youngster.id - Kehadiran sosok master of ceremonies (MC) adalah bagian penting dalam pengelolaan event, baik entertainment, brand, korporasi maupun sektor-sektor lain. Bahkan, MC turut andil dalam membangun sebuah brand image. Tak heran jika MC telah menjadi bisnis yang menggiurkan.
Peluang ini yang dilirik oleh Alicia van Akker. Dia melihat bahwa dunia MC tak sekadar profesi sesaat, tetapi telah memiliki kedudukan tersendiri di masyarakat. Dan layak untuk dikelola dengan profesional dan memiliki standar kompetensi yang mumpuni.
Untuk itu gadis muda ini mendirikan Rumah MC (RMC) & Co, sebuah bisnis managemen bagi para MC profesional. “Passion saya memang di dunia public speaking terutama MC. Ini adalah wadah manajemen untuk para MC profesional,” kata Alicia kepada Youngsters.id.
Menurut Alicia, banyaknya event dan kegiatan di masyarakat yang membutuhkan kehadiran MC. Dan ini merupakan peluang bisnis yang baik. Hanya saja, dia tak ingin sekadar menyediakan MC yang asal-asalan. Alicia ingin menepis anggapan banyak orang bahwa MC adalah suatu pekerjaan yang mudah, karena menurut anggapan mereka hanya sekedar mengantarkan acara demi acara, sesuai dengan susunan acara.
Bagai Alicia, anggapan semacam itu sebenarnya salah. Pasalnya, lancar dan tidaknya suatu acara dan keselarasan perpindahan dari satu acara ke acara berikutnya, sangat tergantung pada kepiawaian MC dalam memandu acara. Dengan kata lain MC adalah ujung tombak ketika acara berlangsung yang dapat mendramatisasi suasana, sesuai dengan karakter acara yang dipandunya
“Lewat RMC, kami menfasilitasi masyarakat dengan para MC profesional yang memiliki standar dan karakter sesuai dengan kebutuhan setiap event dan kegiatan,” jelas gadis kelahiran Jakarta, 13 September 1989 itu.
Standar Kompetensi
Alicia mendirikan RMC pada 18 November pada 2012. Ketika itu dia masih kuliah semester akhir di GICI Business School. Berbeda dengan manajemen bisnis serupa, sejak awal Alicia menetapkan standar khusus pada RMC. Para MC yang ingin bergabung harus memiliki karakter yang baik dan minimal memiliki 100 jam terbang. “Standar ini menjadi nilai dan karakter tersendiri bagi para MC yang bernaung di bahwa RMC,” ujar Alicia.
Standar itu dia tetapkan berdasarkan pengalaman mengelola beberapa event. Dia bercerita, pernah ada MC yang salah menyebutkan sponsor. Ada juga MC yang karakternya tidak sesuai dengan brand image dari klien. “MC profesional harus punya standar kompetensi yang mumpuni sehingga event yang dilaksanakan dapat berlangsung sukses dan tepat sasaran,” katanya.
Langkah itu ternyata tidak mudah. Bahkan, Alicia harus menanggung konsekuensi RMC hanya memiliki sekitar 10 talent.
Namun gadis berdarah Belanda ini tetap idealis. Dia terus mengembangkan RMC menjadi one stop service dari berbagai kegiatan yang menyangkut MC dan public speaking. Bahkan mengelola komunitas MC yang beranggotakan sekitar 2.000 orang.
Kemudian pada tahun 2014, Alicia mendirikan Academy Royal Master of Ceremonies (ARMC). Di lembaga pendidikan ini, Alicia berbagi ilmu mulai dari menghadapi klien, membuat rundown, hingga kontrak kerja. Bahkan murid ARMC, selain mendapatkan ilmu dan praktek langsung sebagai MC, juga akan mendapatkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk MC yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu setiap peserta dikenakan biaya Rp 3 juta – 4 juta.
Alicia sadar kalau langkah ini dapat menciptakan banyak pesaing bagi dirinya. Tetapi dia tidak merasa terancam. “Saya bisa membuat seseorang menjadi MC profesional, itu berarti saya teruji dan terbukti bagus dong. Kalau muridnya bagus, orang akan tanya siapa gurunya. Kadar keberhasilan saya adalah apakah murid-murid saya berhasil apa tidak. Jika mereka gagal berarti saya gagal,” ucapnya tenang.
Lewat akademi ini dia berharap dapat berkontribusi bagi kemajuan negeri. “Ini adalah salah satu cara saya untuk berkontribusi bagi negeri ini, lewat mencetak MC profesional berstandar kompetensi di seluruh negeri,” tegas Alicia.
Tak berhenti sampai di sana, Alicia juga menyebarkan ilmu public speaking lewat video tutorial yang dapat diunduh secara gratis. Lagi-lagi dia tidak takut tersaingi. “Ada begitu banyak event dan acara di seluruh Indonsia. Lagipula setiap orang punya karakter masing-masing yang tidak dapat ditiru orang lain. Jadi meski resepnya sama, hasilnya akan berbeda,” ucapnya yakin.
Mimpi Baru
Sesungguhnya demi dunia MC Alicia rela meninggalkan pekerjaan yang mapan. Dia mengak, sudah terjun ke dunia kerja sejak lulus SMA. Beragam pekerjaan pernah dijalani, untuk dapat membiayai kuliah sendiri. Mulai dari jadi karyawan butik, hingga bekerja di perusahaan ekspor impor sawit dijalaninya. “Ketika teman-teman saya sedang sibuk hura-hura dan jalan-jalan, saya sudah bekerja di kantor. Dan itu saya jalani demi mengejar cita-cita,” kenangnya.
Sampai akhirnya Alicia jatuh cinta pada dunia public speaking, dan MC. Dia pun melepaskan pekerjaan dan membangun RMC. Akibatnya ia sempat tidak mendapat restu orang tua demi menjalankan passion itu.
“Mungkin ketika itu orang tua pemikirannya saya menyia-nyiakan pekerjaan saya yang sudah mapan demi mengejar profesi MC yang belum terlihat hasilnya. Namun sekarang saya bisa membuktikan kepada mereka bahwa itu tidak sia-sia,” ungkap putri tertua dari dua bersaudara itu.
Selain RMC, Alicia juga adalah founder dari Femme Indonesia, Rawit Academy dan 2 Sister Company EnglishCode District dan Creachi Lab. Aneka kegiatan itu membawanya jadi pemenang utama UnStoppablePassion yang diselenggarakan oleh FWD Life Indonesia.
Kecintaan Alicia pada dunia MC tidak ada matinya. Dia aktif menggelar festival public speaking, dan mendirikan majalah yang membahas tentang public speaking. Tak hanya itu, dia juga terus menambah ilmu dengan mengikuti kursus untuk MC kenegaraan dan internasional.
“Saya punya mimpi baru, yakni menjadi MC untuk acara kenegaraan dan internasional. Saya ingin suatu saat akan bisa tampil di depan Presiden di seluruh dunia,” ucapnya penuh harap.
===============================
Alicia Van Akker
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 September 1989
Pendidikan : Lulusan Jurusan Bisnis di GBS – STIE GICI Business School
Usaha :
- Rumah MC & co (2012)
- Academy Royal Master of Ceremony (2014)
Modal : –
Profit Manajemen MC : 30 % dari fee/job
Profit Academy RMC : 25% batch
===============================
STEVY WIDIA
Discussion about this post