youngster.id - Sebagai negara bahari, Indonesia tidak pernah kekurangan sumber daya laut, terutama dari perikanan. Bahkan 30% dari industri perikanan di Asia Pasifik berasal dari Indonesia. Potensi ini membuat INdonesia kaya dengan kuliner bahari. Agar bisa menjangkau pasar milenial, para pengusaha kuliner boga bahari pun berinovasi.
Laut yang luas dan sumber daya alam yang melimpah telah melahirkan aneka boga bahari yang begitu kaya di Tanah Air. Selain enak, boga bahari mengadung protein, asam lemak omega-3, serta vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh manusia.
Salah satu hidangan laut yang digemari adalah cumi-cumi. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang gurih membuat salah satu makanan laut ini menjadi menu favorit para pencinta seafood.
Dagingnya yang manis membuat cumi cocok diolah menjadi masakan apa saja. Bisa digoreng, direbus, atau dibakar. Selain memiliki rasa yang enak dan banyak disukai orang, cumi-cumi juga memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh kamu.
Manfaat konsumsi cumi-cumi yang pertama adalah untuk menurunkan kolesterol. Hal ini berkaitan dengan kandungan lemak sehat yang dimiliki oleh cumi-cumi. Dengan kandungan lemak sehat ini, cumi-cumi dapat menurunkan kolesterol tinggi, karena dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL). Setiap 100 gram cumi hanya memiliki kalori sekitar 75-85 kkal.
Selain itu, cumi-cumi dapat menjaga kesehatan kardiovaskular seperti jantung hingga pembuluh darah. Selain itu, lemak tak jenuh juga memiliki fungsi untuk menjadi sumber energi tubuh. Bahkan lemak tak jenuh juga dapat menyerap berbagai vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E, hingga vitamin K.
Belakangan ini kudapan berbahan cumi-cumi utuh dan renyah sedang popular, terutama di kalangan milenial. Peluang ini yang ditangkap oleh Anita Pandi, dengan mengibarkan bendera usaha Squid World yang menyajikan aneka jajanan kekinian berbahan utama cumi-cumi.
“Squid World hadir di tengah kondisi pandemi. Tapi kami yakin ketika seseorang mau berusaha maka rezeki pasti ada,” kata Anita kepada youngster.id saat ditemui di acara Festival Jajanan Kekinian PergiKuliner, di Jakarta.
Ya bisnis ini terbilang baru, karena dimulai pada pertengahan tahun 2020. “Bersyukurnya usaha yang berdiri di masa pandemi tentu sangat saya rasakan berkahnya. Jujur, dimana pada kondisi tersebut banyak sektor usaha yang merasa lesu bisnisnya tapi tidak dengan usaha Squid World ini,” ungkap Anita.
Squid World menyajikan kudapan khas berbahan utama cumi-cumi besar yang dipanggang dan disajikan dengan saos khusus yang dijamin kelezatannya. “Semua bahan selalu kami pastikan segar dan terjamin karena kami sudah punya supplier tetap,” ujarnya.
Berkat Pandemi
Ide usaha ini berangkat dari kecintaaan Anita pada traveling dan kuliner. Ketika semua kegiatan itu terpaksa berhenti dia pun tergerak untuk membuka usaha di bidang kuliner. Pilihan jatuh ke kuliner boga bahari (seafood), terutama cumi.
“Saya hobinya masak, dan saya mencoba buka usaha sesuai hobi. Kebetulan saya suka cumi, dan juga jajanan khas Taiwan. Apalagi adik ipar saya orang Taiwan, jadi menu seafood cumi ini kami ujicoba ke dia, sampai akhirnya mendapat rasa yang cocok dan sesuai dengan lidah orang Indonesia,” ungkap wanita kelahiran Jakarta, 6 Mei 1986.
Langkah ini semakin lancar karena mendapat dukungan dari rekannya yang adalah pemasok cumi-cumi. “Jadi kami only serve fresh and giant squid,” tegasnya.
Lulusan D3 Perhotelan Universitas Pelita Harapan Jakarta ini mengaku mesti mengucurkan dana sekitar Rp 50 juta sebagai moda awal untuk mengembangkan usahanya tersebut. Modal ini digunakan untuk membuka toko di kawasan Pancoran PIC Jakarta Selatan.
Anita mengaku usaha yang berdiri di masa pandemi ini membawa berkah bagi dirinya. Ketika banyak sektor usaha yang merasa lesu, tetapi usaha Squid World malah berjalan dengan baik.
Dalam enam bulan berjalan, bisnis ini berjalan lancar. Bahkan Anita mengaku, setiap hari mereka bisa mencapai penjualan hingga 70 porsi dan di akhir pekan bisa lebih dari 200 porsi dengan harga Rp 50 ribu per porsi.
“Jadi meskipun sekarang masa pandemi, orang tetap nggak berpengaruh mengeluarkan uang berapa aja untuk makan. Menurut saya, jika satu porsi makanan itu seharga Rp 100 ribu, kalau value makanan bisa tetap terjaga pasti tetap akan dibeli orang. Bahkan, saya tidak pernah mendapat komplain dari pelanggan karena yang saya sajikan di sini cumi yang besar-besar dan segar,” ungkapnya.
Untuk menu utama, Squid World menawarkan Beverage Squid dan Grill Squid dengan saus barbeque dan spicy. Jadi, bahan cumi segar dipanggang dengan baik lalu disajikan dengan saus sesuai selera konsumen.
Dengan menu khas Taiwan, maka pelanggan yang menjadi target konsumen Squid World adalah kalangan muda dengan rentang usia 10 – 40 tahun. “Mereka di usia seperti itu memang sedang dibutuhkan protein yang cukup bagi tubuh. Makanya produk kami kemas untuk segmentasi anak-anak muda,” ujarnya.
Namun dia tetap melayani segmentasi yang bukan seafood dengan menghadirkan olahan daging ayam. “Ini kami sediakan untuk mereka yang alergi atau menghindari hidangan laut, namun tetap ingin menikmati jajanan kekinian bersama. Selain itu, menu ini juga menjadi pengganti jika stok cumi kosong atau harga melonjak tinggi,” ujarnya.
Usaha Stabil
Usaha ini dijalankan Anita bersama sang suami. Sejauh ini dia mengaku omset bisnisnya telah berkembang hingga Rp 150 juta per bulan. Itupun terhambat dengan pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 di Jakarta. Bahkan dia belum melakukan promosi untuk usaha ini.
“Jujur untuk promosi melalui media sosial malah sama sekali belum pernah saya lakukan, karena saya belum memiliki tim untuk menangani hal itu. Tetapi saya mengandalkan produk yang selalu disajikan segar. Makanya usaha saya ini bisa stabil karena banyak pelanggan yang datang kembali dan jadi loyal,” ujarnya.
Di sisi lain, Anita mengaku tantangan terbesar saat ini adalah membangun tim yang solid, agar usaha bisa berkembang. “Tantangan saat ini adalah sumber daya manusia, terutama manajemen mereka agar solid. Karena ini kalau tidak dijaga akan menggangu iklim bisnis yang sudah berjalan,” ungkapnya.
Anita juga harus menghadapi persaingan usaha yang cukup ketat. Untuk itu, Anita mengaku mengandalkan menu yang unik dan jarang dimiliki pelaku usaha lain. “Kami terus inovasi dan pelajari apa yang sebenarnya dinginkan pasar, sehingga sebagai pelaku usaha saya bisa selalu memenuhi keinginan pelanggan dan bisa lebih maju selangkah dari kompetitor,” imbuhnya.
Tak cukup puas sampai di situ, Anita juga berencana melakukan pengembangan dalam bentuk memperbanyak offline store Squid World yang berlokasi di sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta.
“Melihat usaha yang menujukkan perkembangan positif selama ini, kami sedang berkonsultasi untuk melakukan pengembangan dengan cara frenchise. Kalau ada investor yang mau bergabung kami terbuka,” pungkasnya.
==================
Anita Pandi
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 6 Mei 1986
- Pendidikan : Diploma 3, Perhotelan Universitas Pelita Harapan Jakarta
- Usaha yang dikembangkan : Membuat resto seafood
- Nama Usaha : Squid World
- Mulai Usaha : November 2020
- Jabatan : CEO & Founder
- Modal : Rp 50 juta
- Omset : Rp 150 juta
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post