Samira Shihab dan Aliya Amitra : Sukses Jualan Barang Preloved, Kini Fokus ke Arah Sustainable Fashion

Samira Shihab (kanan), Co-founder & CEO Tinkerlust, dan Aliya Amitra (kiri), Co-founder & COO Tinkerlust (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Gaya hidup minim sampah atau zero waste tidak hanya sebatas dalam meminimalisir penggunaan kemasan plastik. Masih banyak jenis sampah lain yang individu hasilkan setiap harinya. Salah satunya adalah dari industri fesyen. Belakangan, isu slow fashion dan sustainable fashion digaungkan.  

Tanpa disadari kita telah menumpuk sampah tekstil di rumah. Banyak merek fesyen tanpa disadari sangat memengaruhi gaya berpakaian, khususnya bagi para wanita. Hal ini menjadikan perilaku konsumtif untuk selalu berbelanja fesyen (fast fashion) demi mengikuti tren gaya terbaru.

Di satu sisi, industri ini menggerakan perekonomian. Data dari Fashion Industry Waste Statistic menyebut pasar pakaian global bernilai US$ 3 triliun, dan menyumbang 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Di sisi lain, industri fesyen merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar berupa limbah tekstil yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, industri fesyen menyumbang 10% dari emisi gas rumah kaca global karena rantai pasokannya yang panjang dan produksi yang intensif energi. Industri pakaian dan tekstil juga pencemar terbesar kedua di dunia setelah minyak.

Salah satu solusi dari masalah ini adalah slow fashion. Jika fast fashion lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas, slow fashion adalah kebalikannya. Slow fashion memproduksi pakaian dengan tujuan agar tahan lama dan bisa dipakai hingga kapan pun itu. Konsep ini yang mendorong Samira Shihab dan Aliya Amitra mendirikan Tinkerlust.com–sebuah marketplace yang dikenal melayani jual beli barang preloved fashion untuk mengembangkan bisnis ke arah sustainable fashion.

“Ini adalah strategi bisnis terbaru kami untuk memperkuat posisi sebagai online platform yang mempraktekkan dan mendukung gerakan sustainable fashion. Tinkerlust ingin menciptakan ruangan fesyen yang lebih sustainable lewat kolaborasi dengan brand lokal yang memiliki koleksi ramah lingkungan. Ini adalah salah satu bentuk kontribusi dalam mengurangi limbah fesyen karena produk tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang,” kata Samira, Co-founder dan CEO Tinkerlust kepada youngster.id.

Samira yang didampingi Aliya, Co-founder dan COO Tinkerlust.com, mengungkapkan topik sustainable fashion tengah menjadi pembicaraan hangat di industri fesyen dunia. Sementara itu, masih banyak masyarakat di Indonesia terutama kaum perempuan yang belum sepenuhnya sadar terhadap manfaat dari sustainable fashion.

Menurut keduanya, Tinkerlust tak lagi menjadikan item preloved sebagai fokus utamanya,  tetapi menghadrikan produk fesyen dari brand lokal yang memiliki visi dan misi. Oleh karena itu, pada peluncuran strategi baru pada 25 September 2020 ditandai melalui kampanye “Local Heroes”.

Tinkerlust telah bekerjasama dengan 14 brand lokal yang memiliki nilai-nilai kebumian. Di antaranya adalah label Sare Studio, Sejauh Mata Memandang, Everyday by Major Minor, Stellar made by stellar riza dan PVRA.

 

Hapus Gengsi

Tinkerlust.com adalah online marketplace yang melayani jual beli barang preloved branded. Didirikan oleh Samira dan Aliya pada tahun 2015 dengan cita-cita untuk memperkenalkan cara berbelanja yang lebih baik serta ramah lingkungan.

“Kami ingin mengajak masyarkat terutama kaum perempuan untuk berkontribusi pada gerakan ramah lingkungan lewat fesyen,” ucap Samira, yang sebelum ini sempat mendirikan startup bernama LocalSocial.

Menurut Samira, konsep menjual barang-barang preloved saat itu terbilang baru di Indonesia. “Dulu awalnya masih banyak yang malu untuk membeli barang preloved. Masih ada rasa gengsi, sehingga kami benar-benar harus melakukan banyak edukasi,” kata alumni Santa Clara MBA Finance itu.

Bahkan, ditambahkan Aliya, ketika pertama muncul agak sulit untuk mengajak orang berjualan di platform Tinjerlust. “Bahkan, di awal, mereka enggan jika kami minta mereka memposting komen atau foto di Tinkerlust,” ujarnya sambil tertawa.

Tetapi, melalui pendekatan yang personal, dan penjelasan yang telaten, serta jaminan keaslian barang, perlahan kepercayaan pasar tumbuh. “Memang, platform lain juga menawarkan penjualan barang preloved. Yang membedakan platform ini dengan yang lain adalah dalam hal pelayanan kurasi hingga jaminan keaslian dapat kami berikan untuk setiap barang,” kata Aliya, yang merupakan alumni University of Maryland, AS.

Lebih dari itu, lanjut Aliya, untuk meminimalkan kemungkinan kecurangan dalam transaksi, Tinkerlust memiliki mekanisme khusus. Penjual diwajibkan mendaftarkan produknya untuk dikurasi kemudian disimpan dalam gudang perusahaan. Selanjutnya, proses jual beli dilakukan melalui situs Tinkerlust.com.

“Kami beri jaminan kalau barang tiba di tangan customer dan mereka tidak happy maka barang yang dibeli bisa dikembalikan dengan full refund. Dengan adanya itu kepercayaan masyarakat pun meningkat,” tambah Aliya.

Hasilnya pertumbuhan transaksi di platformnya berkisar 10% sampai 15% per bulan. Hingga saat ini, Tinkerlust telah menjual lebih dari 100 ribu produk mode bermerek meliputi pakaian, tas, sepatu, aksesoris, dan makeup dari sekitar 5 ribu penjual yang terdaftar.

Aliya juga mengatakan, harga barang preloved di platform Tinkerlust mulai dari Rp 40 ribu hingga ratusan juta. Mereka juga tak hanya menjual barang bekas bermerek, melainkan ada pula barang bermerek yang belum pernah dipakai sama sekali karena pemiliknya merasa tidak cocok.

Selain itu, untuk menyiasati tantangan bisnis dari segi pemasaran, manajemen Tinkerlust menggaet belasan hingga puluhan influencer per bulannya untuk menyasar pengunjung dan pengguna baru. Influencer tersebut di antaranya Uchita Pohan, Ayla Dimitri, dan Alodita.

 

Setelah sukses membangun dan mengembangkan Tinkerlust sebagai platform jualan barang preloved, kini Samira dan Aliya sepakat mengarahkan fokus bisnisnya menjadi sustainable fashion (Foto: Dok. Pribadi)

 

Brand Lokal

Diklaim Samira, saat ini rata-rata kunjungan ke situs Tinkerlust telah mencapai 2 juta kunjungan per bulan dengan pengguna aktif bulanan mencapai 200 ribu pengguna.

“Kini tren belanja barang preloved tidak lagi dipandang sebelah mata oleh sebagian besar konsumen,” ujar Samira.

Dengan konsep ini Tinkerlust pun mampu menarik investor dari Merah Putih Inc, anak perusahaan dari GDP Venture. Menurut Samira, investasi ini dimanfaatkan untuk engineering, produk serta supply chain dan meningkatkan pengalaman belanja dari pelanggan. Mereka juga menyediakan layanan penyewaan gaun lewaf fitur Tinkerjoy, layanan rental berbasis subscription.

Tinkerlust turut menjadi mitra Jakarta Fashion Week 2020 dan menggandeng 3 desainer kenamaan Tanah Air yaitu Jenahara Nasution, Alexalexa, dan Hakim Satrio serta Riyam Handayani, untuk mengangkat konsep upcycling fashion lewat pagelaran “A Story of Second Chances”.

Samira dan Aliya mengungkapkan, segmentasi pengguna Tinkerlust adalah perempuan berusia 29 sampai 35 tahun dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Hal ini mendorong mereka untuk terus mengedukasi, terutama mengenai sustainable fashion, yaitu efek yang dihasilkan dari produksi pakaian tersebut terhadap lingkungan.

“Kami ingin membuka mata masyarakat tentang membeli barang-brang yang sustain. Apalagi belakangan makin banyak pelaku fesyen yang terdorong menciptakan karya yang ramah lingkungan,” kata Samira.

Oleh karena itu, Samira dan Aliya sepakat tak lagi menjadikan item preloved sebagai fokus utamanya, Tinkerlust kini mengajak brand lokal yang memiliki visi dan misi sejalan untuk menjual produknya di website Tinkerlust.com.

“Tinkerlust ingin menciptakan ruangan fesyen yang lebih sustainable dengan memberikan edukasi kepada konsumen setia kami lewat kolaborasi dengan brand lokal yang memiliki koleksi ramah lingkungan,” kata Samira.

Bersama 14 brand lokal pertama ini, Tinkerlust akan menggelar serangkaian acara yang diawali oleh virtual fashion show. Lalu diikuti oleh Fashion Talks Show.

“Local Heroes menandai langkah awal dari strategi baru ini untuk menjadikan Tinkerlust sebagai fashion platform yang menerapkan sustainable fashion secara menyeluruh. Kami sangat optimis ke depannya akan lebih banyak lagi brand-brand yang memiliki visi sejalan untuk bergabung dengan kami. Harapan ke depannya Tinkerlust dapat menjadi pionir sustainable fashion platform di Indonesia sekaligus bisa memberikan dampak sosial yang positif,” pungkas keduanya.

 

=======================

Samira Shihab

Aliya Amitra

 

======================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version