Ikhsan saat studi S3 di Singapura. Saat ini kanal Youtube Hujan Tanda Tanya telah memperoleh lebih dari 390,000 subscribers. Kanal ini membahas sains dan ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah dipahami anak-anak muda. “Itu adalah cikal bakal munculnya Pahamify,” ungkap Ikhsan.

Ide ini kemudian mereka kembangkan bersama Edria Albert seorang game developer lulusan ITB untuk membangun platform edutech dengan konsep fun learning. Dengan aplikasi ini, mereka berharap sains yang identik dengan angka dan rumus dapat jadi lebih mudah dan menyenangkan. Aplikasi Pahamify resmi diluncurkan pada Juli 2019.

Diakui Ikhsan, untuk mengembangkan Pahamify ini diperlukan waktu cukup panjang. Mereka melakuan riset maupun melakukan penelitian sebelum platform edtech ini dilincurkan.

“Untuk mempersiapkan launching aplikasi Pahamify, kami riset terlebih dahulu selama satu setengah tahun untuk meneliti format video pembelajaran terbaik untuk siswa Indonesia. Riset itu dimulai jauh sebelumnya pada saat kami mendirikan kanal Youtube Hujan Tanda Tanya. Tentunya, proses penelitian ini tidak pernah berhenti, karena kami sadar bahwa selalu ada yang bisa dikembangkan di platform dan layanan kami. Riset ini menjadi salah satu budaya yang coba kami tumbuhkan pada semua staf Pahamify, dengan harapan dapat menghasilkan pengalaman belajar terbaik bagi siswa-siswi di Indonesia,” paparnya.

Dijelaskan Ikhsan, cara kerja platform ini di antaranya menyediakan materi belajar dan persiapan kuliah untuk kelas 10 – 12 SMA lewat aplikasi Android dan iOS. Saat ini, Pahamify sudah menyediakan lebih dari 500 konten berkualitas untuk SMA IPA dalam bentuk video, dilengkapi dengan ribuan kuis dan ringkasan.

“Pahamify didirikan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi anak-anak di Indonesia dengan mengedepankan keseimbangan konten pendidikan dan hiburan yang tepat yang didorong secara visual dan interaktif,” ujar Ikhsan.

Dia memaparkan, selama ini terdapat beberapa model bisnis yang dijalankan Pahamify. Salah satunya dengan cara menawarkan subrcription bulanan kepada setiap siswa maupu user.

“Kami menjual subscription bulanan. Di kondisi normal, siswa membayar Rp 100 ribu per bulan untuk akses layanan Pahamify. Tetapi, karena kondisi Covid ini, untuk membantu teman-teman SMA belajar dari rumah, kami memberikan diskon 90% untuk tahun ajaran 2020/2021, sehingga untuk paket 6 bulan, hanya Rp 50 ribu. Ini kurang dari Rp 10 ribu sebulan,” ujar Ikhsan sedikit berpromosi.

Diklaim Ikhsan, yang membedakan dan menjadi keunggulan Pahamify dari platform sejenis salah satunya adalah setiap video yang ditampilkan mengedepankan Live Action (eksperimen live) dan animation dengan kualitas terbaik dengan tujuan untuk memberikan pendalaman konsep yang mudah dipahami dan pengalaman belajar yang seru. Selain itu, materi tryout atau latihan ujian masuk perguruan tinggi (UTBK) berkala yang memberikan analisis berbasis-data terhadap persiapan siswa, sehingga mereka bisa lebih baik mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi.

Juga, ada Live Teaching interaktif yang memungkinan siswa untuk bertanya langsung dengan guru pada saat kelas berlangsung. Kemudian, platform dengan Gamified Learning yang memberikan pengalaman belajar layaknya sebuah game. Pahamify juga memiliki fitur persiapan kuliah yang memberikan informasi lengkap mengenai universitas dan jurusan-jurusan di Indonesia. Termasuk fitur konsultasi online dan tes minat dan bakat yang membantu siswa untuk memilih jurusan kuliah yang tepat.

“Kami juga menyediakan konten berupa materi pelajaran. Dan juga menyediakan Career Center, yakni sebuah layanan konseling yang dikelola oleh psikolog dari Universitas Indonesia untuk membantu siswa mengenali minat dan bakat diri serta membantu siswa yang memiliki masalah akademik maupun non akademik,” jelas Ikhsan.

Optimis

Diklaim Ikhsan, selain memiliki fokus untuk memberikan pemahaman konsep yang lengkap bagi para siswa, Phamify juga memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan seru. Platfiorm edutech ini turut mempermudah para siswa SMA bisa lebih baik mempersiapkan tes masuk perguruan tinggi negeri.

“Pahamify memberikan sumber pembelajaran yang mudah dipahami dan seru yang dapat dimanfaatkan langsung dari rumah masing-masing. Selain memberikan pengalaman belajar yang interaktif, fokus Pahamify adalah memberikan pemahaman konsep yang lengkap sehingga teman-teman SMA bisa lebih baik mempersiapkan untuk masa depannya, terutama untuk tes masuk perguruan tinggi negeri,” kata pria berusia 31 tahun itu.

Diakui Ikhsan, masa pandemi saat ini yang membuat keadaan ekonomi masyarakat harus turun. Meski demikian, pihaknya tetap optimis memandang peluang bisnis yang dijalankan saat ini.

“Kebutuhan masyarakat akan platform pendidikan daring semakin meningkat di masa pandemi ini, sehingga kami berharap Pahamify bisa membantu proses belajar mereka di rumah jadi lebih baik dan lebih seru. Tentunya di masa pandemi ini, keadaan ekonomi masyarakat sedang terpuruk. Oleh karena itu, sebagai layanan pendidikan, kami berusaha untuk meringankan beban siswa-siswi sebisa mungkin dengan memberikan diskon 90% di awal tahun ajaran baru ini. Khusus untuk guru-guru di sekolah, kami memberikan akses gratis untuk seluruh layanan Pahamify untuk membantu proses mengajar daring selama masa sekolah dari rumah,” kata Ikhsan.

Upaya lain untuk turut meringankan beban para orang tua siswa, Pahamify juga menjalin kerja sama atau berkolaborasi dengan berbagai pihak. Di sisi lain, kolaborasi ini juga bertujuan agar bisnis yang ditekuninya dapat terus berkembang dan berkelanjutan.

“Kami bermitra dengan Kemdikbud RI. Untuk membantu teman-teman yang kesulitan akses internet, video-video kami turut ditayangkan di acara Kemdikbud di TVRI selama masa school from home ini. Selain itu, kami juga bermitra dengan beberapa perusahaan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee, dan minimarket seperti Alfamart dan Indomaret sehingga semakin mudah jika teman-teman ingin membeli paket langganan Pahamify,” terangnya.

Belum lama ini Pahamify masuk daftar 50 perusahaan edutech paling inovatif di Asia Tenggara versi HolonIQ. Pahamify juga mendapatkan pendanaan dari accelerator startup, Y Combinator sebesar US$ 150 ribu atau sekitar Rp 2 miliar.

Ikhsan mengungkapkan, pendanaan yang didapat tentunya disalurkan untuk perkembangan platform Pahamify sehingga bisa terus memberikan pengalaman belajar terbaik bagi seluruh penggunanya.

“Yang jelas, semua dana dan omset yang kami peroleh akan disalurkan untuk perkembangan platform Pahamify sehingga bisa terus memberikan pengalaman belajar terbaik bagi seluruh pengguna Pahamify. Kami juga ingin memperluas jumlah konten di platform Pahamify, sehingga bisa lebih banyak siswa dan guru di Indonesia yang bisa memanfaatkan fasilitas pembelajaran daring yang kami sediakan. Dengan ini, kami berharap bisa lebih banyak berkontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan di Indonesia,” papar Ikhsan.

Diakui Ikhsan, kendati sejauh ini Pahamify mampu bertumbuh positif, namun bukan berarti perkembangannya mulus tanpa tantangan dan tekanan. Termasuk tekanan yang dirasakan para founder-nya.

“Sebagai seorang founder, tantangan terbesar adalah tekanan atau stres yang kami hadapi setiap harinya dari berbagai pihak. Kami dituntut untuk membangun produk yang unggul, dan organisasi yang fungsional dengan dana dan waktu yang terbatas. Untuk menghadapi tekanan yang berat ini, dibutuhkan support system yang baik, seperti kehadiran dan dukungan keluarga dan teman-teman sekitar,” urainya.

Sedangkan sebagai sebuah organisasi, lanjut Ikhsan, tantangan terbesar adalah menarik perhatian calon pengguna Pahamify di tengah ketatnya persaingan yang diisi oleh kompetitor yang berdiri jauh lebih lama dan dengan modal yang jauh lebih besar. “Cara mengatasinya adalah dengan fokus untuk memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna yang kami punya saat ini,” sambungnya.

Di sisi lain, sebagai startup tim Pahamify selalu dituntut untuk menghasilkan suatu produk yang unggul dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari perusahaan konvensional. Selain pengembangan produk, beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain, adalah masalah hiring, membangun organisasi, dan membangun kultur kerja yang bisa mendukung pengembangan produk yang unggul.

“Selama beberapa tahun terakhir, pelajaran paling penting adalah belajar memilih dan fokus pada tugas yang memberikan dampak terbesar bagi kemajuan perusahaan. Tugas yang paling berdampak pada pengalaman siswa-siswi yang menggunakan Pahamify untuk proses belajarnya. Dengan fokus pada itu, kami bisa memberikan pengalaman belajar terbaik bagi pengguna-pengguna kami. Inilah yang akhirnya membantu kami secara perusahaan untuk terus berkembang,” pungkas bapak satu puteri.

================================

Mohammad Ikhsan

=================================

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version