youngster.id - Saat ini adalah masa yang sangat meriah untuk industri komik Indonesia. Dengan perkembangan teknologi, komik kini dapat dinikmati tidak hanya dalam bentuk cetak tetapi juga digital. Bahkan karya komik bisa berkolaborasi dengan game dan produk merchandise. Peluang ini ditangkap oleh Caiyo.
Industri kreatif di Indonesia merupakan satu dari sekian faktor yang menjadi penggerak perekenomian nasional. Pada 2018 kontribusi industri kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 1.105 triliun, dan diproyeksikan di 2019 mencapai lebih dari Rp 1.200 triliun.
Salah satu subsektor yang mendukung pencapaian itu ialah aplikasi dan pengembang permainan serta pengembangan hak cipta atau Intellectual Property (IP). Dalam lima tahun ke depan, pangsa pasar industri ini ditargetkan mencapai 20% dari saat ini baru 0,4% atau di urutan ke-16 dunia.
Meski potensi ini besar, tetapi harus diakui pasar industri game masih dikuasai impor. Industri game lokal baru menyumbang 0,2% dari pendapatan game di Indonesia. Untuk bisa berkontribusi dalam perputaran roda ekonomi negara, berbagai cara dilakukan. Salah satunya dengan kolaborasi. Seperti langkah yang dilakukan oleh Agate dan Caiyo yang melahirkan platform Memories, aplikasi game visual novel lokal pertama.
“Dengan adanya kolaborasi melalui platform visual novel lokal pertama ini adalah agar dapat membantu meningkatkan ekosistem penulis dan pengembang game serta meningkatkan daya saing di pasar global,” ungkap Victorio Primadi, CEO dan Founder Caiyo kepada youngster.id saat ditemui belum lama ini di Jakarta.
Menurut Victorio, potensi pasar Indonesia yang sangat besar telah memikat banyak pengembang industri game untuk hadir di sini. “Kami yang mulai industri IP di Indonesia tidak ingin tinggal diam. Kami ingin membangun kembali kekuatan lokal dengan spirit kolaborasi. Jika tidak nanti kita akan kalah dengan invasi dari luar,” ucapnya.
Sebelumnya, Caiyo dikenal sebagai platform komik digital lewat Ciayo Comics. Sampai saat ini, Ciayo Comics telah menjadi salah satu platform komik digital dengan format webtoon favorit yang berasal dari Indonesia sejak pertama dirilis tahun 2017.
Berkembang pesat dalam kurun 2 tahun terakhir Ciayo Comics bukan hanya menyediakan wadah bagi para komikus lokal untuk berkarya, Ciayo Comics juga sudah menarik lebih dari 30 juta pembaca setiap bulannya.
Tak hanya itu, menurut Victorio, platform digital memberi banyak peluang bagi sebuah karya untuk diadaptasi menjadi game, merchandise hingga film. “Kehadiran platform digital menjadi pelengkap yang semakin memperkaya industri komik di Indonesia,” ujarnya.
Jatuh Bangun
“Perkawinan” antara industri komik dan dunia digital membawa angin segar bagi para pelaku kreatif. Melalui platform digial, mereka punya kesempatan besar untuk merangkul lebih banyak pembaca, sekaligus menghapus jarak antara komik dan pembaca.
Bagi Victorio, perjalanan untuk dapat mengawinkan kedua produk itu cukup panjang. “Saya memang punya passion pada komik dan game sejak kecil. Bahkan, saya belajar secara otodidak tentang developer game dan menggambar komik,” ungkap pria berusia 31 tahun itu.
Kemudian bersama rekannya Borton Liew mereka mendirikan Caiyo, sebuah perusahaan teknologi yang menggabungkan developer dan ilustrator untuk membangun platform virtual social.
Caiyo pun diluncurkan pada ajang Popcon Asia 2016 sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk dapat mengekspresikan diri, mengeksplor aktivitas serta berinteraksi dengan sesama pengguna melalui konten ilustrasi visual yang seru dan menyenangkan.
“Waktu itu kami berharap melalui Ciayo pengguna internet di Indonesia aktif bersosialisasi dalam dunia maya tanpa perlu khawatir menjadi diri sendiri. Sebagaimana social media yang lain, user akan diarahkan membuat akun di platform. Setelah mendaftar, user bisa membuat avatar wajah sesuai karakter yang diinginkan,” ungkapnya.
Namun setelah berjalan, bisnis itu dirasa kurang sesuai. “Orang Indonesia ternyata lebih senang tampil dan narsis, sehingga bisnis ini kurang berkembang. Akhirnya kami memutuskan untuk pivot ke platform komik digital. Apalagi kami punya banyak sumber daya manusia di bidang ilustrator,” ucapnya.
Akhirnya, di penghujung 2016 mereka melahirkan Caiyo Comics. Hal ini juga didukung oleh investor mereka yaitu, Dragon Capital Center. Ternyata, langkah pivot ini cukup tepat. Nama Caiyo sebagai platform komik digital dengan cepat dikenal orang. Diklaim Victorio, aplikasi Caiyo langsung diunduh oleh 1,5 juta pengguna, dengan total pembaca setiap minggu mencapai lebih dari 4 juta.
“Kami percaya sebagai produk kreasi anak-anak muda, Caiyo menjadi pilihan segar bagi para pengguna internet di Indonesia. Khususnya pecinta dan pembuat komik,” ujarnya.
Sayangnya di tengah perjalanan, rekannya Borton memutuskan meninggalkan Ciayo sehingga Victorio harus berjalan sendiri. “Passion saya memang di sini. Jadi saya tetap ingin membesarkan ini menjadi lebih matang,” ujarnya.
Untuk itu Victorio berani melangkah dengan mengembangkan jaringan Ciayo sampai ke Jepang. Bersama dengan Volcano Inc, anak perusahaan dari YARD Ltd, mereka mendirikan joint venture baru secara lokal, yaitu Dragon Digital Japan, Inc. Dan ini membawa brand Ciayo pada Mei 2019 ke Tokyo, Jepang.

Kolaborasi
Menurut pria kelahiran Jakarta, Ciayo Tokyo menjadi awal realisasi dari visi Ciayo Corp untuk mempromosikan konten kreatif Indonesia agar dapat bersanding di pasar internasional. Selain itu, juga untuk membuka kesempatan bagi industri kreatif di Indonesia berkolaborasi dengan industri kreatif di Jepang.
“Selain tentunya Jepang adalah pencipta manga dan salah satu negara dengan industri game yang sudah sangat maju. Saya yakin Ciayo Corp dapat menjadikan Jepang sebagai inspirasi untuk mengembangkan komik dan game di Indonesia,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dia berharap dengan kehadiran Ciayo Tokyo juga membuka kesempatan bagi pelaku kreatif di Indonesia untuk memproduksi konten dari Jepang.
“Kami berharap dengan adanya Ciayo Tokyo akan menjadi jembatan penghubung dan memperlancar hubungan kerja sama Indonesia dengan para pengusaha kreatif di Jepang. Terutama yang berhubungan dengan animasi, komik, dan game,” katanya penuh semangat.
Tak berhenti di komik, kini Caiyo mengembangkan studio developer games lewat Ciayo Games. Menurut Victorio, pengembangan bisnis dilakukan karena melihat perkembangan pasar game yang bertumbuh sangat pesat. “Kami tidak ingin kalah dengan invasi pengembang game dari luar,” ujarnya.
Games pertama mereka adalah CHIPS: Monster Tap yang berhasil menjadi finalis Indonesia Game Contest oleh Google Play dan The Best Mobile Game of The Year oleh POPCON Asia 2017. Dan kini di awal 2020, bersama Agate Studio mereka merilis game visual novel Memories.
Victorio berharap adanya kolaborasi melalui platform ini dapat membantu meningkatkan ekosistem penulis serta meningkatkan daya saing para penulis di Indonesia untuk mampu bersaing di pasar global.
“Besar harapan kami industri game dan komik lokal dapat semakin besar dan dikenal dunia. Demikian juga dengan kekayaan intelektual lokal lebih mendapat apresiasi dan dukungan sehingga bisa meraih pasar yang lebih luas lagi,” pungkasnya.
======================
Victorio Primadi
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 31 tahun lalu
- Usaha yang dikembangkan : Membuat platform komik digital
- Nama Usaha : PT Dragon Capital Center (Ciayo Corp)
- Mulai Usaha : 2016
- Jabatan : Co-founder & CEO
=======================
STEVY WIDIA