youngster.id - Pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan pola dan gaya hidup masyarakat hampir di semua aspek. Perubahan yang paling menonjol adalah meningkatnya pemanfaatan teknologi digital melalui platform digital.
Indonesia memiliki potensi transaksi digital yang tinggi jika dibanding negara ASEAN lainnya. Hasil studi dari Google, Temasec, dan Bain & Company tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di kawasan.
Mencapai US$ 44 miliar dan diprediksi pada 2025 mampu mencapai US$ 124 miliar. Itu berkat sumber daya dan populasi Indonesia yang sangat besar. Ini seharusnya dapat menjadi potensi yang akan memacu ekonomi dan keuangan digital semakin berkembang. Belakangan peluang ini ditangkap oleh anak-anak muda yang mengembangkan startup teknologi finansial (fintech) ke berbagai layanan masyarakat. Salah satunya adalah Flip.id.
Startup berbendera PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi ini menghadirkan layanan keuangan digital berupa layanan transfer antar bank gratis. Tak hanya itu, Flip juga memiliki layanan kirim uang, refund, beli pulsa, isi paket data, token listrik, tarik saldo dan flip globe.
“Kami ingin membantu masyarakat dalam mempermudah transaksi. Sistem Flip yang tidak terhubung dengan rekening pengguna menjadi kelebihan tersendiri, karena pengguna tidak perlu membagikan informasi rekeningnya ke aplikasi sehingga bisa menjamin keamanan data perbankan pengguna,” ungkap Rafi Putra Arriyan Co-founder dan CEO Flip.id kepada youngster.id belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Ari ini menjelaskan, Flip.id memiliki cara kerja yang mudah, melalui sistem sebagai mediator atau perantara. “Untuk dapat terus menyajikan transfer antar bank gratis kepada pengguna Flip, kami memiliki sistem sebagai mediator atau perantara. Bila Orang A memiliki Bank A, dan ingin melakukan transfer ke orang B yang memiliki Bank B, maka orang A hanya perlu melakukan transfer ke Bank A yang dimiliki Flip, lalu Flip akan meneruskan uang tersebut ke orang B dengan akun Flip di Bank B,” jelasnya.
Diklaim Ari, saat ini layanan transfer antar bank Flip ini telah melayani jutaan transaksi dengan total nilai triliunan rupiah per bulan. Transaksi berasal dari pengguna individu yang tersebar di seluruh Indonesia dan pengguna perusahaan seperti dari tiket.com, Grab, Ruangguru, dan Kitabisa.
Selain itu, Flip.id telah bekerja sama dengan 14 bank di Indonesia untuk menangani transfer beda bank gratis. Di antaranya BCA, Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga, BTPN, Jenius, Permata Bank hingga DBS. Flip.id juga telah mendapat lisensi keamanan dan operasional resmi dari Bank Indonesia pada 2016.
Sementara itu, untuk kebutuhan para pebisnis, Flip.id meluncurkan Big Flip. “Jika Flip.id, layanan reguler kami lebih fokus membantu individu melakukan transaksi kirim uang untuk kebutuhan personal, Big Flip lebih fokus pada membantu bisnis melakukan operasional keuangan seperti penggajian, pembayaran ke partner bisnis maupun ke refund ke customer,” jelas Ari.
Biaya Transfer vs Nasi Goreng
Startup Flip.id ini didirikan oleh Ari bersama dua temannya: Luqman Sungkar yang bertindak sebagai CTO, dan Ginanjar Ibnu Solihin sebagai CPO, pada tahun 2015. Ketika itu mereka bertiga masih kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Sebagai perantauan Ari merasa terganggu ketika uang transfer dari orangtuanya terpotong biaya administrasi. Untuk ukuran anak kos, potongan sebesar Rp 6.500 senilai harga sepiring nasi goreng lengkap dengan telur di masa itu.
Untuk menghindari potongan biaya administrasi, Ari kerap mencari teman yang memiliki rekening yang sama. Namun hal itu tentu tidak selalu didukung. Dari masalah ini muncul ide untuk menghadirkan aplikasi yang menjadi solusi transfer antar bank tanpa dikenakan biaya.
Sebagai contoh, ketika kamu akan mengirimkan uang dari BCA ke Bank Mandiri, maka kamu hanya perlu mentransfer ke rekening milik Flip yang ada di BCA. Setelah itu, Flip akan melakukan transfer dengan nominal yang sama dari rekening Bank Mandiri mereka ke rekening penerima. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya transfer.
Layanan ini mendapat sambutan antusias. Dalam waktu satu bulan mereka berhasil mengembangkan aplikasi Flip.id. Bahkan, sehari sejak diluncurkan aplikasi yang tersedia di GooglePlay ini langsung diunduh lebih dari ribuan pengguna.
Rupanya tampilan antarmuka yang praktis menjadi daya tarik dari aplikasi ini. Bermodal promosi lewat email dan Whatsapp Flip pun menjadi viral. “Kami pun terpaksa membuat waiting list dan memasukkan para calon pengguna secara bertahap, agar semua permintaan bisa kami layani dengan kemampuan kami pada saat itu,” kenang Ari.
DiklaimAri, ada sejumlah kelebihan dari Flip.id dibandingkan layanan fintech lainnya. Di antaranya, pihak Flip.id tidak menghubungkan kartu debit maupun rekening pengguna ke dalam akun di Flip.id. Dengan begitu pengguna tidak perlu membagikan informasi rekeningnya ke aplikasi.
“Sistem Flip yang tidak terhubung dengan rekening pengguna menjadi kelebihan tersendiri, karena pengguna tidak perlu membagikan informasi rekeningnya ke aplikasi sehingga bisa menjamin keamanan data perbankan pengguna,” terangnya.
Keunggulan lain dari aplikasi ini adalah sistem chat dengan Customer Friend Flip.id yang dapat menjawab dan membantu kesulitan pengguna semudah chatting dengan teman lewat aplikasi perpesanan. Bahkan, Ari mengatakan, dalam waktu dekat fitur multitransfer pun akan segera ditambahkan.
Tak hanya itu, keunggulan lain dari Flip adalah tidak memberikan batasan frekuensi transfer setiap harinya. “Flip telah menetapkan per hari limit nominal transfer gratis yang diberikan ke setiap pengguna sebesar Rp 5 juta per hari. Jika melebihi limit, pengguna bisa mentransfer dengan biaya Rp 2.500 per transaksi,” ujar Ari.
Tantangan dan Optimis
“Hingga kini, Flip.id telah melayani lebih jutaan transaksi beda bank dari jutaan pengguna dengan total nilai triliunan Rupiah per bulan. Transaksi berasal dari pengguna individu yang tersebar di seluruh Indonesia dan pengguna perusahaan seperti Tiket.com, Grab, Ruangguru dan Kitabisa,” paparnya.
Kendati begitu, diakui Ari, perjalanan Flip tidak selalu berjalan mulus. Mereka sempat mengalami beberapa kendala seperti kekurangan uang untuk dikirim ke rekening bank tertentu, hingga dipaksa menutup layanan oleh Bank Indonesia ketika layanan mereka sebenarnya tengah digandrungi oleh para pengguna.
Ari mengisahkan, pada bulan Juli 2016 mereka mendapat panggilan dari kantor BI guna mempresentasikan layanan mereka. Ketika mereka membeberkan mekanisme layanan yang mereka hadirkan, serta jumlah transaksi yang mereka layani, pihak BI kaget.
“Mereka kaget transaksi kami sudah sebesar itu. Karena layanan pengiriman uang seperti ini harus mempunyai izin, mereka pun meminta kami untuk langsung menutup layanan saat itu juga, dan mulai mengurus izin ke Direktorat Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP),” ungkapnya.
Menurut Ari, pengalaman tersebut benar-benar membuatnya down, hingga ia sempat berpikir untuk tidak lagi melanjutkan Flip. Namun ia akhirnya mengabaikan pikiran tersebut, dan memutuskan untuk mengikuti prosedur yang diminta BI. Untungnya, BI memberikan seorang pendamping yang bisa mereka beri pertanyaan setiap saat.
Setelah melalui proses yang berliku, Flip akhirnya mendapat izin resmi dari BI. Tetapi, permasalahan tak berhenti di situ. Demi memenuhi aturan BI, Flip harus melakukan verifikasi tatap muka kepada setiap pengguna mereka. Hal ini menjadi kendala karena pengguna Flip berada di lokasi yang berbeda-beda. Sedangkan jumlah karyawan Flip hingga saat ini bahkan tidak mencapai sepuluh orang. Namun masalah ini terpecahkan berkat dukungan para pengguna Flip.
Bahkan, kini Flip.id mencatat adanya peningkatan pengguna sebanyak hampir 100% atau dua kali lipat selama pandemi berlangsung dibandingkan sebelum pandemi terjadi.
Mengenai sumber dana, Flip telah memiliki layanan berbayar, layanan pulsa dan paket data serta Big Flip yang merupakan solusi manajemen transfer untuk bisnis yang merupakan layanan berbiaya. “Kami bersyukur, di tahun 2020 kemarin sudah tercatat memiliki lebih dari 3 juta pengguna,” ujarnya menambahkan.
Kini melihat jumlah transaksi yang berasal dari pengguna individu yang tersebar di seluruh Indonesia Ari sangat optimis dengan platform yang dikembangkannya itu.
“Kami melihat peluang yang sangat baik untuk bisnis transfer antar bank. Ditambah lagi dengan masyarakat yang kian banyak melakukan transaksi online, semakin besar juga peluang pada lini bisnis ini,” ucapnya.
Untuk memenangkan persaingan bisnis, Ari mengatakan Flip.id terus berinovasi dalam pengembangan produk. Bahkan, Flip.id sudah mengimplementasikan strategi mitigasi untuk bencana dengan membangun sistem keamanan berganda berdasarkan standar peraturan BI. Untuk meningkatkan keamanan pengguna, secara berkala melakukan penetration test secara berkala dan menerapkan sistem OTP untuk menjamin data pengguna dapat terjaga dan tidak mudah diretas oleh pihak lain.
“Tentu kami senantiasa melakukan pengembangan produk dan layanan, namun untuk detailnya belum dapat kami sebutkan di sini. Kami berusaha untuk memaksimalkan penggunaan teknologi informasi, tidak terbatas pada produk yang kami buat, namun juga pada cara kerja yang sekarang full dilaksanakan dengan metode remote,” pungkasnya.
===================
Rafi Putra Arriyan
- Tempat Tanggal Lahir : Padang, 8 Juli 1994
- Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
- Usaha yang dikembangkan : Membuat platform untuk transfer antar bank
- Nama Platform : Flip.id
- Mulai usaha : 2015
- Jabatan : CEO & Co-founder
- Pengguna : sekitar 3 Juta (hingga akhir tahun 2020)
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia