Teguh B. Ariwibowo : Bangun Startup Fintech Untuk Atasi Beban Masyarakat

Teguh B. Ariwibowo, Founder & CEO Pinjam.co.id (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

youngster.id - Teknologi digital mendorong lahirnya model bisnis baru, salah satunya teknologi keuangan atau financial technology (fintech). Inovasi ini tidak saja menyediakan layanan finansial yang lebih efisien tetapi juga membuka akses keuangan ke masyarakat lebih luas.

Belakangan ini fintech menjadi populer di Indonesia. Hal itu seiring dengan meluasnya penggunaan Internet dan smartphone, sehingga ada kebutuhan untuk melakukan transaksi keuangan secara online. Perusahaan rintisan (startup) di bidang fintech pun bermunculan. Salah satunya adalah Pinjam.co.id, yang didirikan Teguh B. Ariwibowo.

Pinjam.co.id ini menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan terjangkau bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan perorangan dengan mengembangkan platform digital dan membuka akses keuangan melalui mitra pinjam.

Pinjam.co.id melayani nasabah melalui produk gadai dalam jaringan (online) dan pinjaman usaha. Hingga saat ini layanan Pinjam.co.id telah memiliki anggota lebih dari 30 ribu orang dan membantu lebih dari 2.000 pelanggan pada tahun 2016.

Teguh juga aktif menginisiasi komunitas Indonesia Fintech Forum, sebuah komunitas yang bertujuan mengembangkan ekosistem fintech di Indonesia. Selain itu, Teguh juga dipercaya menjadi Wakil Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo).

Kiprah pria kelahiran Malang, 5 Desember 1989 ini dalam mengembangkan ekosistem fintech di Tanah Air mendapat apresiasi dari pihak luar. Antara lain, Forbes Asia menempatkan ia dalam daftar The 30 Under 30 Asia: Finance & Venture Capital. Teguh juga dinobatkan sebagai Top Fintech Asia 100 Leaders oleh NextMoney, dan Top 63 Fintech Influencer in Asia.

Sejatinya, startup Pinjam ini didirikan Teguh dengan membawa visi empowering business, yakni semua nasabah usaha mikro, kecil, menengah, dan perseorangan haruslah maju berkembang dengan adanya kemudahan akses terhadap modal dan sejalan dengan misi sosial terkait kebermanfaatan bagi masyarakat luas.

“Kehadiran Pinjam.co.id untuk menawarkan produknya berupa gadai online atau nasabah dapat melakukan gadai hanya bermodalkan koneksi internet dari smartphone dan laptop. Jadi kemudahan seperti inilah yang kami terapkan di bisnis kami,” jelas Teguh kepada Youngsters.id.

Menurut Teguh, pemilihan IT business atau bisnis berbasis teknologi yang dikembangkannya ini karena melihat pembangunan infrastruktur teknologi akan terus dilaksanakan sehingga ada potensi pengguna teknologi juga akan meningkat kedepannya.

“Selain tarif biaya pinjaman yang ringan dengan jangka waktu yang dapat ditentukan sendiri sesuai kebutuhan pelanggan, Pinjam.co.id ini juga memberi kemudahan lain berupa layanan antar-jemput. Barang jaminan akan kami jemput dan antar kembali oleh kurir kami, orang tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Seseorang juga dapat mengantar baragnya ke kantor pelayanan kami atau mitra operator yang telah ditunjuk resmi untuk bertransaksi langsung dan menemui juru taksir,” jelasnya.

 

Dari Pengalaman

Tercetusnya ide Pinjam.co.id bermula dari pengalaman pribadi Teguh sebagai wirausaha muda pemula terkait pengelolaan arus kas (cashflow). Hal itu ditambah dengan masalah yang dia saksikan saat berkunjung ke Pasar Beringharjo Yogyakarta.

“Jadi ketika aku berkunjung ke Beringharjo, di situ aku melihat ada praktik pinjam-meminjam antara pedagang dengan tengkulak. Pedagang yang membutuhkan modal mereka harus meminjam ke tengkulak, misalnya, sebesar Rp 100 ribu. Lalu sore harinya mereka mengembalikan sebesar 110 ribu. Aku miris melihat keadaan itu, karena pinjam uang selama 12 jam harus bayar bunga 10%. Padahal, jika uang Rp10 ribu itu dikumpulkan bisa meningkatkan taraf hidup pedagang. Paling tidak, beban bunga pinjaman kepada tengkulak bisa meningkatkan usaha mereka. Tetapi begitu aku bertanya sama pedagang kok kalian mau meminjam uang kepada tengkulak? Jawabannya singkat, saat dibutuhkan tengkulaknya ada dan transaksinya mudah, no hustle,” ungkapnya.

Melihat kondisi itu alumni Universitas Airlangga Surabaya itu tergerak untuk membantu masyarakat yang punya kesulitan semacam itu. “Mereka ini (pedagang) visible, tapi non bankable. Makanya sasaran utama Pinjam.co.id adalah membuka akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat yang selama ini belum dan tidak mendapatkan akses ke layanan keuangan formal (unserved market),” jelas Teguh.

Sebagai generasi yang melek teknologi ia yakin dengan perkembangan teknologi saat ini tentu banyak memberikan kemudahan, salah satu kemudahan itu adalah yang kini ditawarkan melalui cara yang dikembangkan sebagai layanan jasa keuangan.

“Karena kalau aku lihat selama ini masih banyak kendala untuk mengakses layanan jasa keuangan, misalnya sedikitnya toko fisik di sekitar masyarakat atau kesibukan yang menghalangi. Dengan membawa platform teknologi pada jasa keuangan. Aku berharap hadirnya Pinjam.co.id bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat,” tegasnya.

Meski sebelumnya telah memiliki usaha Viola, Teguh mengakui bukan hal yang mudah membangun startup berbasis teknologi keuangan. Bahkan dia harus mengorbankan apartemen pribadinya untuk membangun bisnis ini.

“Modal awalnya sebesar Rp 1 milyar. Saat itu aku harus menjual apartemen untuk mendirikan perusahaan ini,” kenangnya sambil tersenyum.

Namun Teguh meyakini bahwa sesuatu hal baik yang dilakukan, tentu akan ada hasil baik pula yang bisa diperolehnya. Alhasil, sejak berdiri  tahun 2015 lalu, kini perusahaan rintisannya itu telah memiliki nasabah sebanyak 30 ribu dan 2000 pelanggan.

“Bagi orang awam yang ingin kenal dengan kami, Pinjam.co.id ini melayani nasabah melalui produk gadai dalam jaringan (online) dan pinjaman usaha. Hingga saat ini layanan Pinjam.co.id telah memiliki anggota lebih dari 30 ribu orang dan membantu lebih dari 2.000 pelanggan pada tahun 2016,” klaim Teguh.

 

Melalui startup financial technology (fintech) Pinjam.co.id yang dikembangkannya, Teguh B. Ariwibowo ingin membantu mengatasi masalah keuangan masyarakat (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

 

Tantangan

Selain nasabah dan pelanggan yang terus bertambah, selama 2 tahun berdiri kini Pinjam.co.id sudah memiliki sebanyak 100 karyawan. Dan dalam waktu dekat akan menambah sebanyak 50 orang lagi untuk melayani 100 titik di wilayah Jabodetabek. “Paling tidak ditahun kedua ini ada peningkatan jumlah karyawan sekitar 150 sampai 160 orang,” ujarnya.

Namun, saat disinggung berapa nilai omset per bulan yang diperolehnya, Teguh masih enggan membeberkannya.

“Pokoknya kami bersyukur dengan hasilnya. Yang jelas ada kenikmatan lain yang bisa aku rasakan atas usaha yang kini ditekuni, yakni dapat meringankann beban masyarakat. Karena ini masih terhitung kecil jumlahnya, soal omset mohon maaf aku belum bisa menyebutkan berapa totalnya,” kilah Teguh.

Toh, diakui Teguh, masih banyak tantangan dalam mengembangkan Pinjam.co.id ini, terutama dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Di antaranya infrastruktur keuangan yang belum memadai sehingga dibutuhkan produk yang sesuai, budaya penggunaan uang tunai, edukasi serta regulasi.

Selain itu, peta persaingan fintech yang semakin ketat. “Tetapi seiring bertumbuhnya perusahaan fintech sudah ada rules-nya masing-masing dan arah bermainnya mereka mau ke mana. Kompetitor itu buat kami sebagai penyemangat. Yang jelas, perbankan selalu memerlukan jasa pelayanan seperti kami. Sebab dari regulasi yang sudah ada, tidak mungkin mereka bisa semua untuk meng-handle-nya karena adanya regulasi tersebut,” ungkapnya.

Untuk pengembangan usaha, Pinjam.co.id saat ini telah bekerjasama dengan kantor pos terdekat di wilayah DKI Jakarta. Langkah ini dilakukan untuk memperluas wilayah usaha. “Selain ada cabang baru pastinya, nanti kami juga akan memperluas wilayah usaha ke kota lain, seperti Bandung, Surabaya maupun kota lainnya. Sementara untuk saat ini kami memamg sedang fokus dulu di wilayah Jakarta dan berbenah agar bisa mencapai perluasan wilayah pemasaran kami di kota yang lain,” terang Teguh.

Teguh juga menerapkan konsep kemitraan. “Setiap mitra punya potensi untuk menjadi agent of change untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia, baik menjadi penyalur pinjaman bagi masyarakat maupun sebagai edukator, konsep kemitraan diharapkan mampu membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat,” ujarnya.

Kunci dari semua masalah itu, kata Teguh, adalah keinginan mendengar dan beradaptasi. “Kunci perkembangan usaha adalah keinginan mendengar dan beradaptasi. Sebagai alternatif solusi di masyarakat, seorang entrepreneur dituntut terus berusaha untuk peka terhadap kebutuhan masyarakat dan terbuka dengan inovasi-inovasi baru untuk produk kami,” pungkasnya.

 

 ==========================================

Teguh B. Ariwibowo

Prestasi                       :

==============================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version