Andi Nata : Awalnya Hanya Pedagang Kambing

Andi Nata, Founder dan CEO, PT Andinata Sumari (Raja Aqiqah) (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Entrepeneur itu harus punya kemauan yang kuat dan jeli melihat peluang. Dengan modal itu Andi Nata sukses menjadi entrepreneur di usia muda. Awalnya hanya pedagang kambing, kini bisnis Andi merambah ke bidang lain, seperti catering, properti hingga biro perjalanan. Omzet bisnisnya pun sekarang mencapai miliaran rupiah per bulan.

Bahkan, kini pemuda kelahiran Cirebon, 7 Januari 1989 ini tak hanya sibuk berbisnis. Bak rock star, hari-harinya disebutkkan dengan tur dan road show ke berbagai daerah, bahkan sampai ke mancanegara. Andi baru saja menyelesaikan tur 18 kota pada Desember 2015 bersama Kementerian Koperasi dan UKM. Di awal Januari 2016 ia juga menjadi pembicara seputar entrepreneur di Amerika Serikat.

Ya, Andi sekarang menjadi motivator untuk para pemuda dan pengusaha muda di seluruh Indonesia supaya mengikuti bisa jejaknya. “Saya selalu membagi ilmu kewirausahaan kepada khalayak banyak agar mereka bisa sukses dan bahagia di kehidupannya kelak,” ungkap Andi kepada Youngsters.id.

Berbagai penghargaan sebagai wirausaha muda memang menjadi daya tarik dan jaminan atas kesuksesan Andi. Dia pernah menjadi Pemenang Wirausaha Muda dalam program UI Young & Smart Entrepreneur Program 2009, Penerima penghargaan Wirausaha Sukses Bidang Usaha Peternakan Domba Garut dari kementrian koperasi dan UKM 2012, menerima Global Student Entrepreneur Award in Malaysia dan Washington DC 2013.

Usaha yang dibangunnya pada usia 20 tahun telah berkembang pesat. Dengan bermodalkan usaha dan tekad yang kuat dia berhasil membangun brand Raja Aqiqah. Lini bisnisnya tidak hanya peternakan kambing dan sapi, tetapi juga properti dan agen perjalanan haji dan umroh. Bahkan dia mulai menyalurkan dana tanpa jaminan untuk membantu para usaha kecil dan menengah.

”Selama punya kemauan untuk berusaha pasti ada jalan,” ucap Pengusaha Muda Tergila No.1 versi Kaskus 2013 dan 2014.

 

Jeli Melihat Peluang

Apa yang Andi dapatkan sekarang juga dimulai dari kemauan yang kuat. Kemauan yang kuat membuat dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk masuk Fakulas Teknik Mesin Universitas Indonesia.

Tak lama, keadaan ekonomi keluarganya memburuk. Sang ayah Sumari, seorang karyawan bengkel furniture mengalami kecelakaan dan memerlukan biaya pengobatan yang cukup besar. Keadaan itu membuat anak ketiga dari enam bersaudara itu harus putar otak. Dana yang dimiliki keluarganya tidak cukup untuk biaya pengobatan, sementara bila ayahnya berhenti bekerja maka tak ada pemasukan bagi keluarga.

“Waktu itu saya baru awal-awal kuliah. Untuk biaya kuliah saja saya mengejar beasiswa. Makanya ketika ada kejadian kecelakaan itu saya mikir kuliah sambil cari duit sebanyak-banyaknya. Pokoknya semua yang menghasilkan uang saya ikuti,” kisahnya.

Ia dengan jeli melihat berbagai peluang usaha. Dia sempat jualan donat kampung keliling kampus. Andi juga rajin mengikuti lomba mahasiswa mulai dari desain sampai karya ilmiah. Namun itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pengobatan sang ayah. Sampai akhirnya Andi menjadi pengajar bimbingan belajar untuk anak-anak SMA. Otaknya yang encer sejak SMA membuat dia dengan mudah mengajar Fisika dan Matematika. Dari sana Andi akhirnya bisa mendapat uang Rp 4 juta per bulan. Dengan uang itulah Andi berhasil membiayai pengobatan sang ayah.

Setelah ayahnya benar-benar sembuh, Andi mulai berpikir untuk memulai usaha guna membantu perekonomian keluarganya. Ia melihat peluang usaha pada peternakan kambing di kampung halamannya, Plered, Cirebon, Jawa Barat. Cerita pun dimulai: tahun 2008 Andi dagang kambing.

Dengan modal uang Rp 8 juta yang ia pinjam dari kerabatnya, Andi membeli lima ekor kambing, yaitu empat kambing betina dan satu kambing jantan. Ternyata tidak mudah, tiap tahun lahir dua ekor, tetapi tiap bulan mati satu. “Karena saya belum punya ilmunya,” ujarnya.  Tetapi dia tetap berusaha. Terinspirasi dari pengusaha yang sukses ia pun bekerjasama dengan berbagai peternak kambing dari berbagai daerah terutama dari Cirebon, Garut dan Wonosobo. Dari merekalah Andi belajar untuk mengembangkan usaha peternakannya.

Alhasil bisnisnya berkembang cepat, bahkan bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah. Apalagi pemuda yang aktif dalam berbagai komunitas ini membuat kepercayaan rekan-rekannya tumbuh untuk berinvestasi. Hasilnya, hingga akhir tahun 2009, peternakan milik Andi, yaiitu: Farm Maju Bersama, telah memiliki 258 ekor kambing dengan suntikan modal dari 20 investor dan meraup omzet hingga Rp 600 juta.

 

Andi Nata : Awalnya Hanya Pedagang Kambing (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)
Andi Nata : Awalnya Hanya Pedagang Kambing (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

 

Tidak Boleh Rakus

“Tapi justru jadi masalah. Waktu itu semua permintaan saya sanggupi. Akhirnya saya cari hewan kurban kemana-mana sampai istirahat kurang. Setelah itu saya ambruk dan sakit dua minggu. Dari situ saya belajar bahwa kita tidak boleh rakus dalam mengejar rezeki,” ungkap Andi.

Dia juga belajar bahwa penjualan kambing hanya ramai di saat Idul Adha. Andi mulai berpikir untuk mengembangkan bisnis dengan penghasilannya lebih stabil. Dan dengan jeli ia melihat peluang usaha catering aqiqah.  Dia tak segan belajar dari banyak kalangan,termasuk dari ibu penjual gulai langganannya. Tak hanya itu dia juga rajin keluar masuk gang di Depok untuk menempelkan brosur, memperkenalkan bisnis cateringnya itu. “Biar nggak malu, kalau memasang brosur pakai helm,” kenangnya sambil tertawa.

Usaha katering akikah dengan dapur di daerah Pancoran Mas, Depok ini bisa menerima pesanan 200-300 kambing per bulan. Menurut Andi, bisnis ini lebih menggiurkan daripada peternakan kambing. Oleh karena itu, mulai akhir tahun 2010, Andi pun fokus untuk membesarkan bisnis kateringnya. Sampai-sampai dia dijuluki “Raja Aqiqah”.

Lagi-lagi Andi tidak ingin berhenti sampai di sana. Pada tahun 2011, Andi mulai membesarkan usaha catering dengan investasi hingga Rp 150 juta. Alhasil daging hasil olahannya, selain laku untuk industri kuliner, untuk pesta akikah, juga sudah masuk hotel bergengsi sekelas Four Seasons. Dia juga mengubah peternakannya menjadi pengembangbiakan kambing.

“Kami mempunyai master plan lima tahun ke depan secara detil. Bisnis ada naik turun tetapi saya jalani saja tanpa mengeluh dan tetap positive thinking. Yang penting rezeki itu berkah, jadi terasa nikmatnya,” jelasnya.

Sejak 2013 Andi mengembangkan usaha peternakan untuk penggemukan sapi di areal seluas 8.000 m2, di Sawang Depok. Sukses itu juga mendorong Andi untuk menjajal bisnis properti pada tahun 2012. Dan, kemudian membuka bisnis biro perjalanan bernama ANS Travel. Semua di bawah payung PT Andinata Sumari.

“Saya selalu ingin mencari tantangan baru. Belajar dari kegagalan, jangan lalu putus asa. Belajar dan meningkatkan kemampuan diri itu penting demi mengembangkan usaha,” ucap Andi.

Lantaran sibuk mencari uang kuliah Andi sempat terbengkalai. Dia bahkan harus mengulang hingga 10 mata kuliah lagi. Namun dia tetap merasa perlu terus membekali diri dengan pendidikan. “Dengan kuliah lagi, saya bisa memperluas jaringan untuk mendukung bisnis,” ujar pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2011.

Selain itu, menurut Andi, ilmu yang dia peroleh di bangku kuliah dapat diaplikasikan di lapangan. Karena itu setelah menyelesaikan jenjang S-1, dia pun melanjutkan S-2 di Teknik Industri, UI. Kini, dia sedang mempersiapkan jenjang lebih tinggi lagi, yakni S-3 dengan mengambil konsentrasi ilmu manajemen, masih di universitas yang sama.

Ilmu yang dia dapat dari lapangan sebagai entrepreneur juga dibagikan kepada khalayak. “Saya belum puas dengan apa yang saya capai. Saya masih ingin terus mengembangkan usaha, bukan hanya untuk saya, tapi untuk menambahkan peluang kerja,” kata Andi yang ingin usahanya membawa berkah bagi sebanyak mungkin orang.

 

=====================================

Andi Nata

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 7 Januari 1989

Pendidikan  :

Info Grafis

Penghargaan:

==================================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version