Andre Yuliansyah : Meraup Untung Lewat Produk Minuman Kekinian

Andre Yuliansyah, Founder & CEO Dahagaku (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Bisnis food and beverage (F&B) memang banyak peminatnya karena punya banyak peluang dan menjanjikan keuntungan. Wajar jika bisnis sektor F&B setiap tahunnya menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Kreativitas dan inovasi pun terus lahir dari bisnis ini.

Presiden Joko Widodo menetapkan food and beverage sebagai salah satu bidang usaha yang diprioritaskan dalam proyek Making Indonesia 4.0. Hal ini dikarenakan imbas positif bisnis F&B yang besar bagi perekonomian Tanah Air.

Sumbangsih bisnis F&B bagi PDB Industri non-migas pada tahun 2018 sebesar 35,73%. Tren tersebut diprediksi akan naik. Meski demikian, ada banyak tantangan dalam era industri 4.0. Untuk itu, para pengusaha makanan dan minuman diminta untuk beradaptasi dengan iklim teknologi yang selalu berubah-ubah. Dengan pemikiran yang visioner serta skill yang dinamis, para pengusaha bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk terus mengembangkan usahanya.

Makanan dan minuman bisa menjadi pilihan para generasi milenial untuk membuka bisnis, misalnya dengan konsep street food atau membuka di rumah tanpa kedai.Alasannya, perubahan gaya hidup dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terus meningkat. Selain itu, dengan kreatifitas milenial bisa menciptakan sesuatu yang baru di industri ini.

Belakangan yang tengah hits di bisnis F&B adalah minuman kekinian. Sesuai namanya minuman ini memang digemari oleh generasi masa kini alias generasi milenial. Selain itu, minuman ini memang tampil beda mulai dari rasanya, bentuk penyajiannya, namanya, atau keunikan lainnya.

Dengan mudah deretan variasi minuman jadi hits dan kekinian, karena mudah tersebar melalui media sosial. Beberapa minuman kekinian itu pun jadi ladang usaha baru terutama anak muda. Salah satunya adalah Andre Yuliansyah, yang mencoba peruntungan di bisnis minuman racikan segar dengan nama brand Dahagaku.

“Beberapa tahun belakangan ini minuman jenis ini memang viral di media sosial. Saya melihat ini sebagai peluang bisnis yang kemudian saya wujudkan sejak 2 tahun lalu,” kata Andre Yuliansyah, Founder & CEO Dahagaku saat ditemui youngster.id di kawasan Cilangkap Tapos, Depok, Jawa Barat.

Menurut Andre, Dahagaku ini mulai berdiri pada awal 2018. Gerai pertama di kawasan Ciracas Jakarta Timur, dan yang kedua berlokasi di Cilangkap Tapos, Depok, Jawa Barat.

Disebutkan Andre, ada banyak pilihan minuman kekinian yang peminatnya pun cukup tinggi. Sebagai pertimbangan, dia memilih beberapa bisnis minuman kekinian dengan potensi cukup menjanjikan di Indonesia. Antara lain Milk Shake, Thai Tea, Smothie Stroberri- Mangga, Cokelat Ice Bland, Manggo Thai.

“Alhamdulillah selama 2 tahun kurang ini, variannya bertambah mulai dari coffee, Sari Boba, milk shake, terus sama minuman sari buah-buahan. Dan best seller-nya kami kasih nama ‘Kopi Tetangga’, bahannya selain menggunakan kopi dan suhu ditambah lagi dengan beberapa bahan lain seperti torani dan flat brey untuk mengentalkan kopi tersebut dengan tambahan gula aren,” ujar Andre.

 

Diklaim Andre, saat ini Dahagaku memiliki 2 gerai. Di gerai Dahagaku bisa terjual sebanyak 200 cup setiap harinya. Bahkan, di akhir minggu mereka bisa menjual hingga 350 cup. Omzet Dahagaku bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 38 juta per bulan. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Lapangan Kerja Baru

Andre mengaku tidak punya pengalaman di bisnis F&B sebelumnya. Namun seperti halnya anak muda lainnya, dia suka menjelajah kuliner bersama istri atau rekan-rekan kerjanya. Menurut Andre, dari referensi dan pengamatan di tempat yang sering mereka datangi itu dia mendapat inspirasi buka bisnis ini.

“Jujur saja, saya nggak ada pengalaman di bidang kuliner sebelumnya. Dulunya saya bekerja di bidang bordir komputer untuk sebuah percetakan selama hampir 10 tahun. Tapi karena saya orangnya nggak mau diam, akhirnya saya mencoba beralih di bidang kuliner ini,” ungkapnya.

Namun sebelum mengeksekusi usaha barunya ini, Andre sempat melakukan riset untuk mendapat tren minuman yang sesuai selera pasar. Dia juga belajar untuk mengolah racikan minuman segar dari rekan bisnisnya. Hanya dalam waktu 2 minggu dia sudah bisa mempersiapkan aneka rasa minuman.

“Setelah mendapat formula minuman minuman racikan ini, saya mempersiapkan perlengkapan pendukung lainnya dan tempat usaha. Hanya 2 minggu siap semua, lalu saya membuka usaha ini,” ungkapnya sambil tersenyum.

Andre mengaku mengucurkan modal sekitar Rp 45 juta untuk memulai usaha ini. Menurut Andre segmen pasar yang dituju adalah anak muda dengan rentang usia 7- 35 tahun. Harga juga disesuaikan dengan kantong pasar tersebut, yakni mulai Rp 5.000 untuk minuman seperti Thai Tea, Green Tea, Oreo dan Taro dan Rp 11.000 hingga Rp 15.000 untuk minuman kopi.

“Memang saya akui jenis produk yang saya jual ini sudah banyak di pasar. Cuma saya lakukan konsisten saja. Makanya, jualan saya nggak pernah libur, buka terus dari Senin sampai Minggu. Saya juga menjaga kepercayaan konsumen akan rasa, jangan sampai hilang. Itu yang saya tekankan pada para karyawan,” katanya.

Prinsip itu membuat usahanya disambut positif oleh masyarakat. Diklaim Andre, di satu gerai Dahagaku bisa terjual sebanyak 200 cup setiap harinya. Bahkan, di akhir minggu mereka bisa menjual hingga 350 cup. Omzet Dahagaku bisa mencapai Rp 30 juta hingga Rp 38 juta per bulan.

Hal lain yang membuat dia bersemangat dengan usaha kuliner adalah bisa membuka peluang kerja bagi mereka yang membutuhkan kerja. “Saya senang, selain berbisnis, juga bisa mengajak orang lain memiliki pekerjaan baru,” ujar Andre.

Andre juga tidak segan berbagi ilmu dengan para karyawannya. “Kalau sama karyawan saya sudah seperti teman. Saya ingin mereka belajar dan nanti bisa melebihi saya. Saya selalu share kalau ada ilmu usaha kepada mereka,” katanya.

 

Hal lain yang membuat Andre bersemangat dengan usaha kuliner adalah bisa membuka peluang kerja bagi mereka yang membutuhkan kerja. “Saya senang, selain berbisnis, juga bisa mengajak orang lain memiliki pekerjaan baru,” ujar Andre. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Program Menarik

Andre menilai dirinya masih sebagai pendatang baru di bisnis kuliner. Oleh karena itu dia tak terlalu mengkhawatirkan adanya persaingan usaha. Menurut dia, selalu berinovasi, melakukan program menarik serta melakukan pendekatan sosial secara humanis kepada setiap pelanggannya, menjadi cara yang efektif untuk meraih pasar.

“Kalau melihat persaingan usaha yang sama, ada banyak brand, saya mengupayakannya dengan memberi solusi yang terbaik dengan melihat moment,” ujarnya.

Dampak dari pandemi Covid-19, diakui Andre, turut mempengaruhi penjualan Dahagaku. Pembeli yang datang ke gerai pun berkurang jumlahnya setelah pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dilakukan di sejumlah wilayah Indonesia.

“Tentu saja selama ada wabah Covid-19 penjualan sempat menurun, karena masyarakat lebih memilih berdiam di rumah. Memang masih ada yang membeli meski langsung dibawa pulang. Sedang penjualan online baru disetujui di bulan Juni 2020,” ungkap Andre.

Namun Andre tidak berdiam diri. Untuk tetap menjaga pelanggan dia membuat aneka program promosi. Seperti program buy 1 get 1. Dia juga promosikan di media sosial. “Saya selalu mengajarkan karyawan untuk selalu berkomunikasi dengan pelanggan,” ujarnya.

Andre juga turut mendukung program pemerintah dalam mengurangi penggunaan berbahan plastik. Sayangnya, langkah itu ternyata berbuah complain. Selain itu, dia juga kesulitan menemukan produsen pendukung produk untuk program ramah lingkungan tersebut.

“Saya sempat membuat cup paper, cuma banyak komplen dari pelanggan. Begitu sampai di rumah, produk nggak bisa diminum karena bocor. Meski itu bisa mengurangi sampah plastik, tentu ini merugikan. Apalagi wadah ini menambah cost saya. Lagipula beberapa produk pendukung ramah lingkungan jarang tersedia,” katanya.

Kini usaha Dahagaku kembali  bergeliat. Menurut Andre, pihaknya sudah mempersiapkan berbagai strategi bisnisagar bisa bangkit kembali.

“Saya sudah mempersiapkan pengembangan bisnis. Bahkan gerai di Ciracas akan diperluas. Di sisi lain, saya berusaha untuk tetap konsisten dan tetap menjaga kualitas sehingga bisa terus memberikan kepuasan dan menjaga kepercayaan para pelanggan saya,” tutup Andre.

 

======================

Andre Yuliansyah

====================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version