youngster.id - Layanan kesehatan dari para medis untuk mereka yang mengalami penurunan kondisi kesehatan dan menjalani perawatan di rumah alias homecare sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi jumlah pasien yang harus mengalami perawatan terus bertambah. Berkat dukungan teknologi, layanan homecare pun semakin terjangkau.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah orang tua akan meningkat sebanyak 48,2 juta jiwa. Bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun berpotensi terkena penyakit kronis. Perawatan karena penyakit kronis bisa berlangsung tahunan dan kerap memengaruhi semangat dan psikologis pasien serta keluarga yang merawat. Perawatan homecare dengan tenaga perawat profesional untuk mendampingi pasien di rumah bisa menjadi solusi.
Dengan homecare, pasien mendapat perawatan yang lebih nyaman dibandingkan di rumah sakit sehingga akan memengaruhi kesehatannya. Keuntungan lain dari homecare yaitu tenaga medis yang bertugas fokus memberikan seluruh perhatiannya pada sang pasien. Selain itu, anggota keluarga bisa terlibat secara aktif dalam merawat pasien.
Belakangan ini, kebutuhan akan layanan homecare kian meningkat. Namun, tidak mudah mencari tenaga medis berkualitas, sepenuh hati, dan efisien. Merespon fenomena ini, hadir platform LoveCare, yang menggabungkan perawatan yang profesional dan teknologi digital untuk memberikan layanan kesehatan di rumah yang transparan dan terintegrasi bagi masyarakat.
Susan Nio, Co-founder, President Director & CTO LoveCare mengatakan platform ini hadir berangkat dari kebutuhan di masyarakat.
“Perawatan di rumah bisa menjadi salah satu dukungan semangat terbesar bagi pasien, namun demikian dibutuhkan tenaga medis profesional yang bisa mendampingi pasien di rumah. Dengan adanya layanan homecare yang terpercaya, ini dapat menjadi solusi bagi pasien yang ingin dirawat di rumah,” jelas Susan saat ditemui youngster.id belum lama ini di Jakarta.
LoveCare merupakan aplikasi layanan homecare yang berbasis teknologi. Lewat aplikasi ini masyarakat bisa mendapatkan layanan homecare dengan lebih mudah.
“Kami melihat minat dan pentingnya pelayanan berkualitas untuk pasien pasca-perawatan rumah sakit. Untuk mencapai perawatan homecare yang baik, perlu integrasi dan kolaborasi antara perawat yang profesional, dokter penanggung jawab pasien, dan teknologi. Setiap kondisi pasien harus tercatat dengan baik, agar dapat dimonitor oleh dokter. Teknologi ini akan mengurus dari A sampai dengan Z. Mulai dari pemesanan perawat, sampai dengan rekam medis pribadi pasien, yang semuanya berbasis online. Dengan begitu pasien mendapatkan layanan homecare terpercaya dengan mudah,” jelas Susan.
Lewat aplikasi ini masyarakat bisa memesan jasa perawatan dari perawat junior hingga senior untuk jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan. Semua tarif perawatan juga bisa dilihat lengkap di aplikasi ini. Diklaim Susan, saat ini telah bergabung 6 perawat premium dan 30 lebih perawat reguler yang melayani masyarakat yang membutuhkan.
Dari Pengalaman
Susan mengungkapkan aplikasi LoveCare menggabungkan sentuhan manusia dan teknologi digital untuk memberikan layanan kesehatan yang transparan dan terintegrasi bagi setiap klien.
“Jadi mulai dari proses pemesanan, pembayaran, penjadwalan, hingga pelaporan semua dilakukan secara online dan dapat diakses kapan pun dan dari mana pun. Selain itu, melalui aplikasi LoveCare, pihak dokter juga dapat ikut memonitor perkembangan dari kondisi vital tubuh pasien, seperti tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, laju pernapasan, dan tingkat rasa sakit. Dengan demikian, respon dan pelayanan yang diberikan pada klien akan lebih efektif dan efisien,” paparnya.
Menurut Susan, dibutuhkan perasaan yang peka dalam menjalankan platform ini. Aplikasi ini digagas oleh Veronica Tan, DR. Dr. Carmen S.Y. Jahja, Annette Anhar, Susan Nio, Dr. Venita Eng, dan Renold Sutadi pada 2019. Aplikasi layanan homecare ini berangkat dari pengalaman para founder yang memiliki pengalaman dalam merawat orang terkasih yang sakit.
“Inspirasi LoveCare karena semua founder di LoveCare pernah memiliki pengalaman pahit ketika ada keluarga kami yang sakit tetapi kesulitan mendapat perawat. Veronica dan saya memiliki pengalaman sama, ayah kami terkena kanker. Dengan pengalaman itulah kami terpikir untuk membangun aplikasi yang dapat membantu mereka yang punya pengalaman sama dengan kami,” ungkap Susan.
Susan juga sebelumya melakukan penelitian tentang scheduling di rumah sakit sehingga dia yakin dapat menerapkan layanan yang terintegrasi di Indonesia melalui aplikasi. Hal ini dinilai dapat lebih efisien dan bisa membantu masyarakat yang memerlukan perawatan di rumah.
Oleh karena itu, berbeda dengan layanan lain, LoveCare memilih perawat medis yang teregistrasi dan telah menjalani pelatihan khusus. Mereka juga melakukan seleksi ketat baik secara psikologi maupun medis. Menurut Susan, langkah itu diambil agar mereka dapat memberi pelayanan kepada pasien secara komprehensif dan menyeluruh.
“Perawat kami juga berada di bawah pengawasan dan terus berkoordinasi dengan dokter sehingga setiap perkembangan pasien dan terapi pasien terpantau dengan baik. Nilai yang kami tanamkan bagi perawat LoveCare adalah fokus untuk merawat pasien seutuhnya sebagai individu dan bukan hanya berfokus pada penyakitnya saja, sehingga mengutamakan kualitas hidup dan kenyamanan. Kami harap perawat kami terus dapat menjadi sahabat dan bagian dari keluarga yang dipercaya oleh para pasien,” paparnya.
“Teknologi ini akan mengurus dari A sampai Z. Mulai dari pemesanan perawat, sampai dengan rekam medis pribadi pasien yang semuanya berbasis online. Dengan begitu pasien mendapatkan layanan homecare terpercaya dengan mudah,” tambahnya.
Tantangan dan Antisipasi
Diakui Susan, tentunya dalam membangun aplikasi homecare ini tidaklah mudah. Masih banyak tenaga medis yang enggan ikut serta menjadi tantangan tersendiri di awal platform ini didirikan. Namun dengan pendekatan persuasif yang dilakukan oleh para founder dan tim di LoveCare, tantangan tersebut dapat dilaluinya.
“Tantangannya mungkin kepada stigma dari perawat yang takut untuk menjadi perawat homecare. Karena seolah-olah image-nya jelek, kalau menjadi perawat homecare itu seperti asisten rumah tangga. Tantangan itu yang kami alami di awal, saat mengajak para perawat untuk bergabung di platform ini. Cuma kami mengingatkan lagi kepada mereka kalau jadi perawat itu pekerjaan mulia. Dan dengan menggunakan aplikasi, kredibilitas mereka jadi terangkat. Dan itu membuat mereka mau bergabung,” kisah Susan.
Apalagi melalui aplikasi mereka bisa melihat layanan apa yang bisa diberikan. Misalnya melakukan injeksi, atau pemasangan cateter. Dengan demikian, para perawat lain jadi tahu bahwa perawat homecare pekerjaannya sama dengan apa yang dilakukan di rumah sakit. “Kami juga memberi edukasi dan pelatihan pada mereka mengenai etika, termasuk cara mereka menyapa pasien,” ujarnya lagi.
Meski belum lama diluncurkan, namun pemesanan layanan LoveCare terus meningkat. Untuk mengantisipasi itu, menurut Susan, mereka akan berkolaborasi dan membangun kemitraan.
“Kami sadar bahwa standar kami cukup tinggi. Tapi dengan terus bertambahnya permintaan membuat pasien waiting list sehingga kami sangat menghargai itu. Jadinya kami akan mencari mitra homecare yang sudah ada, tetapi yang juga memenuhi standar kami,” imbuhnya.
Terkait harga jasa layanan medis profesional yang tersedia di platform LoveCare terdapat dua jenis yakni premium dan reguler. Dimana untuk harganya masing-masing layanan tentunya bervariasi.
“Untuk harga bervariasi, tergantung pasiennya mau layanan yang mana. Mau premium atau yang reguler. Kalau untuk harga LoveCare reguler harganya bervariasi, tergantung perawatnya dipatok berapa harganya. Hitungannya gini aja, untuk harga perawat yang paling tinggi selama 12 jam kerja, hitungannya Rp 500 ribu minimal 3 hari menggunakan jasa perawatnya dan lengkapnya mengenai harga ada di website kami,” ungkapnya.
Ia mengaku, pengembangan yang telah disiapkan tentunya datang dari berbagai pihak yang menginginkan LoveCare agar lebih banyak dalam memberikan pelayanan untuk kebutuhan masyarakat yang membutuhkannya.
“Kami lagi senang banget, sejak LoveCare berdiri selama lebih dari setahun, sekarang banyak perusahaan lain yang ingin bekerjasama seperti The Lab, asuransi, mereka meminta agar pelayanan yang diberikan lebih banyak. Misalkan ada pasien butuh ambil darah tapi nggak bisa ke rumah sakit, dengan adanya The Lab ini kami bisa menyediakan. Itu mungkin yang akan menjadi pengembangan kami ke depan,” ucap Susan.
Selain membuka dan memberikan tambahan penghasilan bagi perawat di Indonesia. Susan berharap, hadirnya LoveCare dapat memberikan peluang baru bagi Indonesia dapat mengirimkan tenaga medis profesional ke negara Asia Tenggara lain seperti Jepang yang menjadi target ke depan platform ini.
“Kami ingin melayani sampai seluruh Indonesia. Itu impian kami. Bahkan sampai keluar negeri. Hal itu sangat mungkin, jangan sampai Indonesia hanya bisa kirim TKI terus ke negeri orang, tapi juga kirim profesional ke sana. Jadi kenapa kami menggunakan aplikasi, agar para perawat di seluruh Indonesia bisa apply,” ucap Susan.
Mereka menargetkan dapat mengirimkan tenaga medis profesional ke luar negeri, termasuk ke Jepang yang banyak membutuhkan tenaga medis profesional.
“Didoakan aja memang kami arahnya kesana, makanya seleksi kami cukup ketat. Karena stardar itu belum pernah ada sebelumnya, jadi kami yang membuat standar tersebut. Dan, memang banyak perawat yang kaget melihat standar yang tinggi yang kami berikan ini dan harus konsisten karena impian kami bukan hanya sebatas ini tapi juga bisa mengangkat harkat dan martabatnya perawat dan memberikan lapangan pekerjaan yang lebih besar dengan profesional,” pungkasnya.
========================
Susan Nio
- Tempat Tanggal Lahir : Pontianak, 12 November 1988
- Pendidikan Terakhir : S2,Master of Science Digital Business Enterprise Management, Liverpool University, UK
- Usaha yang dikembangkan : Membuat aplikasi Layanan Kesehatan (healthtech)
- Nama Aplikasi : LoveCare
- Mulai Usaha : 2019
- Jabatan : Co-founder, President Director & CTO
- Jumlah Tim : 6 orang
- Jumlah Perawat : 6 orang Premium, dan Reguler lebih dari 30 perawat
- Prestasi : The Best Student UK, 2018
======================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post