Toto Suharto : Program Bosch IoT Hackathon Dorong Anak Muda Indonesia Cerdas Digital

Toto Suharto, Managing Director PT Robert Bosch Automotive (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia masa kini. Hampir semua lini kehidupan bersentuhan dengan teknologi. Tak sekadar menggunakan, anak muda Indonesia didorong untuk bisa menghadirkan berbagai solusi bagi lingkungan dan sosial berbasis teknologi.

Salah satu perkembangan teknologi yang sedang berkembang adalah Internet of Things (IoT). Memiliki lebih dari 140 juta pengguna internet, Indonesia bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT bernilai sangat tinggi. Bahkan, pada tahun 2022 mendatang, diprediksi ekosistem bisnis IoT di Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 444 triliun.

IoT sendiri merupakan salah satu kemajuan teknologi kunci guna mendukung implementasi industri 4.0 di Indonesia yang sebagai  inisiatif untuk membantu mewujudkan visi negara menjadi salah satu dari sepuluh besar ekonomi dunia.

Seiring dengan itu, generasi muda yang merupakan bonus demografi bagi Indonesia harus dapat menguasai teknologi ini. Melihat potensi ini, Bosch selaku perusahaan penyedia layanan dan teknologi global, menggagas kompetisi pengembangan solusi IoT bertajuk: Bosch IoT Hackathon.

Untuk ajang ini Bosch bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asosiasi IoT Indonesia, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Tak sekadar kompetisi, kegiatan ini juga membahas berbagai topik, seperti smart manufacturing, smart mobility, dan smart city. Tujuannya agar kalangan muda dan mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai tantangan yang saat ini dihadapi Indonesia dalam bidang IoT.

General Manager, PT Robert Bosch Automotive Toto Suharto, mengungkapkan Bosch turut berupaya menemukan solusi IoT lokal baru di bidang smart manufacturing, smart mobility, smart cities, smart agriculture atau aquaculture, serta solusi yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Para pemenang dari kompetisi ini akan diundang menghadiri dan mempresentasikan proyek mereka di ajang Bosch Connected World 2020 di Berlin, Jerman.

Apa sesungguhnya yang ingin dicapai oleh Bosch melalui ajang Bosch IoT Hackathon ini? Simak wawancara Wartawan youngster.id Fahrul Anwar dengan Toto Suharto :

 

Apa tujuan yang ingin dicapai Bosch melalui kompetisi ini?

DNA dari perusahaan kami adalah inovasi. Untuk itu penelitian, pengembangan serta sebagian besar hasil dari bisnis kami dipergunakan untuk riset dan development. Kami lihat di Indonesia memiliki potensi yang besar terkait inovasi dan kreatifitas, sehingga kami tergerak untuk memberikan sarana kepada generasi muda yang antusias ini untuk memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia. Jadi melalui kompetisi ini kami menumbuhkan, mempromosikan dan mendukung inovasi anak-anak muda yang cerdas digital dengan menantang mereka untuk mengembangkan solusi IoT menggunakan Bosch IoT Hackathon 2019.

Apa yang membedakan Bosch IoT Hackathon dengan kompetisi sejenisnya?

Kompetisi berformat hackathon ini menantang peserta untuk secara berkelompok saling berpacu menyusun dan mengembangkan ide sampai ke model bisnisnya. Kemudian mempresentasikannya di hadapan tim juri hanya dalam waktu 60 jam.

Tetapi kami tak sekadar mengadakan kompetisi tetapi juga memberikan bimbingan secara teknis dan bisnis. Makanya kami memberikan training kepada mereka terkait business innovation. Sebelum puncak kompetisi, Bosch menjalankan rangkaian ‘Road to Hackathon’ di Surabaya, Jakarta, dan Bandung untuk membahas berbagai topik, seperti smart manufacturing, smart mobility, dan smart city. Tujuannya agar kalangan muda dan mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tantangan yang saat ini dihadapi Indonesia dalam bidang IoT.

Kompetisi ini memang baru pertama kali diadakan di Indonesia, dan kami akan coba membimbing mereka membuat produk. Kalau kami secara perusahaan sudah biasa membuat produk. Nah dari situ, kami share knowledge, akses ke teknologi dan kami mencoba membimbing mereka bagaimana membuat sebuah bisnis melalui suatu produk pada satu solusi.

 

Toto Suharto bersama dengan para pemenang Bosch IoT Hackathon 2019 (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Berapa jumlah rata-rata peserta yang mendaftar di Bosch IoT Hackathon pertama ini?

Di kompetisi perdana ini yang mendaftar ada 50 proposal. Lalu kami saring menjadi 20 peserta untuk melakukan wawancara hingga akhirnya terpilih 10 tim yang hadir di acara final yang diselenggarakan di Surabaya. Tetapi dari awal kami sudah memberikan mereka bimbingan.

Bimbingan apa saja yang diberikan kepada para peserta?

Kami memberikan bimbingan teknis terkait dengan business model innovation. Selama puncak kompetisi hackathon berlangsung seluruh finalis bekerja dengan dibekali Bosch XDK, platform pembuat prototipe berbasis sensor yang dilengkapi perangkat keras dan lunak untuk pemrograman dan konfigurasi yang cepat. XDK menggabungkan beragam sensor MEMS dengan microcontroller. Prosesor ARM Cortex M3 mampu menganalisis, memproses dan mentransmisikan data sensor yang mereka butuhkan. XDK mudah dihubungkan dengan perangkat lain seperti PC atau perangkat seluler, melalui USB, Bluetooth atau jaringan nirkabel. Karena ukurannya yang kecil dan sudah termasuk baterai, XDK dapat dipasangkan pada objek dengan berbagai ukuran. Dengan demikian, para finalis bisa dengan mudah beradaptasi dalam menggunakan Bosch XDK tanpa kendala teknis yang berarti, agar dapat fokus mengembangkan gagasannya.

Apa saja ide dan gagasan yang muncul melalui kompetisi ini?

Beragam gagasan mereka antara lain sistem untuk memonitor pengolahan biji kopi, alat pakan ikan otomatis, sensor pendeteksi vibrasi dan suhu mesin pabrik, dan sistem pemetaan polusi udara perkotaan.

Apa yang diperoleh pemenang kompetisi ini dari Bosch?

Jadi pemenangnya akan kami berikan akses teknologi, berikan bimbingan secara kontinyu untuk mengembangkan produk. Dan, mereka juga memiliki akses kepada ahli-ahli kami yang ada di perusahaan, baik itu ahli IT, ahli pengembangan produk, ahli hardware-software. Selama mereka membutuhkannya kami akan selalu mencoba support.

Bagi tim pemenang berhak menerima anggaran proyek serta bekerja secara kolaboratif dengan Bosch guna mengevaluasi komersialisasi dan potensi pasar dari ide-ide mereka. Selain itu, tim akan diundang menghadiri dan mempresentasikan proyek mereka di ajang Bosch Connected World 2020 di Berlin, Jerman.

Akankah ide dari para peserta akan diwujudnyatakan oleh Bosch?

Setelah terpilih para finalis memiliki waktu 24 jam untuk bekerja dengan para pakar industri dari Bosch untuk secara lebih lanjut mengembangkan model bisnis mereka sebelum sesi pemilihan pemenang. Kami menyiapkan sarana untuk membuat ide dan solusi mereka benar-benar menjadi sebuah produk yang dapat dipasarkan.

Kalau memang produk tersebut bagus dan bisa dibuat berkualitas, kami akan pasarkan juga secara global.

 

Para peserta Bosch IoT Hackathon 2019 berfoto bersama dengan jajaran manajemen PT Robert Bosch Automotive (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Apa kesulitan dari penyelenggaraan kompetisi ini?

Acara ini membutuhkan effort yang besar, baik dari segi waktu, biaya dan juga keseriusan kami. Tentunya saya yakin bahwa ini baru awal dari aktifitas Bosch terkait dengan inovasi di Indonesia, khusus yang diperuntukkan bagi kalangan anak muda.

Sebenarnya ide-ide yang masuk di kompetisi ini bagus semua. Kami sangat kesulitan memutuskan untuk memilih pemenang. Akhirnya kami memilih 2 pemenangnya yang terbaik yang kami ingin bimbing secara fokus dan kontinyu. Pasalnya, kedua pemenang yang kami pilih ini, idenya mirip dengan strategi Bosch untuk mengembangkan bisnis di bidang IoT dalam hal pertanian.

Jadi, selain kami maju di bidang otomotif, industri consumer goods, home appliances kami sekarang mencoba buka bisnis di bidang perkebunan, pertanian dan perikanan. Makanya kedua pemenang ini sudah cukup cocok untuk di-support Bosch tentunya, dan sesuai bisnis strategi juga. Di sini kami mengakomodasi bahwa produk yang terpilih sesuai harapan mereka dapat dipasarkan nantinya sesuai apa yang mereka harapkan.

Apakah hasil dari kompetisi ini sudah seperti yang diharapkan oleh Bosch?

Kami ingin dapat menyatukan para digital natives untuk beradu ide di ranah IoT guna memecahkan problematika di Indonesia. Terutama yang berkaitan dengan manufaktur pintar, mobilitas pintar, kota pintar, agrikultur pintar serta solusi IoT untuk peningkatan kualitas lingkungan.

Langkah Bosch ini diharapkan dapat mendorong anak-anak muda Indonesia yang kreatif dan inovatif untuk mengeksplorasi solusi Indonesia yang unik, dan yang terpenting, mengubah ide-ide mereka menjadi solusi yang terhubung untuk masa depan.

Selain itu, harapan kami, lewat kompetisi ini, akan lahir produk atau layanan IoT yang orisinal dan khas bagi masyarakat Indonesia. (Fahrul Anwar/SW)

Exit mobile version