youngster.id - Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah cara dunia bekerja. Perilaku pengguna dan konsumsi media telah mengambil jalur yang sama sekali berbeda, berkat internet. Perubahan ini telah memaksa pemasar untuk mengikuti dan beradaptasi. Bahkan periklanan tidak lagi terbatas pada saluran tradisional.
Internet telah mengubah lanskap periklanan. Pada awal 90-an, investasi dalam iklan digital nol. Namun selama bertahun-tahun, pada tahun 2025, periklanan digital diperkirakan akan melampaui US$ 500 miliar di seluruh dunia.
Menurut data dari eMarketer, hingga tahun 2018, keadaan industri periklanan digital di Asia Pasifik menempatkan Indonesia sebagai negara dengan total belanja media tertinggi, bahkan melampaui Tiongkok dan Singapura. Keadaan ini diproyeksikan akan terus berkembang, dan terbukti pada 2019, pengeluaran Indonesia untuk digital advertising berbasis smartphone mencapai Rp 37 triliun.
Peluang bisnis ini, mendorong bermunculan perusahaan-perusahaan periklanan baru yang berfokus pada media digital. Salah satunya adalah Mulai.com yang didirikan oleh Tommy Hartono dan Fellyani pada Juli 2020.
Dijelaskan Tommy, Mulai.com menghubungkan bisnis dengan netizen dalam sebuah sistem misi, dimana netizen dapat melakukan aktivitas digital maupun fisik yang diminta oleh bisnis dengan imbalan hadiah.
“Jadi setelah Netizens menyelesaikan misi, tim internal kami dan klien akan mengotentikasi keabsahan partisipasi misi tersebut dalam waktu kurang dari 48 jam,” jelas Tommy kepada youngster.id.
Pria kelahiran Jakarta, 27 Maret 1991 ini menjelaskan, sistem ini bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kalangan milenial. Pasalnya, masyarakat selain bisa menikmati konten digital yang diberikan oleh bisnis, mereka juga akan mendapatkan reward.
“Jadi selain mereka bisa menikmati konten digital yang diberikan oleh bisnis, mereka mendapat hadiah jika menyelesaikan misi yang diminta oleh bisnis. Mungkin ini yang menjadi salah satu manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat luas dengan hadirnya usaha ini,” kata Tommy.
Akibat Pandemi
Sesungguhnya, startup Mulai.com lahir akibat kondisi pandemi. Awalnya, bisnis ini adalah bagian dari proyek marketing dari bisnis daur ulang bernama Scrapiro, startup yang mengajak masyarakat untuk terlibat dalam platform daur ulang.
Kegiatan marketing Scrapiro yang dikerjakan Tommy dan Fellyani ini adalah mengajak masyarakat digital untuk menggunakan aplikasi dan beraktivitas di dalam ekosistem Scrapiro.
Namun kegiatan Scrapiro akhirnya terhambat akibat pandemi Covid-19. “Saat pandemi banyak anggota Scrapiro kami yang terpapar virus membuat kami menghentikan sementara bisnis Scrapiro. Untuk menjaga keberlangsungan tim kami melakukan sejumlah proyek, salah satunya adalah Mulai.com,” ungkap Tommy.
Ternyata proyek Mulai.com ini kemudian malah berkelanjutan. Tommy mengakui ada banyak potensi yang dapat digali dari bisnis digital marketing ini. Pasalnya, Mulai.com memiliki model bisnis dalam bentuk Business to Business to Customer (B2B2C). “Kami mencoba menghubungkan bisnis dengan calon customer melalui sistem misi berhadiah,” ujarnya.
Menurut Tommy, dari riset selama 3 bulan yang dilakukan paralel dengan promosi media sosial untuk Scrapiro dampak dari misi berhadiah ternyata besar. Cara ini dinilai sangat efektif terutama dalam mendukung perkembangan usaha rintisan ini agar semakin dikenal. “Dari situlah kami melanjutkan riset pada program marketing ini,” katanya.
Sistem misi yang digunakan Mulai.com sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Di luar negeri banyak aplikasi yang menerapkan konsep menawarkan para pengguna hadiah. Sayangnya, kemudian banyak pengguna jadi ragu karena kesulitan dalam menarik hadiah yang ada.
“Awalnya ada efek ragu dari pengguna awal kami. Mungkin karena ada sistem misi yang mirip Mulai.com dari aplikasi di luar negeri yang mengiming-imingi pengguna dengan hadiah namun saldonya sulit untuk ditarik. Namun setelah kami beritahu sistem kami secara mendetail, akhirnya apa yang kami tawarkan dapat diterima dengan baik,” ungkap Tommy.
Di sisi pebisnis, Mulai.com menerapkan sistem subscription dan sistem iklan berbasis kredit dan sistem subscription yang dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Misalnya untuk startup sebesar Rp 50 ribu per bulan, untuk bisnis Rp 100 ribu per bulan dan untuk agensi Rp 500 ribu per bulan.
“Jadi dengan sistem iklan berbasis kredit adalah sistem top up seperti Google Adwords, dimana subscriber kami dapat membuat sebuah isi dengan imbalan (cost per acquisition),” ujarnya.
Pendekatan Sosial
Tommy mengklaim, Mulai.com memiliki keunggulan dalam hal akses privasi yang sangat minimal. Jika banyak aplikasi sejenis meminta banyak sekali akses media sosial pengguna maka Mulai.com meminimalisir akan hal itu.
“Selain itu sistem withdrawal dan verifikasi interaktif baik internal kami maupun bisnis sangat jelas. Metode pemasaran ini menjadi pembeda sekaligus keunggulan kamu yang tak dimiliki oleh usaha sejenis,” kata Tommy menegaskan.
Namun, diakui Tommy, bisnis yang diluncurkan ditengah kondisi Pandemi Covid-19 tidaklah mudah. Tommy mengaku, pertumbuhan bisnis Mulai.com sempat mengalami penurunan sangat tajam. Hal itu karena porsi pengeluaran klien untuk promosi terpaksa harus dikurangi besar-besaran.
Tommy juga mengakui, mereka tidak memiliki koneksi yang cukup ke agensi digital yang berpeluang menjadi klien. Tantangan lain adalah pada SDM, karena proses digital dalam perekrutan membuat jadi kurang sense of touch untuk mengidentifikasi tim yang tepat.
“Jadi kami banyak sekali melakukan trial and error. Sehingga, kondisi ini membuat loyalitas juga menjadi tantangan besar. Karena biasanya saya melakukan meeting fisik dengan tim untuk membentuk sebuah rasa kebersamaan, sekarang mostly pekerjaan kami melalui Zoom. Jadi rasa kebersamaan ini menjadi lebih sedikit,” cerita Tommy.
Di sisi lain, agar bisnis ini lebih dikenal masyarakat, Mulai.com pun terus melakukan pendekatan sosial khususnya untuk kalangan milenial. “Kami banyak bergabung dengan komunitas lokal untuk mendapatkan traksi pada bagian user. Sedangkan untuk traksi revenue, kami banyak bergabung dengan komunitas startup atau bisnis dan agensi digital sebagai media promosi,” ungkapnya.
Langkah awal Mulai.com ternyata mendapat sambutan positif. Bahkan, tim Mulai.com terpilih sebagai sebagai salah satu dari 70 Startup yang mengikuti Program ActCelerate dari program DailySocial yang disponsori oleh SiCepat & Mcash.
Tommy mengaku, sejak dihadirkan usaha rintisan ini antusias serta keingintahuan masyarakat tentang Mulai.com sudah dapat dirasakan. “Masyarakat antusias untuk menyelesaikan misi setelah kami informasikan sistem kerja Mulai. Kami juga sudah mendapat beberapa kontak langsung dari beberapa agensi digital untuk menjadi mitra agensi,” kata Tommy.
Menurut Tommy, rata-rata usia pengguna Mulai.com berkisar 18 – 32 tahun. Tommy bersyukur, Mulai.com kini telah digunakan oleh sebanyak 1.100 lebih pengguna aktif. Rupanya, Program Member get Member Mulai.com dimana member dapat mengundang pengguna baru dan baik member maupun pengguna baru mendapatkan hadiah sebesar Rp. 5.000 menjadi fitur menarik dan andalan.
“Dengan modal awal sebesar Rp 500 juta, kini omset perbulan yang bisa kami dapat sebesar Rp 16 juta per bulan,” ujar Tommy.
Tommy berharap, bisnis ini dapat terus berkembang dan menargetkan bisa mencapai Rp 30 juta revenue bulanan sebelum tahun baru 2022.
“Tidak bisa dipungkiri, kami lumayan beruntung mendapatkan nama bisnis yang sangat mudah diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Mulai.com masih sangat agile, jadi secara product market fit, kami juga masih terus berinovasi. Jadi saya percaya persaingan dalam inovasi sangat bermanfaat bagi kemajuan industri digital Indonesia,” pungkas Tommy.
=====================
Tommy Hartono
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Maret 1991
- Pendidikan : Sarjana Computer Scurity And Network Administratition, Edith Cowan University, Australia
- Usaha yang dikembangkan : Membuat aplikasi untuk pemasaran digital
- Nama Aplikasi : Mulai.com
- Mulai Usaha : Juli 2020
- Jabatan : CEO & Co-founder
- Pengguna : sekitar 1.100 pengguna aktif
- Jumlah Karyawan : 5 orang
Prestasi :
- Startup Weekend BSD 2019,
- China-ASEAN Smart City Competition,
- Pertamina Youthpreneur 2020,
- Menjadi Nyata Startup Competition
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post