Alwin Sasmita : Hasilkan Produk Sepatu “Terpuji”

Alwin Sasmita, Co-founder & CEO PT Sepasang Kaki Manja (SEJI) (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Produk kreatif buatan anak negeri sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Salah satu yang menonjol adalah produk sepatu. Indonesia patut berbangga memiliki segudang merek sepatu lokal. Tak hanya model dan harga, kualitas dari sepatu lokal juga boleh diadu dengan merek impor.

Naiknya pamor sepatu lokal tidak terlepas dari aksi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang kerap mengenakan merek sepatu lokal di berbagai kesempatan. Hal ini mendongkrak kepercayaan masyarakat akan merek sepatu lokal, terutama generasi milenial dan gen z yang mengekspresikan diri melalui penampilan.

Peluang ini yang ditangkap Alwin Sasmita yang melahirkan merek sepatu SEJI pada akhir 2018. Alwin meyakini bahwa produk besutannya itu mampu bersaing dengan produk mancanegara. “Saya yakin bahwa kualitas produk lokal mampu bersaing dari produk luar dan patut di apresiasi oleh masyarakat Indonesia,” kata Alwin kepada youngster.id.

SEJI merupakan sepatu yang terbuat dari suede dan synthetic leather yang cocok dikenakan sehari-hari. Menurut Alwin, SEJI menggunakan teknik vulkanis dan bahan canvas sebagai upper, dan mengutamakan bahan kulit (leather, suede, dan PU). Sedang untuk model, sepatu ini terinspirasi tren sepatu internasional.

Tak heran, nama merek ini juga “internasional” karena diambil dari bahasa Jepang yang berarti compliment alias terpuji. “Kami ingin produk SEJI tampil sebagai merek Indonesia dengan kualitas internasional karena didukung oleh material  dan terpuji,” ujar Alwin.

Meskipun modelnya masih terbatas, tetapi merek lokal SEJI cukup diketahui banyak orang. Pasalnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pernah memakainya.

“SEJI mengutamakan differentiation dari segi penggunaan material pada footwear kami. Jika mayoritas merek lokal menggunakan bahan canvas dan vulkanis, maka SEJI menggunakan sole inject dan upper leather yang erat dengan image ‘quality’ dan ‘luxury’. Ini yang membuat produk kami unggul dari produk lain,” klaim Alwin dengan bangga.

 

Kebutuhan Fesyen

Alwin mengungkapkan, dia memutuskan mendirikan usaha rintisan produk sepatu lokal ini karena melihat kebutuhan fesyen dari anak muda masa kini. Produk costum dan berkualitas menjadi pilihan untuk eksistensi diri.

Hal ini yang menjadi dasar SEJI untuk hadir sebagai produk sepatu lokal yang punya daya saing. Alwin menjelaskan, di awal dia bersama patners founder melakukan riset pasar, riset produk dan tren.  “Kami ingin produk yang kami luncurkan dapat bersaing dan diakui kualitasnya,” kata pria kelahiran Jakarta, 25 Juli 1990 itu.

Merek SEJI yang berada di bawah bendera PT Sepasang Kaki Manja dirikan Alwin bersama rekan-rekan yang punya kemampuan di bidang manufaktur, pemasaran dan logistik. “Kami anggap kolaborasi sangat penting tujuannya untuk usaha ini bisa semakin berkembang perjalanan bisnisnya ke depan,” imbuh Alwin.

Dari kemitraan itu terkumpul modal awal sebesar Rp 450 juta yang menjadi awal pembuatan hingga penampungan inventori. SEJI menerapkan model bisnis dalam bentuk Direct to Consumer (D2C). “Jadi setelah proses R&D dan manufaktur, penjualan dilakukan secara direct to consumer dan sebagian kecil secara wholesale ke rekan-rekan distributor terpilih,” jelas Alwin.

Alwin menyebut permasalahan di awal yang seringkali ditemui adalah saat proses sampling produk. Dimana diperlukan komunikasi yang cukup intensif dari pihak manufaktur dan brand owner dan designer. Akan tetapi, dengan komunikasi intensif yang selama ini dilakukan kedua belah pihak, maka kendala dan tantangan yang datang itu dapat diatasi.

“Permasalahan seringkali ditemui saat proses sampling produk, dimana diperlukan komunikasi yang cukup intensif dari pihak manufaktur dan brand owner dan designer. Kadangkala diperlukan kompromi antara design dan hasil akhir produk. Namun tetap diusahakan hasil akhir 90% menyerupai design dan ekspektasi awal,” ungkap Alwin.

Selain itu, lanjut Alwin, pihaknya terus mencari jalan keluar dari setiap kendala yang datang di dalam manajemen SEJI. Termasuk untuk menghadapi persaingan usaha, perlu inovasi dan selalu menawarkan sesuatu yang berbeda di setiap produknya.

“Pastinya inovasi dan riset menjadi kunci dalam mencari peluang yang tepat untuk pengembangan SEJI. Selalu menawarkan sesuatu yang berbeda, misalkan teknologi atau material baru, dan mempertahankan kualitas craftmanship yang ada. Semua itu untuk meraih pasar agar lebih unggul selangkah dari persaingan usaha sejenis yang selama ini ada,” ucapnya.

Alhasil, SEJI mampu membukukan penjualan 400 pasang sepatu setiap bulan dengan harga jual berkisar Rp 295 ribu hingga Rp 345 ribu per pasang. “Sebagai perusahaan, kami tetap menggunakan rumusan dasar perdagangan. Margin bersih yang kami kenakan per produk rata-rata 20-25%,” ungkapnya.

Diakui Alwin, masa pandemi saat ini merupakan masa yang sulit dimana buying power masyarakat menurun. Akan tetapi hal tersebut malah dijadikan sebagai tantangan untuk lebih kreatif lagi dan mengeksplorasi bagaimana caranya meyakinkan masyrakat agar dapat membeli produk SEJI.

 

sepatu SEJI
Dengan selalu inovatif dan kreatif, SEJI pun mulai dilirik banyak konsumen. Kini, rata-rata sepatu SEJI terjual lebih dari 400 pasang setiap bulannya (Foto: @officialseji)

 

Jasa Influencer

Alwin menuturkan, di masa pandemi seperti sekarang, pihaknya juga belajar untuk memaksimalkan era digital, dari marketing strategy dan presentasi produk, mulai dari foto, campaign dan cerita yang disajikan untuk masyarakat.

Menurut Alwin, penggunaan digital marketing dan jasa influencers vital bagi pertumbuhan merek dan usaha ini agar bisa terus berkembang dan berkelanjutan. “Karena kami sadar bahwa Indonesia sangat terpengaruh oleh sosial media, hal ini jgua mempengaruhi strategi pemasaran kami yang intensif di kanal tersebut. Penggunaan digital marketing dan jasa influencers vital bagi pertumbuhan merek dan usaha ini,” katanya.

Selain itu, untuk memupuk awareness pada SEJI, maka perusahaan pun berkolaborasi dengan beberapa designer atau creative house. “Dari kerja sama ini SEJI mendapatkan improvement atau masukkan-masukkan dari sudut pandang baru, sehingga kami yakin bisa membawa impact pada konsumen. Khususnya konsumen baru,” ujar Alwin.

Lebih jauh, Alwin berharap kondisi yang tengah terjadi saat ini tidak membuat para pelaku usaha merek lokal ragu untuk terus berkarya. “Terus terang, apa yang saya sudah dapatkan selama ini tentu membuat saya lebih banyak belajar lagi dan lebih semangat untuk bangkit bersama-sama, terutama untuk menghadapi bisnis ini kedepannya,” pungkasnya.

 

=======================

Alwin Sasmita

======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version